HTI

Akhbar (Al Waie)

Akhbar al-waie edisi 88

liqosyawalbogor24.jpgSafari Liqo‘ Syawal HTI

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) semakin dekat di hati umat. Salah satu buktinya adalah kerberhasilan acara yang digelar oleh DPD II HTI Malang Raya pada hari ahad 15 Syawal 1428 H atau 28 Oktober 2007. Kegiatan Istihlal Akbar ini memanfaatkan momentum bulan Syawal, bulan kemenangan umat Islam. Istihlal yang bertempat di Masjid Al-Muhajirin di Jalan Bendungan Sutami Malang penuh sesak dipadati oleh undangan dari berbagai level, mulai tokoh masyarakat, pimpinan pondok pesantren, cendekiawan, ulama, pengusaha, dosen, mahasiswa dan tidak lupa seluruh aktivis HTI Malang Raya.

Dalam acara tersebut, ada 2 pembicara yang memberikan paparannya. Pembicara pertama Ust. Gus Haidar selaku pimpinan Pondok Pesantren Al-Falah Bululawang Kab. Malang. Pembicara kedua adalah Ust. Dr. Usman selaku Humas DPD I Jawa Timur. Kedua pembicara mengajak seluruh umat menjadi bagian dari proses perjuangan bagi tegaknya kemuliaan Islam, tidak boleh ada umat yang mejadi penonton saja. Di akhir acara, para peserta bersalam-salaman di antara mereka dengan membawa semangat baru.

Acara yang sama juga diadakan oleh DPD II HTI Jember, yakni pada hari Ahad, 4 November 2007 pukul 09.00 sampai pukul 11.30 WIB bertempat di Aula Utama Graha Bina Insani, Jl. Mastrip 73 Jember. Para tamu undangan yang hadir di antaranya dari kalangan alim ulama, tokoh masyarakat, dosen, dokter, mahasiswa, jamaah majelis taklim dan masyarakat umum.

Para pembicara menyerukan agar Syawal dijadikan momen penyatuan langkah seluruh komponen masyarakat untuk menghadapi musuh umat Islam yang berupaya mengobrak-abrik kaum Muslim. Adalah ironis bahwa kaum Muslim saat ini, di satu sisi ribut terus soal ‘penentuan awal dan akhir bulan’, tetapi di sisi lain dijadikan ‘bulan-bulanan’ oleh kaum kafir. Ini terjadi karena tidak adanya institusi dan pemimpin yang melindungi segenap kaum Muslim. Tanpa institusi Khilafah hidup kita sengsara dan syariah Islam tidak mungkin diterapkan secara kâffah.

Demikian juga di Sumeatera Selatan, bertempat di Aula Kantor Gubernur, Sabtu 27 Oktober 2007. Kurang lebih 200 orang menghadiri Liqo’ Syawal yang diadakan oleh HTI DPD I Sumatera Selatan. Tiga pembicara memberikan tausiyah dalam acara ini. Mereka adalah: KH Ayik Farid (Sekretaris MUI Sumsel); Drs. H. Azri Nangcik (Pengurus Harian Forum Ukhuwah Ulama Umaro Sumatera Selatan (FU3SS), mewakili Prof. Mahyudin NS., SPOG yang berhalangan hadir; dan Ust. Rokhmat S. Labib, MEI dari HTI.

Peserta yang terdiri dari ulama, tokoh masyarakat, ormas, kelompok pengajian, birokrat, majelis taklim dan partai politik ini sangat antusias mengikuti diskusi ini dan menginginkan syariah Islam segera ditegakkan agar kaum Muslim bersatu dalam wadah Khilafah.

Tak ketinggalan pula HTI DPD II Bogor. Pada tanggal 4 November 2007 bertepatan dengan 24 Syawal 1248 H diadakan Liqo’ Syawal dengan mengambil tempat di GOR Padjajaran. GOR yang berkapasitas 5000 orang tampak penuh dengan para hadirin. Bukan hanya masyarakat Bogor yang berduyun-duyun mendatangi acara Liqo’ tersebut, namun juga birokrat, aparat, tokoh ulama, pimpinan ponpes, pimpinan ormas, pendidik dan kalangan profesional lainnya juga ‘tumplek blek’ di acara tersebut.

