Ketua MUI Deli Serdang: Tolak Pendidikan Sekular & Liberal!
Penolakan terhadap pendidikan sekular dan liberal tersebut ditegaskan oleh Ketua MUI Deli Serdang Komisi pendidikan dan kebudayaan, Ustadz Rusli Ismail S.Ag saat menjadi pembicara pada pengajian akbar HTI Deli Serdang Sumut. Pengajian akbar bertemakan mewujudkan pendidikan murah dan berkualitas tersebut digelar pada ahad, 27 Mei 2007 di Masjid Nurul Ikhwan Tanjung Morawa. Acara ini dihadiri oleh para akademisi serta beberapa ormas Islam dan pengurus Badan Kemakmuran Masjid di Kota Tanjung Morawa.
Ustadz Rusli Ismail yang juga staf pengajar SMUN kota Lubuk Pakam tersebut menyatakan, bahwa pendidikan sekular dan liberal hanya menghasilkan SDM yang kurang bermoral dan minim penguasaan Iptek. Akar masalah dari kebobrokan pendidikan sekular tersebut adalah karena sistem negara yang tak berbasis pada akidah Islam sehingga pendidikan menjadi komersial dan kurang bermutu. “Upaya Hizbut Tahrir untuk menyadarkan umat dan membangun masyarakat berbasis akidah Islam patut didukung secara berjamaah,” Demikian tegas beliau.
Pernyataan senada diungkapkan oleh Ustadz Irwan Said Batubara ST (pengurus HTI Sumut), selaku pembicara kedua. Beliau menegaskan, pendidikan yang murah dan berkualitas akan dapat tercapai jika keluarga, masyarakat dan negara membangun sinergi yang solid dan memiliki visi dan misi yang sama untuk kemaslahatan bersama. Karena itu, upaya membangun kesadaran kolektif untuk mengganti sistem pendidikan sekular dengan sistem pendidikan Islam sepantasnya menjadi agenda utama kaum Muslim. [Humas HTI Sumut].
Bedah Buku Strkutur Negara Khilafah
Menjelang Konferensi Internasional Khilafah Islam 12 Agustus mendatang di Jakarta, banyak masyarakat yang masih belum tahu apa dan bagaimana Khilafah Islam itu, termasuk juga bagaimana struktur Negara Khilafah. Di situlah letak urgensi diselenggarakannya bedah buku Struktur Negara Khilafah: Pemerintahan dan administrasinya pada hari Sabtu 12 Mei 2007 di Pusdiklat Audio Visual Departemen PU Jl. Gayung Kebonsari 50 Surabaya.
Acara tersebut menghadirkan 3 narasumber: Ust. H. Syahid HM (Ketua Lajnah Ta’lif wan Nasyr PWNU Jatim), KH Imam Fahrurrozie, SH (Majelis Tarjih PW Muhammadiyah Jatim) dan KH M Shiddiq al-Jawi (Lajnah Tsaqofiyah DPP HTI). Ustadz Syahid mengakui kalau embrio Daulah Khilafah adalah Baiat Aqabah I dan II. Adapun Kyai Rozie menyatakan, hadis tentang bisyarah (kabar gembira) mengenai akan tegaknya kembali Khilafah adalah mutawatir bil makna. Jadi, hujjah-nya sangat kuat. Sementara itu, KH M Shiddiq al-Jawi menyebutkan bahwa prinsip ke-12 dari 15 prinsip Ahlus Sunnah adalah Imamah/Khilafah.
