سُئِلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْمَدِينَتَيْنِ تُفْتَحُ أَوَّلاً قُسْطَنْطِينِيَّةُ أَوْ رُومِيَّةُ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَدِينَةُ هِرَقْلَ تُفْتَحُ أَوَّلاً يَعْنِي قُسْطَنْطِينِيَّةَ
Rasulullah saw. pernah ditanya, “
Imam Ahmad mengeluarkan hadis tersebut di dalam Musnad-nya pada bab Musnad ‘Abdullâh bin Amru bin bin al-‘Âsh. Beliau meriwayatkan hadis ini berdasarkan penuturan secara berturut-turut dari Yahya bin Ishaq, dari Yahya bin Ayyub, dari Abu Qabil; yang didasarkan pada penuturan Abdullah bin Amru bin al-‘Ash dari Rasulullah saw. Al-Haytsami berkomentar, “
Riwayat yang sama juga diriwayatkan oleh: Ibn Abi Syaibah dalam Mushannaf Ibn Abiy Syaybah; Imam ad-Darimi dalam Sunan ad-Dârimî, dari penuturan Utsman bin Muhammad, dari Yahya bin Ishaq; Ibn Abi ‘Ashim dalam Al-Awâ’il li bin Abi ‘Âshim, dari penuturan Abu Bakar, dari Yahya bin Ishaq; Ath-Thabrani dalam Al-Awâ’il li ath-Thabrani, dari penuturan Abdullah bin al-Husain al-Mashishi dari Yahya bin Ishaq; serta Abu ‘Amru ad-Dani dalam as-Sunan al-Wâridah fî al-Fitan, dari penuturan Abdurrahman bin Utsman, dari Qasim, dari Ibn Abi Khaytsamah, dari Yahya bin Ishaq. Dalam semua riwayat tersebut, selanjutnya Yahya bin Ishaq dari jalur yang sama dengan jalur di atas.2
Nu’aim bin Hamad al-Muruzi meriwayatkan hadis ini dalam Kitâb al-Fitan dari Ibn Wahbin dari Yahya bin Ayyub dari Abu Qabil dari Abdullah bin Amru bin al-‘Ash.3 Abdul Ghani al-Maqdisi mengeluarkannya di dalam Kitâb al-‘Ilm. Ia berkata, “Hadis ini sanad-nya hasan.”
Al-Hakim meriwayatkannya dari tiga jalur. Pertama: dari Muhammad bin Shalih bin Hani’, dari Muhammad bin Ismail, dari Ibn Wahbin, dari Yahya bin Ayyub dari Abu Qabil al-Ma’afiri dari Abdullah bin Amru bin al-‘Ash. Kedua: dari Abu Ja’far Muhammad bin Muhammad al-Baghdadi dari Hasyim bin Murtsid dari Said bin Afir dari Said bin Abi Ayyub dari Abu Qabil dari Abdullah bin Amru bin al-‘Ash. Ketiga: dari Muhammad bin al-Muamal, dari al-Fadhl bin Muhammad asy-Sya’rani dari Nu’aim bin Hamad, dari Abdullah bin Wahbin, dari Yahya bin Ayyub dari Abu Qabil, dari Abdullah bin Amru bin al-‘Ash. Al-Hakim berkomentar, “Ini adalah hadis sahih menurut syarat Syaykhayn (Imam al-Bukhari dan Imam Muslim), tetapi keduanya tidak mengeluarkannya.”4Adz-Dzahabi menyepakati penilaian al-Hakim.
Komentar al-Haytsami di atas, bahwa para perawi hadis ini adalah perawi sahih kecuali Abu Qabil yang ia nilai tsiqqah, mengisyaratkan bahwa ia menilai hadis ini hasan. Penilaian ini sesuai dengan penilaian Abdul Ghani al-Maqdisi. Adapun al-Hakim menilainya sahih dan disepakati oleh adz-Dzahabi. Syaikh Nashiruddin al-Albani juga menilainya sahih.5 Walhasil hadis ini bisa dijadikan hujjah.
Makna Hadis
Hadis ini adalah hadis gharîb karena hanya diriwayatkan dari jalur Abu Qabil dari Abdullah bin Amru bin al-Ash. Hadis ini memberitahukan bahwa dua
Berita gembira penaklukan
Syaikh al-Albani mengatakan:
Penaklukan pertama telah berhasil direalisasikan melalui tangan Muhammad al-Fâtih al-‘Utsmani seperti yang sudah diketahui. Hal itu terealisasi setelah lebih dari delapan ratus tahun sejak berita gembiranya disampaikan oleh Rasulullah saw. Penaklukan kedua (yaitu penaklukan
Berita dari Rasul itu tidak boleh menjadikan kita diam dan tidak turut terlibat aktif memperjuangkannya karena menganggap toh pasti akan tegak kembali. Apalagi menghalangi perjuangan penegakan Khilafah tentu jauh lebih buruk dan lebih tidak layak lagi keluar dari seorang Muslim. Sikap itu hanya layak keluar dari orang yang tidak percaya kepada Rasulullah saw.