Pembicara yang memberikan tausiyah, yakni Ust. Amiruddin A. Fikri (LF Bogor Raya), KH Ali Bisyir (Al-Irsyad al-Islamiyah), KH Syarifuddin (Ponpes Bahrul Ulum), Ust. Ahmad Afif (Panglima Laskar FPI Bogor) dan Ust. Harun Al-Rasyid (DPD II HTI). Bapak Indra Roesli (Asisten Sekretaris Walikota Bogor), yang mewakili Bpk. Walikota Bogor yang berhalangan hadir, menyampaikan penghargaan kepada HTI Bogor atas kiprah yang selama ini disumbangkan.

liqosyawalbogor24.jpg

Suasana penuh dengan ‘keakraban’ dan ‘ruhiah’ menyelimuti acara dari awal hingga akhir. Para pembicara memberikan semangat bahwa pasca Ramadhan, dakwah pada syariah dan Khilafah harus semakin meningkat.

Lain lagi dengan kegiatan yang dilakukan oleh HTI Depok. Pada hari Kamis (25/10/2007), fungsionaris HTI melakukan kunjungan shilah ukhuwah Syawal kepada salah seorang tokoh umat, Ust. Arifin Ilham. Kunjungan tersebut dilakukan di kediaman beliau di Pancoran Mas Depok. Pada kunjungan tersebut, HTI diwakili oleh Ketua DPP HTI, Ust. Hafidz Abdurrahman, MA. Ikut dalam kunjungan tersebut anggota DPP, Ust. Ahmad Junaedi. Dalam kunjungan tersebut disertai pula beberapa HTI kota Depok, Fadhli Yafas (Ketua DPD II HTI Kota Depok), Nuriman (Ketua DPC HTI Kec. Beji-Pancoran Mas, Depok) dan Ahmad Wahyudi (Ketua DPC HTI Kec. Sukmajaya, Depok).

Dalam kunjungan ini dibicarakan berbagai hal. Tentang Konferensi Khilafah 2007, aktivitas HTI pasca KKI, tentang aktivitas Ust. Arifin Ilham, dan berbagai hal tentang keumatan lainnya. Dalam suasana pembicaraan yang cair dan akrab ini sangat terasa semangat untuk saling sinergi untuk menegakkan syariah dan Khilafah.

Tak ketinggalan pula HTI Riau. Selama seminggu pasca Lebaran, sejak tanggal 15-22 Oktober 2007, Tim Pengurus dan Humas HTI Riau melakukan kunjungan Silah Ukhuwah kepada para tokoh Islam di Riau. Anggota Delegasi yang melakukan kunjungan terdiri dari dua tim: Tim Pertama dipimpin oleh Ust. Ir. Muhammadun (Ketua DPD I Riau); Tim Kedua dipimpin oleh Ust. Zulhelmy SE MsiAk (Ketua DPC Pekanbaru Timur) dan disertai oleh Ust. Dr. T. Harunur Rasyid (Humas Riau)

Para tokoh yang dikunjungi terdiri dari berbagai macam unsur, mereka adalah: (1) Prof. Dr. Tengku Dahril (Ketua Umum ICMI Riau), (2) H. Syafruddin Saan, Lc (Anggota Fraksi PKS DPRD Riau), (3) Drs. Hamzah, MAg (Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Islam Riau), (4) H. Malkayuni (Ketua Persebatinan Muballigh Riau), (5) Drs. H. Zulmani Mampai (Ketua LP POM MUI Riau), (6) KH Usman Dalimunthe (Pimpinan Ponpes Al Ikhwan Pekanbaru), (7) H. Haris Jumadi SE, MM (Anggota Fraksi PKS DPRD Kota Pekanbaru), (8) H. Syuaib Harun (Pengurus Persebatinan Muballigh Riau), (9) H. Husnu Abadi SH, MH (Pengurus ICMI Riau), (10) Drs. H. Tengku Lukman Jaafar (Ketua Dewan Mesjid Indonesia – Riau), (11) H. Rida K Liamsi (CEO Riau Pos Group), (12) Dr. Detri Karya (Direktur Program Doktoral Universitas Islam Riau), (13) H. M. Hasbi Zaidi, SE, MP (Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau), (14) H. Muhd Syaltut, Lc (Pengurus DPW Partai Bulan Bintang Riau), (15) Fauz Kadir SE, MSi (Calon Independen Gubernur Riau), (16) Ir. H. Surachman, MM (Pengusaha), (17) Dr. Heri Sunandar, MCL (Dosen UIN Susqa), (18) Ust. Mulyadi, SPd (Mantan Ketua Umum DPW PKS Riau), (19) Ust. Yana Mulyana (Wakil Ketua Partai Bulan Bintang Riau), (20) Prof. Dr. Alaidin Koto, MA (Guru Besar UIN Susqa), (21) Ir. H. Fahmi Asnan Kasry (PT. Indah Kiat), (22) Drs. Deliarnov, MSc (Ekonom Universitas Riau), (23) Jarir Amrun, MA (Wartawan Riau Pos), (24) KH Syafwi Kholil, Mag (Yayasan Ash Shofa), (25) Dr. Ahmad Mujahidin, MA (Dekan Fakultas Psikologi UIN Susqa), (26) Dr. Musthafa Umar, Lc, MA (Ulama Muda Riau), (27) Prof Sudirman Johan (Guru Besar UIN Susqa), (28) Sumedi, SE (Pimpinan Riau Televisi), (29) Ahmad Mulyono (Manajer Program Riau Televisi), (30) H. Amiruddin Sijaya, MM (Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Riau), (31) Ir. Ismail Royan (Sekjen DPP Partai Bintang Reformasi) dan (32) Dr. Suryan A Jamrah (Dosen UIN Susqa)