Bedah buku yang juga dihadiri pejabat dari Polda Jatim Bapak Kusmidi, juga Guru Besar IAIN Sunan Ampel Prof. DR. Jamaluddin, dari Partai Golkar, dan dari PKNU menjadi lebih menarik lagi dengan sesi diskusi interaktif. [Humas DPD II HTI Surabaya]
Diskusi Nasional Kaum Muslimah
Rabu, tanggal 30 Mei 2007 kemarin Muslimah Peduli Ummat (MPU) bekerja sama dengan Forum Muslimah untuk Indonesia Sehat (ForMI-t) berhasil menyelenggarakan kegiatan Diskusi Nasional Kaum Muslimah dengan tema “Selamatkan Keluarga dan Generasi Indonesia dari Ancaman Seks Bebas, HIV/AIDS dan Narkoba”, dengan pembicara: Dra. Hj. Nurdiati Akma, M.Si (Ketua MPU, Ketua Forsap); Dra. Hj. Khofifah Indarparawansa, M.Si (Ketua Muslimat NU, Anggota DPR RI); Jerry D. Gray (Mantan U.S Air Force); Ust. Syamsuddin Ramadhan, S.F (Aktivis HTI). Diskusi juga menghadirkan bintang tamu Zarima Mirafsur (mantan pengguna NAPZA/Artis).
Acara yang bertempat di wisma DPR ini tidak kurang dihadiri oleh 650 orang peserta, padahal daya tampung ruangan hanya untuk 400 orang saja. Walhasil, sebagian peserta yang datang terlambat harus menempati tenda yang memang telah disiapkan oleh panitia di luar, bahkan sebagian yang lain terpaksa gelar tikar dan karpet di depan panggung pembicara.
Peserta yang hadir berasal dari berbagai kalangan, baik tokoh masyarakat, aktivis ormas/lembaga keislaman, majlis taklim, lembaga pendidikan, Tidak kurang dari 54 lembaga/instansi menghadirkan tokohnya ataupun mengirimkan perwakilan dan massanya.
Acara diskusi yang dimoderatori oleh Pengacara Mahendradata ini berlangsung sangat semarak. Satu-persatu pembicara mengungkapkan argumentasinya mengenai ancaman seks bebas, HIV/AIDS dan narkoba di Indonesia melalui agenda Harm Reduction (pengurangan risiko) yakni kondomisasi, pembagian jarum suntik steril untuk penarkoba suntik, dan substitusi metadon.
Seluruh pembicara sepakat, bahwa fakta-fakta buruk yang dialami bangsa ini, termasuk bagaimana upaya penanggulangan HIV/AIDS dan Narkoba melalui agenda Harm Reduction, adalah ’by design’ yang sengaja dilakukan oleh lembaga internasional untuk menghancurkan generasi kaum Muslim. Tendensinya jelas, mereka—yang notabene orang-orang kafir—memendam kebencian yang amat mendalam terhadap Islam dan kaum Muslim (QS 2:120; 3: 118; 5: 84) . “Secara i‘tiqadi umat Islam harus meyakini bahwa konspirasi global orang-orang kafir terhadap Islam dan kaum Muslim akan selalu ada hingga Hari Kiamat. Mereka tidak akan pernah ridha kepada kita hingga kita mengikuti millah mereka,” kata Ust. Syamsuddin Ramadlan (aktivis HTI) meyakinkan.
Akhirnya diskusi nasional ini mengerucut pada sebuah kesimpulan, bahwa kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam menanggulangi bahaya seks bebas, HIV/AIDS dan narkoba saat ini sesungguhnya merupakan pesanan atau perpanjangan tangan dari orang-orang yang memusuhi umat Islam.
Islam Solusi Problematika Bogor
Memeriahkan Hari Jadi Kota Bogor(HJB) ke 525 tahun, Hizbut Tahrir Kota Bogor bekerjasama dengan Panitia HJB menggelar dialog warga dan tokoh Bogor, yang dilaksanakan pada tanggal 1 juni 2007 di Mesjid Raya Bogor setelah shalat Jumat. Acara tersebut dihadiri lebih dari 300 orang warga Bogor. Acara menghadirkan Ust. KH Abbas Aula, LC, MHI [Ketua FUI Bogor], Ust KH. Ahmad Afif [Tokoh Masyarakat Bogor], Bpk Kombes POl Widodo [mewakili Kapolwil Bogor] dan Ust. Harun al-Rasyid (HTI Bogor).