Berita gembira tegaknya kembali Khilafah seharusnya memacu kita untuk mewujudkannya tanpa kenal lelah, seperti generasi terdahulu. Perjuangan itu pada akhirnya pasti akan berhasil dan Khilafah pasti tegak kembali sesuai dengan janji Allah dan Rasulullah saw. Wallâh a‘lam bi ash-shawâb. [Yahya Abdurrahman]
Catatan Kaki:
1 Lihat: Imam Ahmad (164-241 H), Musnad Ahmad, 2/176, Muassasah Qurthubah, Mesir, tt; Al-Haytsami (w. 807 H), Majma’ az-Zawâ’id wa Manba’u al-Fawâ’id, 6/219, Dar ar-rayan li ath-Turats-Dar al-Kitab al-‘Arabi, Kaero-Beirut, 1407
2 Lihat: Ibn Abiy Syaibah, Mushannaf Ibn Abi Syaibah, ed. Kamal Yusuf al-Hawt, 4/419, Maktabah ar-Rusyd, Riyadh, cet. i. 1409; Imam ad-Darimi (181-255 H), Sunan ad-Darimi, 1/137, Dar al-Kitab al-‘Arabi, Beirut, cet. i. 1407; Ibn Abiy ‘Ashim, al-Awâ’il li Ibn Abi ‘âshim, 1/109; Ath-Thabrani, al-awâ’il li ath-Thabrani, 1/122; Abu Amru ad-Dani (371-444 H), as-Sunan al-Wâridah fî al-Fitan, ed. Dr. Dhiya’ullah bin Muhammad Idris al-Mubarkfuri, 6/1127, Dar al-‘âshimah, Riyadh, cet. i. 1416
3 Lihat: Nu’aim bin Hamad al-Muruzi Abu Abdillah (w. 288 H), Kitâb al-Fitan, ed. Samir Amin az-Zuhri, 2/479, Maktabah at-Tawhid, Kaero, cet. i. 1412
4 Lihat: Al-Hakim (321-405), Mustadrak ‘alâ Shahîhayn, ed. Mushthafa Abdul Qadir ‘Atha, 4/598, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, Beirut, cet. i. 1411/1990
5 Lihat: Muhammad Nashiruddin al-Albani, Silsilah ash-Shahîhah, 1/33, Maktabah al-Ma’arif,
6 Lihat: Yaqut bin Abdillah al-Humawi, Mu’jam al-Buldân, 1/312, Dar al-Fikr,
Penakhlukan Konstantinopel terealisasi setelah lebih dari delapan ratus tahun sejak berita gembiranya disampaikan oleh Rasulullah saw.
Ih 800th berapa generasi tuh? Itulah bukti bisyaroh nubuwah pasti terjadi.
Tapi insya Allah Roma akan lebih gampang. Karena ketika kita datangi, ee ternyata para pemudanya lagi asyik main bola dan nonton bola :)
Telah kutanam keyakinan tentang kemenangan khilafah sampai masa entah berantah. Tidak ada satu huruf pun kekeliruan pada janji rasulullah tentang hal itu. Ayo waqafkan ruh, badan dan usia kita untuk tegaknya Daulah dan Khilafah Islamiyh.
Ya Allah ya Rabb Tuhan kami yang maha kuasa atas segala sesuatu satukan hati kami untuk mengembalikan sistem kehidupan yang engkau wariskan pada kami. Ya Allah kuatkan hati dan badan kami untuk menghapus kemunkaraan, kemaksitan terhadapmu, kedzaliman dan permusuhan diantara saudara saudara kami se aqidah. TIADA DAYA UPAYA PADA KAMI KECUALI DARIMU YA ALLAH. AMIN
Seakan kini aku sudah berada di kota roma. Aku mengibarkan Al Liwa’ dan Ar Roya, aku memekikkan kalimat Takbir dengan kerasnya, diikuti gegap gempitanya 1 juta pasukanku yang telah berhasil menaklukkannya. jalan menuju Roma memang terjal. Sebelum itu aku melewati Inggris. kerajaan inggris telah kuporak poandakan. Istana ratu inggris telah ku ubah menjadi ibukota provinsi inggis yang dipimpin oleh wali Syifa’ atas penunjukkan kholifah. belanda sangat mudah ditaklukkan karena ternyata mereka pengecut dan berhati ciut. Jerman telah rata dengan tanah. Nah janji Allah dalam QS Ar Rum dan janji rasulullah teklah terlaksana. Kini pasukanku menjadi pasukan terbaik di masa kini. Siapa mau daftar menjadi pasukan Islam yang gagah berani ?
Ya Alloh, hati ini benar2 bergetar ,
iman yg ada di hati ini terkadang pasang terkadang surut,terkadang lemah terkadang kuat,
ya Alloh, dan kuatkanlah iman di hati ini setiap saat, agar kami tidak menjadi pengecut dan penghianat dalam memperjuangkan agamaMU,
yang mulutx lebar dr berkata “perjuangkan Islam, nmun hatinya lari dr medan pertempuran”.