Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.
Pembaca yang budiman, salah satu problem yang dihadapi suatu negara adalah bagaimana menyatukan keragaman warga negaranya menyangkut etnik, suku/ras, budaya, keyakinan dll. Sebab, sebuah negara tidak mungkin terdiri dari entitas penduduknya yang homogen, apalagi jika negara itu negara besar. Amerika Serikat salah satu contohnya. Di negara yang katanya kampiun demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan dan persamaan ini, toh rasisme masih ada. Diskriminasi atas dasar ras (kulit hitam-kulit putih) maupun agama (Kristen-Islam) masih sering terjadi di
Dalam lintas sejarah yang amat panjang, kurang-lebih 1400 tahun, hanya Khilafah Islamiyah yang merupakan satu-satunya negara adidaya yang berhasil menyatukan berbagai keragaman warga negaranya. Padahal keragaman warga Negara Khilafah pada masa lalu itu sangatlah kompleks. Bagaimana tidak. Sebab, Khilafah pernah memayungi hampir dua-pertiga dunia yang meliputi Asia Barat (Timur Tengah), Asia Tengah, India, Afrika bahkan sebagian Eropa. Dengan kekuasaan seluas itu, jelas keragaman warga Negara Khilafah tidak hanya menyangkut etnik dan keyakinan semata, tetapi bahkan telah melampaui keragaman wilayah/letak geografis, ras/warna kulit, bahasa, kebudayaan dll.
Karena itu, hanya dalam Khilafahlah sebetulnya umat manusia—bukan hanya umat Islam—bisa bersatu; bisa hidup damai saling berdampingan meski satu sama lain memiliki banyak perbedaan. Ini tentu saja karena karakter Islam sendiri—dalam wujud syariah yang diterapkan oleh Khilafah—yang bersifat kâffat[an] li an-nâs (berlaku uiniversal bagi semua umat manusia) dan rahmat[an] li al-‘âlamîn (memberikan rahmat bagi seluruh alam).
Itulah yang harus disadari oleh setiap Muslim. Itulah pula di antara pesan utama al-wa‘ie edisi khusus kali ini bagi para pembaca. Dengan itu, semoga kita makin menyadari urgensi persatuan umat Islam sedunia dalam wadah Khilafah, apalagi dihadapkan pada tantangan global saat ini, yakni dominasi Kapitalisme dengan AS sebagai pengusung utamanya. Selamat membaca!
Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.
wah tampilan cover depan majalah al wa’ie pada awal tulisan rubrik ini membuat kita makin tertarik untuk membacanya. maju terus dengan kreatifitas yang tanpa batas meninggikan agama Allah.Allahu Akbar
covernya tambah keren, Isinya insya Allah secerdas edisi sebelumnya.. Moga berjaya terus!Allahu Akbar
Khalifah dibumi adalah rahasia langit dan bumi sesuai Al Baqarah (2) ayat 30,33,
Sedangkan rahasia langit dan bumi selalu dibinasakan oleh nafsu manusia sesuai Al Mu’minuun (23) ayat 71.
Sedang langit dan bumi pengertian harfiah tidak mungkin dibinasakan oleh nafsu umat manusia.
Kesimpulannya apakah pengertian langit dan bumi yang senantiasa dibinasakan oleh nafsu umat manusia?
Jawablah dengan ilmu pengetahuan agama!
Wasalam, Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi.
Semoga Ummat Islam segera sadar akan semua kewajibannya, termasuk menegakkan syari’at Islam dan khilafah tanpa merasa malu dan takut…!
Bagi yang akan mengikuti JAJAK PENDAPAT tentang khilafah, selain di situs ini,ikuti juga di http://www.gusmus.net
Yang mulia sdr. Rino,
Apabila syariat kiamat datang hari ini sesuai Al Jaatsiyah (45) ayat 16-18 yang wajib dilaksanakan; karena kalau tidak divonis Allah pengikut hawa nafsu; dan bagaimana nasib syariat Islam. Tolong bahas dengan ilmu pengetahuan agama.
Wasalam, Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi.
Untuk menyelesaikan perselisihan persepsi antara agama dan didalam agama yang telah terpecah menjadi 73 firqah dan menjadikan umat yang satu persepsi agama sesuai An Nahl (16) ayat 93, maka kami menerbitkan buku panduan terhadap kitab-kitab suci agama-agama berjudul:
“BHINNEKA CATUR SILA TUNGGAL IKA”
berikut 4 buah lampiran acuan:
“SKEMA TUNGGAL ILMU LADUNI TEMPAT ACUAN AYAT KITAB SUCI TENTANG KESATUAN AGAMA (GLOBALISASI)”
hasil karya tulis ilmiah otodidak penelitian terhadap isi kitab-kitab suci agama-agama selama 25 tahun oleh:
“SOEGANA GANDAKOESOEMA”
dengan penerbit:
“GOD-A CENTRE”
dan mendapat sambutan hangat tertulis dari:
“DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA” DitJen Bimas Buddha, umat Kristiani dan tokoh Islam Pakistan.
Wasalam, Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi.