HTI

Hiwar (Al Waie)

Umat Merindukan Khilafah

sdnlaugh-200.jpgRealitas politik dan dakwah negeri-negeri Muslim, khususnya di Afrika dan Timur Tengah, tidak banyak diketahui oleh kita yang ada di negeri ini. Begitu juga seruan penegakan kembali Khilafah Islamiyah di sana. Untuk membincangkan masalah tersebut, Redaksi berkesempatan mewawancarai salah seorang pembicara pada Konferensi Khilafah Internasional yang diselenggarakan oleh HTI di Gelora Bung Karno Jakarta. Beliau adalah Syaikh Ibrahim Utsman Abu Khalil, Juru Bicara Hizbut Tahrir wilayah Sudan. Berikut petikannya.

Seperti apa realitas dakwah di Timur Tengah dan Afrika saat ini?

Segala pujian bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada Rasulullah saw. Terima kasih banyak untuk wawancara ini. Saya sangat berbahagia bisa bersama saudara-saudara saya di dalam Islam dan di jalan dakwah.

Tentang perkembangan dakwah di Timur Tengah dan Afrika, tentu pada dekade terakhir ini terjadi banyak perkembangan yang menyebabkan terjadinya banyak perubahan di sana. Di antaranya semakin kuatnya kerinduan umat Islam akan kembalinya Islam. Hal itu dipicu oleh apa yang dilakukan kafir penjajah, baik AS maupun Eropa, juga apa yang dilakukan oleh antek-antek penjajah, yaitu para penguasa di kawasan. Semua itu menjadi sebagian dari sebab langsung terbentuknya kerindungan umat akan kembalinya Islam, hukum-hukum Islam dan keadilan Islam.

Bagaimana dengan realitas politiknya?

Realitas politik di negeri-negeri Islam, baik di Timur Tengah atau Afrika, sudah sama-sama kita ketahui. Negeri-negeri Islam, loyalitas mereka terbagi; sebagian kepada AS dan sebagian lain kepada Eropa. Hanya saja, Amerika yang lebih dominan dalam hal itu, karena AS telah menjadi pemimpin tunggal dunia. Politik yang diterapkan di kawasan Timur Tengah dan Afrika merupakan rencana kafir penjajah, yakni Amerika, yang diterapkan melalui para penguasa, politisi dan intelektual kawasan tersebut.

Bagaimana pula realitas perjuangan penegakan Khilafah di Timur Tengah dan Afrika?

Kita tahu, dakwah untuk mengembalikan kehidupan Islam dan mendirikan Khilafah bermula pada tahun 50-an abad lalu. Dakwah ini menghadapi banyak hambatan dan tantangan dari kaum penjajah dan antek-anteknya, baik para penguasa, politisi maupun intelektual yang ada di kawasan tersebut. Namun, pada dekade terakhir ini, berturut-turut terjadi banyak perubahan besar yang banyak membantu tersebarnya dakwah penegakan Khilafah secara lebih luas dari masa sebelumnya di kawasan itu. Ini merupakan kemajuan besar dibandingkan dengan dekade yang lalu. Perubahan itu terjadi khususnya setelah Peristiwa 11 September. Seruan penegakan Khilafah sebelumnya, di tengah pembicaraan umum, dianggap sebagai sesuatu yang mustahil; sebagai seruan untuk mundur ke masa lalu dan seruan keterbelakangan. Namun sekarang, seruan itu telah menjadi tuntutan. Orang-orang merindukan tegaknya Khilafah. Mereka sangat haus untuk segera dapat melihat Khilafah menyinari negeri mereka.

Sekarang perjuangan untuk menegakkan Khilafah telah menjadi lebih baik di Timur Tengah dan Afrika, khususnya di Sudan. Sekarang seruan itu telah lebih banyak diterima daripada waktu-waktu sebelumnya. Masyarakat juga menyambut dan menerima Hizbut Tahrir berserta seruan dan berbagai tawarannya. Pasalnya, seruan dan tawaran Hizbut Tahrir baik berupa hukum, pemikiran maupun pandangan, dalam pandangan mereka, adalah sesuatu yang benar. Karena itu, mereka menerima seruan Hizbut Tahrir meski kami (Hizbut Tahrir) belum meraih tujuan dan apa yang kami harapkan. Namun, dalam makna ini, seruan Hizbut Tahrir itu telah menjadi sesuatu yang diridhai di kalangan masyarakat secara umum. Kami memohon kepada Allah agar ke depan kondisinya semakin lebih (baik) dari level tersebut.

Lalu apa saja tantangan perjuangan penegakan Khilafah, di Timur Tengah dan Afrika?

