Apa yang melatarbelakangi gerakan kembali ke asas tunggal’?
Saya tidak paham. Yang paling paham adalah yang mengajukan. Tapi, dari diskusi yang ada, saya menangkap ada semacam ‘keresahan atau kegelisahan’ seolah-olah Indonesia itu ‘terancam’ karena asas partai lain selain Pancasila. Makanya mereka ingin mengembalikan lagi agar partai politik kembali berasaskan Pancasila dan UUD 45 itu.
Yang saya tangkap adalah semacam kegelisahan dan keresahan di kalangan mereka. Padahal kita sendiri merasa tidak apa-apa,
Kira-kira motif mereka itu apa sih Pak?
Ya, lebih jelasnya mungkin ketakutan, barangkali. Tapi memang, saya kira bangsa ini kok menjadi bangsa yang sangat pelupa. Asas tunggal (Pancasil)
Apa target gerakan kembali ke asas tunggal?
Saya tidak bisa menjawab itu, karena saya bukan pihak yang melontarkan gagasan tersebut. Tapi, kalau saya berpendapat, isu ini sangat tidak produktif untuk dilontarkan. Persoalan bangsa ini bukan persoalan asas. Bung Karno sendiri, tatkala pidato di depan gerakan pendukung Pancasila pada bulan Juni 1954 itu jelas mengatakan, partai-partai silahkan berideologi apapun. PNI berideologi Marhaenisme, Masyumi silahkan berasas Islam. Itu yang dimaksud oleh Bung Karno. Saya kira yang paling ‘otoritatif’ mendefinisikan asas partai ini adalah Bung Karno, karena dialah penggali Pancasila. Lha, kok tiba-tiba, ada orang yang mengaku pengikut Bung Karno tidak memahami maksud Bung Karno, tapi malah membuat pengertian lain. Ini
Yang pasti adalah ‘keresahan’ munculnya perda-perda syariah. Itu yang pasti. Padahal gak ada tuh perda syariah. Yang ada
Adakah agenda politik yang sedang ‘dimainkan?’
Ya, mungkin. Tapi saya tidak tahu secara pasti. Yang pasti ada kekhawatiran terhadap religiusitas bangsa ini. Itu saja.
Apa yang harus kita lakukan ke depan?
Saya kira, kalau opini ini masih terus bergulir maka harus kita lawan. Kita juga harus menyatukan langkah. [Lukman Hakiem; Wakil Ketua Fraksi PPP DPR RI]
Satukan Langkah
Menuju Azas Islam…