Para tokoh yang dikunjungi memberikan sambutan positif terhadap langkah-langkah yang dilakukan HTI untuk memperkuat silah ukhuwah dan membangun komunikasi untuk menegakkan syariah Islam pada masa mendatang. Secara khusus, mereka juga memberikan bantuan untuk mendukung dakwah HTI Riau baik di kampus, di media cetak dan elektronik maupun untuk mengembangkan kualitas SDM para aktivis dakwah.

Acara Liqo’ Syawal dan silah ukhuwah dengan tokoh masyarakat, ulama, pengusaha, pimpinan pondok pesantren, media, politisi, birokrat dan berbagai kalangan dilakukan oleh seluruh DPD maupun DPC HTI di seluruh kota dan kabupaten di Indonesia. Tujuannya satu, menjalin ukhuwah dalam rangka menyatukan langkah bagi tegaknya syariah dan Khilafah. []

Pilkada: Tak Menjamin Perubahan

Forum Kajian Strategis (FKS) yang digelar HTI Jawa Barat pada hari Jumat malam (26/10) berjalan hangat dan menarik, mengingat tema yang dibahas sedang menjadi perhatian sebagian masyarakat Jawa Barat, yakni “Pilkada Jabar: Antara Harapan dan Kenyataan.” Selain itu, para pembicara dan peserta diskusinya adalah para tokoh yang sudah berpengalaman dalam dunia pendidikan, politik dan keormasan. Hadir sebagai pembicara, Drs. Setia Permana, M.Si. mewakili Ketua KPUD Jabar, kemudian Dr. Dede Mariana, M.Si., Kepala KPP Lemlit Unpad dan Ir. M. Rahmat Kurnia, M.Si., Ketua Lajnah Siyasah DPP HTI.

Selain itu, FKS ke-10 ini juga dihadiri tokoh-tokoh Jawa Barat, di antaranya Drs. H. Djadja Djahari, M.Pd. (Ketua PUI Jabar), Kol. (Pur) Herman Ibrahim, Drs. H. Rafani Akhyar (Sekretarsi MUI Jabar), Dr. Solatun (Direktur IIRSHAD), Arif Minardi (Ketua SPFKK PT. DI), dan Hadiyanto A. Rachim (Sekum DDII Jabar). Puluhan orang yang memadati aula Rossan di kawasan KPAD Gerlong itu larut dalam diskusi hangat Pilkada hingga pukul 23.00 WIB.

Seluruh pembicara sepakat bahwa tidak ada sama sekali jaminan perubahan ketika Pilkada langsung dijalankan walaupun ongkos politiknya terbilang sangat tinggi. Bahkan tatkala masyarakat mengetahui bahwa ternyata demokrasi tidak menghasilkan kesejahteraan rakyat, demokrasi tidak berbanding lurus dengan kemakmuran, maka boleh jadi tahun 2009 masyarakat akan menggugat demokrasi. Untuk itu, umat Islam perlu perubahan dengan melakukan ‘days to days politic’. Untuk perubahan perlu revolusi, tetapi bukan revolusi fisik, melainkan revolusi kesadaran. [Humas HTI Jawa Barat]

HTI Tuban Silaturrahmi ke KODIM

Senin tanggal 24 September 2009 lalu Pengurus DPD II Kab. Tuban HTI berkunjung ke kantor KODIM Tuban. Kunjungan tersebut dalam rangka menjalin silaturahmi antara HTI & KODIM. Rombongan HTI yang dipimpin oleh Hanif Adnan selaku Ketua DPD II Kab. Tuban. HTI diterima oleh Letkol Arh Nuruddin Tanta Widjaya (DANDIM Tuban) di ruang kerjanya pukul. 9.30 WIB. Dalam pertemuan tersebut DANDIM Tuban didampingi oleh Mayor Inf Gunadi (KASDIM), Lettu Arh Sutomo (Pasi Intel), Lettu Inf Warsito (Pasi OP), Lettu Inf Edy Suyono (Pasi Ter) dan Kapten Inf Abdul Wahab (Pasi Admin).

