2006
MARET:
Hizbut Tahrir
Ribuan aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tumpah-ruah dalam unjuk rasa di depan kantor Kedubes AS, Jln. Medan Merdeka Selatan,
Aksi unjuk rasa yang dimulai sejak pukul 8.30 WIB itu mengambil tema “Saatnya Khilafah Memimpin Dunia dengan Syari’ah”. [Pikiran Rakyat, 6/3/06]
HTI: Gelar Aksi Damai Sejuta Umat Tolak Dominasi AS
Puluhan ribu
Hizbut Tahrir
Puluhan aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berunjuk rasa di depan gedung Kedubes Inggris di Jakarta, Rabu, guna menolak kunjungan Perdana Menteri Tony Blair. Para demonstran yang mengendarai sepeda motor dan mobil itu menganggap kunjungan orang nomor satu di pemerintahan Inggris itu tidak berarti apa-apa bagi penyegaran hubungan kedua negara. “Kedatangan Blair hanya untuk mencengkeramkan kekuasaan mereka di
Hizbut Tahrir
Ribuan
Ketua DPD HTI Jawa Timur, Ikhsan Abadi mengatakan, untuk kegiatan peringatan 82 tahun perjuangan penegakan Khilafah, Hizbut Tahrir Indonesia menyerukan kepada seluruh umat Islam khususnya para pemimpin ormas, orpol, ulama, wakil rakyat, anggota TNI-Polri, para pengusaha dan seluruh masyarakat untuk menjadikan agenda penegakan syariah sebagai agenda utama. ‘’Sudah saatnya Khilafah memimpin dunia dengan Syariah,’’ ujarnya. [Republika, 6/3/06]
Hizbut Tahrir Upayakan Kepemimpinan Islam
Memperingati 82 tahun keruntuhan Khilafah Islamiyah atau kepemimpinan Islam kemarin ribuan
Karena itu, Hizbut Tahrir berupaya membentuk kembali Khilafah Islamiyah. Para orator pun mendengungkan imbauan kepada umat Islam agar mengamalkan syariah Islam dan berjuang menegakkan syariah Islam di Indonesia. Kepada Pemerintah, Hizbut Tahrir menuntut agar segera menghentikan sekularisme dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Delapan orator tampil, yakni dari MUI, NU, Muhammadiyah, pimpinan beberapa pesantren, serta Hizbut Tahrir. [Tempointeraktif, 6/3/06]
APRIL:
Dialog Intelektual
Untuk menjaring informasi yang tidak bisa diekspos (unexposed information) tentang berbagai hal yang terjadi di negeri ini kepada public, sambil mengasah dan mempertajam kemampuan analisis, DPP HTI secara berkala mengundang para pakar dari berbagai bidang untuk berbicara dalam diskusi khusus. Pada bulan Maret lalu, hadir Dr. Anis Baswedan dari LSI (Lembaga Survai
Sebelum Anis, HTI juga pernah mengundang Dr. Hendri Saparini (Managing Director Econit) yang berbicara tentang ekonomi, khususnya masalah BBM, Blok Cepu, dan soal impor beras; juga mengundang Jerry de Gray, penulis buku The Real Truth, Hard Evidence Exposed. Jerry yang warga Amerika Serikat dalam buku itu membongkar habis kedustaan di seputar Tragedy 911, bahwa bukan Osama dan al-Qaida yang melakukannya, melainkan pemerintah AS sendiri. Yang menarik, dalam diskusi itu Jerry sepakat bahwa hanya Khilafah Islam yang bisa menandingi AS. Karenanya, menurutnya, Khilafah harus ditegakkan.