Bapak AKBP Widodo mengungkapkan bahwa kriminalitas dan problem sosial di Kota Bogor terjadi peningkatan. Karenanya, perlu ada kerjasama antara masyarakat dan semua elemen; karena kemampuan Polri juga terbatas. Hal ini diperkuat oleh KH Abbas Aula, bahwa karena itulah perlu penegasan Bogor kedepan, mottonya bukan Bogor BERIMAN (Bersih, Indah dan Nyaman) akan tetapi beriman yang hakiki, yakni beriman yang benar kepada Allah, yang berarti menjalankan seluruh syariah Allah. Insya Allah kita akan keluar dari berbagai krisis, tegas KH Abbas Aula.
Adapun KH Ahmad Afif menyoroti pembangunan Kota Bogor; yang dirasakan selama ini cukup pesat adalah pembangunan infrastuktur kota. Harusnya hal itu dibarengi dengan kuatnya pembinaan umat dengan pemahaman keIslaman yang benar. Dengan itu, warga Kota Bogor yang mayoritas Muslim mampu memimpin arus perubahan positif.
Sementara itu, Ust. Harun al-Rasyid menegaskan, problem Kota Bogor tidak dapat dilepaskan dari problem Indonesia secara umum. Pasalnya, Bogor adalah bagian dari Indonesia, juga bagian dari dunia. Islamlah yang mampu menyelesaikan persoalannya dengan tuntas.
Pada akhirnya, semua pembicara sepakat bahwa untuk menuju Bogor yang lebih baik, hanya kembali pada solusi Islam. [Humas HTI Bogor]
Temu Tokoh Alim-Ulama se-Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor
Ahad, 10 Juni 2007, ada suasana yang berbeda di Pesantren Majma al-Bahrain pimpinan KH Syafruddin di Kecamatan Tenjolaya (kecamatan hasil pemekaran dari Kecamatan Ciampea), Kabupaten Bogor. Pesantren yang tidak terlalu besar dan sehari-hari hanya diisi oleh kegiatan mengaji para santri ini, hari itu tampak agak ramai. Pasalnya, pada hari tersebut diselenggarakan sebuah acara Temu Tokoh dan Alim Ulama se Kecamatan Tenjolaya, yang diselenggarakan oleh MUI Kecamatan Tenjolaya bekerjasama dengan DPC HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) Ciampea Kabupaten Bogor. Acara yang bertajuk “Memperkuat Peran Ulama dalam Pelaksanaan Syariah Islam Menuju Masyarakat yang Diridhai Allah” ini dihadiri tidak kurang dari 40 orang tokoh alim ulama se-Kecamatan Tenjolaya. Dalam acara tersebut hadir sebagai pembicara: Ketua MUI Kecamatan Tenjolaya, KH Syafrudin, sekaligus tuan rumah; Ketua DPC HTI Ciampea Ust. Iin Solihin; dan Ust. Amirudin Abu Fikri dari MUI Kota Bogor.
Dalam paparannya, Ust. Iin Solihin sebagai pembicara pertama, diawali dengan memutar tayangan vcd “Selamatkan Indonesia dengan Syariah” yang baru dirilis HTI, mengemukakan fakta-fakta seputar kondisi real umat Islam di Indonesia yang sangat memprihatinkan dari berbagai sisi; ekonomi, sosial, politik, hukum, moral, dll. Mengapa semua itu terjadi? Ketua DPC HTI ini menyatakan, bahwa semua itu tidak lain sebagai akibat langsung dari diterapkannya ideologi sekular dan tidak diterapkannya syariah Islam secara total dalam kehidupan umat.
Menguatkan paparan sebelumnya, KH Syafruddin sebagai pembicara kedua menyatakan pentingnya penguatan peran ulama dalam memberikan kesadaran terhadap umat tentang urgennya penerapan syariah Islam. Bahkan beliau lebih jauh menyatakan pentingnya umat ini bersama-sama memperjuangkan tegaknya Khilafah Islam. “Saya bahkan berharap, Khilafah Islam tegak di Indonesia, tidak usah jauh-jauh,” kata beliau.
