Barat membuat makar dengan melahirkan keadaan stagnan di seluruh Dunia Islam. Implikasinya, pengembangan dakwah Islam menjadi sepi. Gelora Islam menurun dan padam. Selanjutnya Barat menanamkan rasa takut dari jiwa kaum Muslim. Perang pemikiran dan serangan misionaris pun mulai dilancarkan. Perang itu disertai dengan berbagai serangan politik, yang tujuannya untuk memecah-belah Daulah Islam menjadi beberapa bagian.
Kerja keras mereka akhirnya berhasil dengan gemilang. Pada Perjanjian Caterina (1762-1796 M), Rusia memerangi Daulah Utsmaniyah dan berhasil mengalahkannya, lalu membagi-bagi sebagian wilayahnya. Rusia berhasil merampas
Pada awal bulan Juli 1798 M, Napoleon menghantam Mesir dan berhasil menguasainya. Pada bulan Pebruari tahun 1799 M, Napoleon menyerang bagian selatan wilayah Syam, dan berhasil menguasai Jalur Gaza, Ramallah, Yafa, dan membangun benteng Uka. Namun, akhirnya ekspedisi militer ini gagal. Napoleon kembali ke Mesir, selanjutnya pulang ke Prancis. Pada tahun 1801 M, ekspedisi ini dinyatakan gagal. Meski tidak berhasil, tetap membawa pengaruh sangat kuat terhadap kondisi Daulah Utsmaniyah, meninggalkan guncangan yang sangat kuat, dan akhirnya seluruh negara berbondong-bondong turut menyerang Dunia Islam dan menguasai beberapa wilayahnya.
Pada 1830 M, Prancis berhasil menduduki Aljazair dan berusaha keras menguasai Tunisia hingga akhirnya berhasil pada tahun 1881 M, kemudian mencaplok Maroko tahun 1912 M. Italia juga berhasil menduduki Tripoli tahun 1911 M.
Dengan demikian, mereka sepenuhnya telah menguasai atau memisahkan Afrika Utara dan melepaskannya dari Pemerintahan Islam. Daerah-daerah tersebut tunduk pada pemerintahan kufur sebagai daerah jajahan. Serangan Barat tidak cukup sampai di sini. Penjajahan terus meluas dengan mencaplok wilayah-wilayah Daulah yang masih belum terjajah. Inggris menjajah
Sebelumnya, Inggris telah menguasai
Demikian juga Belanda, berhasil menjajah pulau-pulau India Timur. Afganistan dikepung di bawah tekanan Inggris dan Rusia. Hal yang sama dialami
Akhirnya, kaum Muslim sibuk membendung gelombang pasukan besar Barat atau berupaya meringankan tekanannya. Muncul gerakan-gerakan perlawanan terhadap Barat di wilayah-wilayah Islam. Di Aljazair pemberontakan meletus. Kaum Muslim di
Barat masih melanjutkan serangannya dengan dua kekuatan utama: politik dan tsaqâfah. Barat tidak hanya memecah-belah wilayah Dunia Islam menjadi beberapa bagian, tetapi juga menikam dari dalam Daulah Utsmaniyah yang notabene adalah Daulah Islam. Barat memicu bangkitnya gerakan-gerakan kebangsaan di dalam tubuh Daulah Utsmaniyah. Isu penjajahan oleh ‘bangsa asing’ dijadikan alat penggerak oleh Barat untuk membangkitkan bangsa-bangsa Balkan.
Apakah Barat berhenti sampai di sini saja? Tidak! Bahkan dengan berbagai sarana yang samar, Barat membangkitkan gerakan-gerakan pemisahan dan pemecah-belahan umat Islam dari kesatuan Negara, dengan meniupkan perbedaan antara Turki dan Arab. Mereka disulut untuk mengadakan gerakan-gerakan kebangsaan. Barat terus-menerus menggerakkan, bahkan membantu mereka mendirikan partai-partai politik berkebangsaan Turki dan Arab, seperti Partai Turki Muda, Partai Persatuan dan Kemajuan, Partai Kemerdekaan Arab, Partai Keamanan, dan partai-partai lainnya. Partai-partai inilah yang menyebabkan kondisi dalam negeri Daulah Islam mengalami guncangan dan tidak stabil.
Berbagai guncangan di dalam negeri oleh Barat diikuti dengan berbagai serangan dari luar sampai meletusnya Perang Dunia I, yang memberi kesempatan terbuka bagi Barat untuk menyerang langsung Dunia Islhan siraham. Dalam kesempatan ini Barat berhasil menguasai sisa-sisa wilayah Daulah Islam, menghabisi, dan menenggelamkannya dari permukaan dunia. Daulah Utsmaniyah terseret dalam Perang Dunia I, yang berakhir dengan kemenangan Sekutu dan kehancuran Daulah Islam. Pasca perang, Barat mengkapling-kapling seluruh Dunia Islam layaknya harta jarahan. Tidak ada Daulah Islam yang tersisa kecuali Turki, yang telah menjadi negara kecil dengan sebutan Negara Turki. Setelah perang berakhir pada tahun 1918 M, Turki hidup di bawah belas kasihan Barat hingga tahun 1921 M, yaitu ketika Turki mampu memerdekakan diri setelah memberi jaminan terlebih dulu kepada Sekutu dengan penghapusan Daulah Islam. []