Nama lain yang pernah hadir dalam diskusi khusus antara lain adalah Presiden Asosiasi Muslim Jepang, Prof. Hassan Ko Nakata, Koordinator TPM, Ahmad Michdan, Ketua Pusham UII yang sekarang menjadi ketua Komisi Yudisial, Muhammad Busyro Muqoddas, dan sebagainya yang tidak bisa disebut satu-persatu. [Kantor Jubir HTI,
Tegakkan Syariah demi Kemakmuran
Diterapkannya syariah dan Khilafah telah membuktikan kehidupan yang lebih baik. Penerapan syariah Islam pernah terjadi di seluruh dunia, termasuk di
Sementara itu, Prof. Dr. H Mahyuddin NS SpOG (K) yang juga Ketua Forum Ukhuwah Ulama Umara Sumsel (FU3SS) mengatakan, perjuangan yang dilakukan untuk kembali ke masa kejayaan Islam sangat bagus. [Sumatera Ekspres, 30/4/07]
Dewan Pimpinan Pusat Hizbut Tahrir
DPP HTI mengharapkan Konferensi yang diikuti oleh 55 negara tersebut diadakan atas nama semua Palestina, bukan hanya Al-Quds. Hizbut Tahrir
MEI:
Ribuan Demonstran di
Ribuan demonstran yang tergabung dalam sejumlah organisasi
Tuntutan tersebut antara lain, agar AS menghentikan pelecehan terhadap umat Islam, menutup penjara Guantanamo dan penjara AS Abu Graib di Irak serta meminta AS dan sekutunya keluar dari Irak, Afganistan dan negeri Islam lainnya. Para demonstran dalam orasinya bahkan juga menyatakan bahwa umat Islam akan membalas perbuatan yang dilakukan AS tersebut.
Selain organisasi massa Islam, seperti MUI, Dewan Dakwah Islamyah Indonesia, Hizbut Tahrir Indonesia, Muhammadyah, Nadhlatul Ulama (NU), Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Al Irsyad, aksi demo juga diikuti parpol seperti Partai Keadilan Sejahterah (PKS), PPP, Partai Bulan Bintang (PBB), Patai Bintang Reformasi (PBR) dan Partai Nadhaltul Ummah. [Kompas, 22/5/06]
Hizbut Tahrir Riau Desak Pengesahan RUU APP
Ratusan aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Riau berdemontrasi, Sabtu (20/5). Mereka menuntut pengesahan Rancangan Undang-Undang Anti Pornoaksi dan Pornografi (APP). Aksi yang dimulai pukul 08.30 WIB dilakukan di Bundaran Air Mancur depan kantor Wali Kota Pekanbaru.
Dalam pernyataan sikap yang dibacakan Humas HTI Riau Tengku Harun, HTI menolak segala bentuk argumentasi dari kelompok yang menolak pengesahan RUU APP yang beralasan UU APP akan membunuh ekspresi seni dan anti kebebasan. HTI Riau menilai dengan UU itu nantinya, perempuan yang selama ini sering dijadikan komoditas dan eksploitasi bisa terlindungi dengan baik. [Media
Mayoritas Diam Kini Berbicara
Ahad kemarin sekitar sejuta umat berunjuk rasa di sepanjang jalan dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) hingga Gedung DPR RI Jakarta. Mereka menuntut agar Rancangan Undang-undang Antipornografi dan Pornoaksi (RUU APP) segera disahkan menjadi undang-undang. Di Gedung DPR, delegasi dari umat Islam itu diterima oleh Ketua DPR Agung Laksono dan Ketua Pansus RUU APP Balkan Kaplale. Selain di Jakarta, aksi unjuk rasa juga diikuti puluhan ribu orang di berbagai daerah dengan tuntutan yang sama.