Sementara itu, Ust. Amiruddin Abu Fikri menjelaskan secara panjang lebar seputar kepemimpinan Islam (Khilafah Islam) dan berbagai keunggulannya serta bagaimana cara umat meraihnya dengan meneladani manhaj dakwah Rasulullah saw. hingga berhasil menegakkan Daulah Islam di Madinah.
Dalam sesi tanya-jawab, sejumlah tokoh alim ulama yang hadir, baik yang sudah ‘berumur’ maupun yang masih muda ini, dengan antusias mengajukan sejumlah pertanyaan kritis, di samping sejumlah komentar, yang direspon oleh para pembicara dengan cukup baik. Bahkan ada peserta yang sangat antusias berharap kepada HTI untuk segara mempersiapkan calonnya untuk ikut bertarung dalam Pilpres pada Pemilu 2009 agar pimpinan negeri ini nantinya benar-benar orang yang menghendaki penerapan syariah Islam di Indonesia.
Para peserta alim-ulama yang rata-rata dekat dengan masyarakat ini tampaknya menyambut baik penyelenggaraan acara ini. Terbukti, dari isian angket yang dibagikan panitia, secara umum mereka menghendaki acara ini ditindaklanjuti lebih jauh. [DPC HTI Ciampea-Kabupaten Bogor].
Temu Tokoh dan Ulama Dibuka Bupati Tala
Temu Tokoh dan Ulama, gelaran Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Tanah Laut, bekerjasama dengan Radar Banjarmasin Forum, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Gerakan Muslimat Indonesia (GMI) dan Pemkab Tala, sukses digelar Sabtu (16/6) kemarin di Balairung Tuntung Pandang.
Dibuka secara resmi oleh Bupati Tala Drs H Adriansyah, temu tokoh ini dihadiri sejumlah tokoh ulama, seperti KH Askani, KH Mukeri Yunus dan tentunya Ketua MUI KH Yusran Seman. Tampak hadir pula, Ketua DPRD Drs HM Danche R Arsa dan sejumlah tokoh pimpinan organisasi masyarakat, LSM dan partai politik.
Acara ini menghadirkan pembicara dari pusat, yakni Wakil Ketua Komisi Pengkajian MUI Pusat, sekaligus juru bicara HTI Ir H Ismail Yusanto MM dan Ketua MUI Kalsel Prof KH Asywadie Syukur Lc yang sehari-hari dikenal sebagai guru besar IAIN Antasari Banjarmasin. [Humas HTI Kalsel]
HTI Riau Gelar Daurah Dirasah Islamiyyah Tokoh Angkatan 3.
HTI Riau mengadakan Daurah Tokoh Angkatan 3, dengan tema: Satukan Langkah Menuju Kehidupan Islam. Acara tersebut diadakan selama dua hari tanggal 9-10 Juni 2007 di Aula Balai Diklat Kehutanan (BDK) Riau. Peserta yang mengikuti cara ini sebanyak + 73 orang peserta, melebihi target panitia, yang sebelumnya ditargetkan hanya untuk 50 orang peserta. Peserta merupakan undangan dari berbagai macam kalangan, para dosen dari berbagai perguruan tinggi di Riau, tokoh masyarakat, para ulama, politisi. Tampak hadir antara lain Wakil Ketua DPW PBB Riau, dan mantan Ketua DPW PKS Riau, termasuk Camat Dumai. Sebagai pembicara adalah Jubir HTI Ustadz Ir. H M.Ismail Yusanto dan Ustadz Ir. MR Kurnia, MSi (DPP HTI).
Peserta penuh semangat dan antusias mengikutia acara dari awal hinggga akhir acara. Acara tersebut memberikan kesan yang sanagat mendalam bagi peserta daurah. Bahkan Wakil Ketua DPW PBB, Yana Mulyana tak kuasa menahan linangan air matanya, ketika menyampaikan kesan dan pesannya dipenghujung acara, beliau menyatakan bahwa sudah semestinya umat Islam bersatu untuk menegakan syariah dan Khilafah. Acara diakhiri dengan foto bersama panitia. [Humas HTI Riau]