Tantangan pertama dan yang mendasar di Timur Tengah dan Afrika adalah penjajahan. Penjajah itu di banyak kawasan (wilayah) tidak bertindak secara langsung, tetapi menggunakan antek-anteknya (para penguasa) yang secara langsung menerapkan rencana-rencana penjajah di negeri kaum Muslim. Di antara tantangan itu adalah para penguasa di negeri-negeri Muslim yang menentang dakwah. Para politisi yang telah terkooptasi oleh tsaqâfah Barat juga menjadi penghalang di jalan dakwah. Ide yang beredar (dipropagandakan) sekarang seperti demokrasi, pluralisme dan ide-ide lain yang tersebar saat ini di Dunia Islam dan di dunia secara umum, juga merupakan tantangan yang dihadapi dakwah. Akan tetapi, berkat karunia Allah Swt., sekarang tidak ada manusia di Afrika ataupun di Timur Tengah yang mempercayai demokrasi Barat setelah mereka melihat bahwa demokrasi telah menelantarkan mereka dan memanipulasi mereka. Bahkan ketika gerakan Islam berhasil meraih tampuk kekuasaan, Barat secara keseluruhan memerangi dan menentangnya. Di antara bukti yang ada adalah apa yang terjadi pada FIS di Aljazair pada awal dekade 90-an abad yang lalu. Ketika FIS meraih kekuasaan, Barat penjajah pun menggulingkan FIS dan terjadilah apa yang terjadi waktu itu. Begitu juga ketika Hamas meraih kekuasaan. Artinya, demokrasi yang diserukan dan ingin diterapkan di kawasan Timur Tengah dan Afrika tidak lain hanya merupakan kedustaan. Yang mereka inginkan adalah hegemoni atas kawasan Timur Tengah dan wilayah Afrika.

Bagaimana strategi untuk mengatasi tantangan itu?

Tentu, harus ada upaya untuk memperingatkan masyarakat. Ini merupakan sesuatu yang mendasar. Harus dilakukan juga langkah untuk menyingkap rencana dan strategi Barat serta menyingkap rencana-rencana para penguasa di negeri-negeri Muslim. Pasalnya, para penguasa itu merupakan antek Barat yang menerapkan rencana dan apa saja yang ditawarkan oleh Barat. Harus ada pula upaya untuk menjelaskan berbagai kedustaan besar itu sebagai bagian dari kedustaan demokrasi. Sebelum itu, harus ada penjelasan tentang Islam secara jelas; juga harus ada penjelasan kepada masyarakat bahwa mereka secara syar‘i harus hidup di bawah Khilafah. Hal itu adalah sesuatu yang wajib dan menjadi kewajiban mereka. Kemudian, masyarakat harus diingatkan, bahwa kegelapan kehidupan mereka dan kehinaan yang melingkupi mereka tiada lain adalah karena mereka meninggalkan Islam; mereka juga tidak berupaya untuk memperjuangkan kembalinya Islam ke pentas kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

Semua upaya itu tentu memerlukan keseriusan yang besar, tekad yang agung, di samping memerlukan banyaknya aktivis. Alhamdulillah, sekarang para aktivis ada, pemahaman juga ada, dan dalam banyak kesempatan kami dapat menampilkan sesuatu yang menarik, khususnya di media massa, untuk menyebarkan ide-ide kami. Kami berhasil menyebarkan puluhan ribu nasyrah (selebaran) dan berbagai penjelasan. Kami juga melakukan aktivitas besar dalam bentuk seminar, konferensi, diskusi dan sebagainya di masjid-masjid dan di tempat mana saja. Pada masa sebelumnya (dulu) tidak ada kesempatan untuk semua itu guna diperlihatkan dan diperdengarkan kepada masyarakat. Namun, berkat karunia Allah Swt. tentu saja, dan dengan kekuatan ide dan apa yang kami tawarkan, dalam bentuk berbagai solusi yang kami tawarkan di dalam berbagai nasyrah dan penjelasan, sekarang kami dapat menarik perhatian media masa untuk menyebarkan ide-ide kami. Meski kami memandang bahwa kami belum mencapai tujuan kami, semua itu pada akhirnya merupakan awal. Kami memandang hal itu sangat positif dan telah kami posisikan di jalan yang baik. Dengan itulah kami berhasil menjelaskan kepada masyarakat apa yang selama ini masih tersembunyi dari masyarakat, yaitu solusi Islam yang sahih terhadap realitas buruk kehidupan mereka.

Bagaimana menurut pandangan Syaikh tentang masa depan (prospek) perjuangan penegakan Khilafah di Timur Tengah dan Afrika?