Kemarin, silent majority itu mulai ‘bicara’. Mereka berasal dari berbagai ormas Islam, antara lain Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Persatuan Islam (Persis), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Al-Irsyad, Ikatan Da’i Indonesia (Ikadi), massa Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Front Pembela Islam, Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), dan berbagai organisasi Islam lainnya. Bahkan para pemimpin dari berbagai ormas Islam tadi juga turun langsung ke jalan memimpin unjuk rasa. Mereka antara lain KH Hasyim Muzadi, Dr Din Syamsuddin, Husein Umar, Ust Arifin Ilham, Tuty Alawiyah, KH Cholil Ridwan, Jeffry Albuchory, Ismail Yusanto, hingga artis-artis seperti Inneke Koesherawati, Astri Ivo, hingga Rhoma Irama. [Republika, 22/5/06]
Insiden Purwakarta: Upaya Memecah Belah Umat
Dalam kesempatan ini, Juru bicara Hizbut Tahrir
Menanggapi adanya tuntutan pembubaran ormas Islam termasuk HTI, Ismail Yusanto justru mempertanyakan bagaimana mungkin menuntut pembubaran HTI atas dasar kebohongan bahwa HTI melakukan kekerasan. Ismail Yusanto menjelaskan HTI adalah organisasi dakwah yang menyerukan penegakan syariah Islam dan Khilafah dengan cara intelektual dan argumentatif (fikriyah), pendekatan politik dan tanpa kekerasaan. Ismail Yusanto memberikan bukti bagaimana aksi-aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh HTI berjalan dengan damai. (HTI Press)
JUNI:
Asing Mempunyai Agenda Terhadap Islam Di
Pada hari Selasa, tanggal 2 Mei 2006, bertempat di ruang kerja Jubir HTI telah dilaksakan diskusi terbatas antara Lajnah Siyasiyah HTI dan Bapak Wawan Purwanto (pengamat Intelijen dan staf ahli Wapres dalam bidang wawasan kebangsaan) yang dipandu oleh Jubir HTI Ust. Ismail Yusanto.
Dalam diskusi tersebut Pak Wawan menjelaskan bahwa separatisme saat ini sedang dikembangkan di
Relawan HTI
Kegiatan HTI DIY dalam program TMY (Tabanni Mashalih Yogya) pasca gempa masih terus berkembang secara ekstensif.
TMY-HTI juga melaksanakan Program Recovery Mental yang berlangsung Selasa (6/6) dalam bentuk Pelatihan Relawan HTI Klaten. Penanggung Jawab bidang Recovery Mental, Shiddiq al-Jawi, memberi pelatihan kepada 15 relawan dan 3 relawati HTI Klaten di Posko Utama HTI Klaten, Jl Diponegoro by pass Km 5.
Aksi HTI Tolak Kunjungan Rumsfeld
Ratusan
Wakil Juru Bicara HTI Farid Wajdi mengatakan, rakyat
Komprador Asing Gulirkan Pembubaran Ormas
Pihak yang mencoba menggulirkan wacana pembubaran ormas Islam itu, menurut aktivis HAM Munarman, adalah LSM komprador yang dibiayai asing dan terbagi pada beberapa kelompok besar, antara lain: yang mengusung jargon kebhinekaan, jargon Pancasila, dan pluralisme. ‘’Mereka sedang menyebarkan fitnah di mana-mana,’’ ujar Munarman, mantan ketua Dewan Pengurus Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), dalam Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan (FKSK) bertajuk FPI dan FBR vs LSM Komprador, di Jakarta, Senin (19/6).
Diskusi yang dihadiri banyak media asing itu juga menampilkan Ketua Front Pembela Islam (FPI), Habieb Riziek Shihab dan Ketua Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) KH M al-Khaththath [Republika, 20/6/06]
JULI:
RI Diminta Lebih Proaktif
Ribuan orang kembali menggelar aksi solidaritas untuk korban kekejian Zionis
Hizbut Tahrir Kutuk Agresi
Hizbut Tahrir
Hizbut Tahrir
AGUSTUS:
HTI Mendukung Fatwa MUI
Selasa 2 Agustus lalu diadakan konferensi pers di kantor Jubir HTI tentang dukungan HTI terhadap fatwa MUI tentang haramnya mempraktikkan sekularisme, pluralisme, dan liberalisme.
Pluralisme yang berintikan teologi inklusif yang mengakui kebenaran (bukan sekadar keberadaan) semua agama telah jelas-jelas bertentangan dengan akidah Islam yang menyatakan bahwa sesungguhnya agama yang benar dan diridhai di sisi Allah hanyalah Islam (QS 3:19).
Pada akhirnya, HTI menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk mendengar dan menaati fatwa-fatwa tersebut. Fatwa tersebut jelas perlu dikeluarkan untuk menjaga kemurnian ajaran Islam dan mencegah pendangkalan akidah umat. [Kantor Jubir HTI,
Umat Islam Harus Bersinergi
“Semakin banyak yang menggulirkan syariah dan Khilafah itu, maka kejayaan Islam akan semakin cepat’’, katanya. [Republika, 22/8/06]
OKTOBER:
FUI: Pembuat Kartun Nabi Muhammad saw Harus Dihukum Mati
Setelah melakukan pelecehan kepada Nabi Muhammad saw., dengan penerbitan karikatur Nabi Muhammad yang dimuat oleh Harian Jyland-Posten terbitan Denmark 30 September 2005, kini pemuda Denmark kembali mengulangi tindakan kriminal dan permusuhan dengan membuat perlombaan kartun Nabi Muhammad saw.