Pertemuan yang berlangsung kurang lebih 1 jam tersebut berlangsung sangat hangat dan penuh keakraban. Hal ini tidak lepas dari bulan Ramadhan yang memang menciptakan nuansa persatuan dan persaudaraan antar umat Islam. Dalam kesempatan tersebut DANDIM Tuban menyatakan pentingnya agama dijadikan sebagai pondasi kehidupan oleh seorang Muslim. Selanjutnya silah ukhuwah ini diharapkan oleh kedua belah pihak dapat dibina terus sebagai wujud kerjasama yang baik antara TNI dan Ormas Islam. [Humas HTI DPD II Kab. Tuban]

Kapitalisme Terbukti Gagal

Kapitalisme menunjukkan kerapuhannya dalam menopang ekonomi dunia. Kerapuhan itu berlangsung tidak hanya di negara-negara miskin dan berkembang, tetapi juga di negara-negara maju yang menjadi pengusung ideologi tersebut. Bursa saham sebagai salah satu pilar Kapitalisme global rontok.

Di sisi lain, Kapitalisme dengan ekonomi sektor non-realnya terbukti tidak mampu menyejahterakan umat manusia. Bangunan ekonomi spekulan itu hanya menguntungkan kalangan pemilik modal dan kaum borjuis. Oleh karena itu, terkait dengan Indonesia, kita harus melepaskan diri dari jerat Kapitalisme global. Pilihannya hanya satu, yakni kembali ke sistem ekonomi Islam. Demikian kesimpulan diskusi bulanan Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan (FKSK) ke-32 yang berlangsung di Jakarta, Senin.

Diskusi ini menghadirkan tiga pembicara: Dr. Rizal Ramli (mantan Menko Ekuin), Dr. Fuad Bawazier (mantan Menkeu) dan Tun Kelana Jaya (Lajnah Maslahiyah DPP HTI). Acara yang mengangkat tema “Rontoknya Bursa Saham Dunia” ini dihadiri sekitar 200 orang dari berbagai kalangan seperti anggota DPR, aktivis ormas Islam, mahasiswa, dan tokoh masyarakat.

Rizal mengatakan, lebih dari 40 tahun Indonesia terjerat Kapitalisme global. Akibatnya, kondisi ekonomi Indonesia sangat terpengaruh oleh kondisi ekonomi dunia yang dikendalikan oleh para kapitalis. Ciri ekonomi kapitalistik yaitu adanya periode booming dan resesi. “Bagi negara yang struktur ekonominya kuat, fluktuasi itu tak terlalu bermasalah. Tapi bagi negara lemah, naik turunnya akan luar biasa,” katanya.

Krisis di Indonesia memang tidak bisa dilepaskan dari rezim global. Menurut Fuad Bawazier, kendati pemerintahan Indonesia berganti-ganti, sebenarnya rezim ekonominya tidak berubah. Mereka adalah kaki tangan Kapitalisme global, yang di Indonesia dikenal sebagai Mafia Berkley. “Mereka ini tak peduli siapa yang berkuasa. Yang terpenting adalah bagaimana rezim ini tetap bertahan,” katanya.

Sementara itu, Tun Kelana Jaya menyatakan, tidak ada harapan sedikitpun untuk memperbaiki sistem ekonomi yang rusak. Sistem itu harus diganti. Tidak ada jalan lain kecuali kembali pada sistem Islam, sebuah sistem yang berasal dari Zat Yang Maha Haq dan sesuai dengan fitrah manusia.

Ia mengingatkan, kembali pada sistem Islam tidak sekadar mensyariahkan semua unsur-unsur ekonominya dengan memberi label syariah. Lebih jauh dari itu adalah mengubah paradigma dasar sistem ekonomi itu sendiri. “Ibarat komputer yang sudah kena virus, ia harus diinstall ulang,” tandasnya. [Lajnah I’lamiyah DPP HTI]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*