Tentu seruan kebenaran tidak akan padam. Islam adalah tinggi dan tidak ada yang melebihi ketinggiannya. Secara jelas saya katakan, bahwa sekarang Hizb (Hizbut Tahrir, red.) tersebar di seluruh Afrika. Banyak syabab di Afrika mengemban ide Hizb dengan penuh semangat.

Khususnya di bawah sistem yang zalim sekarang, masyarakat Afrika hidup di bawah kehinaan. Padahal Afrika adalah negeri kaya dengan kekayaan alam baik di muka bumi maupun di dalam perut bumi. Semua itu sebenarnya akan menjadikan penduduk Afrika hidup sejahtera. Akan tetapi, di bawah sistem zalim sekarang yang menguasai rakyat Afrika, semua itu menjadi ajang jarahan Barat. Ketika mereka, yakni rakyat Afrika, mengetahui bahwa semua kebaikan itu akan kembali kepada mereka, dan bahwa yang menjadi urgensi sistem Islam adalah memelihara berbagai urusan manusia dan bukan merampok kekayaan mereka, maka tentu saja hal itu menjadi pendorong besar yang menjadikan masyarakat menerima hukum-hukum yang kami serukan. Alhamdulillah.

Lalu sejauh mana dukungan umat di Afrika dan Timur Tengah kepada dakwah yang diserukan oleh Hizbut Tahrir?

Seperti yang sudah saya sebutkan, bahwa saat ini masyarakat telah merasakan kehausan akan Khilafah. Sekarang umat melihat Khilafah sebagai sesuatu yang mungkin mereka wujudkan. Pasalnya, di tengah-tengah kehidupan kaum Muslim, khususnya di Timur Tengah dan Afrika, terjadi perampasan kemaslahatan masyarakat oleh para penguasa dan perampokan kekayaan umat oleh Barat. Bahkan Barat melakukan intervensi secara langsung, yakni ketika Barat memandang bahwa umat telah mulai bangkit. Barat tidak lagi percaya kepada para penguasa negeri Muslim. Karena itu, Barat langsung intervensi ke negeri-negeri Muslim seperti yang terjadi di Irak, begitu juga yang terjadi di Somalia. Bahkan apa yang terjadi di Somalia itu menjadi contoh yang sangat baik dalam hal ini. Jadi, Barat dan antek-anteknya tidak menginginkan suara Islam.

Akan tetapi, seperti yang sudah saya sebutkan, umat yang sudah haus terhadap Islam, sekarang mereka mendukung Hizb. Pasalnya, dalam pandangan mereka, apa yang ditawarkan oleh Hizb merupakan solusi yang akan mengeluarkan mereka dari realitas buruk kehidupan mereka saat ini. Seharusnya umat ini menjadi umat yang mulia. Allah Swt.:

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا۝

Demikianlah, Kami telah menjadikan kalian umat yang adil dan pilihan agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kalian. (QS al-Baqarah [2]: 143).

Allah Swt. juga berfirman:

وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ۝

Kemuliaan itu hanyalah milik Allah, Rasul-Nya dan kaum Mukmin. Akan tetapi, orang-orang munafik itu tiada mengetahuinya. (QS al-Munafiqun [63]: 8).

Kemuliaan itu telah hilang dari diri umat. Kemuliaan itu tidak akan terwujud kecuali dengan Islam. Hal itu seperti yang dikatakan oleh Umar al-Faruq ra., “Dulu kita hina, lalu Allah memuliakan kita dengan Islam. Karena itu, jika kita mencari kemuliaan dari selain Islam, Allah justru akan menghinakan kita.”

Sekarang kehinaan hidup yang kita alami adalah karena kita mencari selain Islam. Umat saat ini ingin kembali pada Islam. Sebelumnya, umat selama puluhan tahun diseru dengan ide demokrasi, Sosialisme, nasionalisme, dan seruan-seruan dusta lainnya. Sekarang tidak seorang pun dari umat ini yang percaya pada seruan-seruan itu. Bahkan para pengusungnya sendiri, yaitu mereka yang menjiplak dan menyerukan demokrasi, juga tidak lagi percaya pada demokrasi, karena kedustaannya telah terkuak jelas.

Masa depan berbagai bangsa itu ada di tangan Islam. Kita tinggal menunggu waktu, yaitu saat Allah memberikan petolongan kepada kita dengan kembalinya Islam. [Syaikh Ibrahim Usman Abu Khalil; Jubir HT Sudan]

One comment

  1. Tak ada kekuatan yg dahsyat untuk mengalahkan kafir AS dan Barat kecuali persatun dan kemauan melawan.
    Dimana Makkah kiblat Muslim itulah yg hrs menjadi pelopor, tapi sayang………

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*