“Ini jelas merupakan penghinaan kepada penghinaan kepada pribadi Nabi Muhammad saw. dan menurut hukum syariah hukuman bagi pelakunya adalah hukuman mati,” tegas Sekjen Forum Umat Islam M. Al-Khaththath disela-sela Acara Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan bertema Dampak Global Pidato Paus, di Aula Buya Hamka, Masjid Agung Al-Azhar,
NOVEMBER:
Gelombang Demo Tolak Bush Dimulai
Aksi
Menurut HTI, kedatangan Bush ke
Umat Islam
Lebih dari 4000 orang, pada hari Sabtu tanggal 12/11/2006, baik tua-muda, laki-laki-perempuan, simpatisan HTI bersama umat dan gabungan ormas-ormas se-Bogor bersatu-padu melangkahkan kaki dan niat menolak kedatangan Bush ke
Masirah (aksi damai) yang dimulai tepat jam 08.00 ini dimulai dengan long march mengitari Kebun Raya Bogor dan finis di Balaikota. Setelah sampai di Balaikota acara dilanjutkan dengan orasi oleh tokoh masyarakat, baik dari HTI sendiri maupun pimpinan ormas dan pondok pesantren. Seluruh orator menentang dengan tegas kedatangan Bush sang penjahat dan penjajah ke
Giliran Masyarakat Aceh Tolak Kedatangan Bush
Rencana kedatangan Presiden Amerika Serikat George W Bush ke Tanah Air terus ditentang sejumlah elemen masyarakat, Senin (13/11). Di Kota Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, unjuk rasa penolakan dipusatkan di depan Masjid Raya Baiturrahman.
Di Mesjid Agung, Serang, Banten, Hizbut Tahrir Indonesia serta Forum Silaturahmi Pondok Pesantren setempat secara tegas juga menolak kehadiran Presiden Bush. Kesepakatan itu dicapai dalam musyawarah bersama di masjid itu. Mereka menentang Bush karena dinilai menyakiti hati kaum Muslim Indonesia. [Liputan 6 SCTV; 13/11/2006]
Halal Bihalal Ketua MPR
Halal Bihalal di rumah Ketua MPR Hidayat Nurwahid, meski sederhana, berlangsung hangat. Hadir berbagai tokoh dari berbagai macam latar belakang. Ada Ary Ginanjar ESQ, Yusuf Mansyur “The Power of Giving”, Adiwarman Karim “Perbankan Syariah”, Muhammad Ismail Yusanto “Syariah dan Khilafah”, Muhammad al-Khaththath “FUI”, Satori Ismail “Ikadi” dan sebagainya.
Yang istimewa, hadir juga Ketua Majelis Syura PKS Hilmy Aminuddin dan Ketua Dewan Syariah, Surachman Hidayat. Meski sudah lama mendengar namanya, ini adalah pertemuan pertama Jubir HTI dan Sekjen FUI, yang keduanya adalah pimpinan HTI, dengan Ustadz Hilmy. Jadilah Halal Bihalal itu forum pertemuan yang sangat hangat sekaligus tentu sangat penting untuk mengeratkan hubungan persaudaraan di antara para tokoh gerakan dakwah. Memang, gemar silaturahim pasti membawa berkah. [Kator Juru Bicara HTI]
2007
MARET:
Dirjen Bimas Islam: Umat Islam Butuh Persatuan Internasional
Delegasi DPP HTI pada Rabu (14/3) menghadiri undangan Bimas Islam Departemen Agama RI di Kantor Pusat Depag
Dalam sambutannya, Nasharuddin Umar mengingatkan pentingnya silatul-ukhuwah antara Depag dan ormas-ormas Islam, termasuk Hizbut Tahrir
Ulama Madura Sepakat untuk Membangun Madura Berdasarkan Syariah Islam
Beberapa kyai dan ulama di Madura yang telah dikunjungi DPP HTI selama Syawal 1427 H yang lalu mengusulkan supaya HTI ikut mengambil peran dalam menyikapi pembangunan jembatan Suramadu yang mempunyai dampak negatif industrialisasinya. Di antara kyai dan ulama tersebut antara lain KH Moch. Rofi’ie Baidlowi (PP Al-Hamidi Banyuanyar Pamekasan), KH Fachrillah Aschal (Ketua PP Syaikhona Cholil Bangkalan), KH Mahfudz Hadi BA (Koordinator MUI Kabupaten se-Madura), ditambah beberapa masukan dari KH Tidjani Djauhari, MA (PP Al-Amin Prenduan Sumenep). Untuk merealisaikan aspirasi tersebut DPD I HTI Jawa Timur menetapkan program Tabani Masholih Industrialisasi Madura. [Humas DPD I HTI Jawa Timur]
Jubir HTI: Keputusan
Keputusan Indonesia menyetujui penambahan sanksi terhadap Iran yang tercantum dalam resolusi DK PBB 1747 bertentangan dengan nilai-nilai solidaritas dan persaudaraan Muslim yang dikembangkan oleh umat Islam, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Karena itu, Hizbut Tahrir Indonesia mengutuk resolusi DK PBB 1747, karena ini adalah bukti yang kesekian kalinya, sikap hipokrit dan standar ganda negara Barat terhadap Dunia Islam, yang dilakukan semata-mata untuk melanggengkan dominasinya, serta menutup ruang bagi kemajuan dan kebangkitan Dunia Islam. [Eramuslim, 28/3/07]
HTI Tolak RUU Penanaman Modal
Rancangan Undang-undang Penanaman Modal (RUU PM) yang rencananya akan disahkan oleh DPR bukan hanya ditolak oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), namun juga ditolak oleh ormas Islam yang menganggap RUU itu bertentangan dengan syariah Islam.
Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Ismail Yusanto menegaskan, secara mendasar RUU Penanaman Modal ini bertentangan dengan syariah Islam, dan secara faktual dapat menjerumuskan
APRIL:
Ribuan umat dan
Sekalipun diadakan dalam rangka menyambut Pilkada DKI Jakarta dan membangun silaturahmi dengan para calon gubernur (cagub), empat kandidat yang diundang ke konvensi itu tidak datang. Mereka adalah Fauzi Bowo, Adang Daradjatun, Sarwono Kusumaatmaja, dan Agum Gumelar. [Kompas, 9/4/07]
Tolak Visa Israel, Ormas Islam Demo Departemen Hukum dan HAM
Sekitar 80 orang anggota berbagai organisasi
MEI:
FUI Gelar Tablig Akbar Peringati Tragedi Poso
Ormas Islam yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI) mengelar Tablig Akbar untuk memperingati tujuh tahun tragedi pembantaian pesantren Walisongo, Poso, Sulawesi Tengah. Dalam tragedi yang terjadi pada bulan Mei 2000 itu, sekitar 195 umat Islam menjadi korban, namun sampai saat ini kasusnya tidak kunjung selesai.
FUI mendesak Pemerintah dan kepolisian untuk menyelesaikan permasalahan ini secara adil, serta tetap melindungi warganya dari aksi kekerasan.
Peringatan tragedi pembantaian Pesantren Walisongo, Poso, selain diisi dengan tausyiah dari para tokoh Islam, di antaranya Ketua MUI Cholil Ridwan, Ketua DDII Zahir Khan, Ketua TPM Mahendradata, serta Juru Bicara DPP HTI M. Ismail Yusanto, juga diisi dengan pemutaran film yang memperlihat kondisi korban penganiyaan. [Eramuslim, 28/5/07]
JUNI:
Datangi DPRD Riau, HTI Tolak Latihan Perang RI-Singapura
Sekitar 300
Kesepakatan tersebut dinilai HTI sebagai bentuk perongrongan kedaulatan RI. Apalagi kesepakatan itu dibuat dalam posisi
Hizbut Tahrir Nilai
Puluhan
Hizbut Tahrir