Opini umum biasa digunakan untuk menyebut sesuatu yang menjadi pembicaraan khalayak atau sesuatu yang diinginkan dalam kehidupan mereka. Secara alami opini umum akan senantiasa muncul dan bisa terlihat dalam setiap aspek dan aktivitas manusia. Opini umum, jika sudah masuk ke dalam ranah politik, akan menjadi alat propaganda yang sangat penting untuk merealisasi berbagai tujuan yang diinginkan. Inilah yang menjadikan perang opini sebagai suatu keniscayaan. Siapa yang mampu menguasai serta mengendalikan opini, dia telah memenangkan separuh peperangan.
Pada saat ini secara umum ada tiga kepentingan besar yang berebut pengaruh opini untuk merealisasi berbagai tujuan yang mereka inginkan, yaitu: kepentingan Kapitalisme, kepentingan Sosialisme dan kepentingan Islam. Misal: Kapitalisme sebagai ideologi yang berkuasa saat ini tentu ingin mempengaruhi publik dalam rangka mempertahankan stabilitas, mengatasi kegelisahan publik, menguji kebijakan atau untuk menangani isu-isu kontroversial. Dia tidak henti-hentinya memanipulasi opini publik domestik maupun Internasional agar menentang Islam dengan kemasan terorisme. Mereka berusaha meyakinkan umat, bahwa politik dan agama tidak bisa disatukan; bahwa politik berkaitan dengan realitas kekinian; bahwa tidak ada kemungkinan untuk mengubah situasi yang ada sekarang selain mengikuti arus global—yang direkayasa oleh negara-negara kapitalis Barat. Demikian juga Sosialisme, yang juga akan memainkan opini untuk merealisasi kepentingannya dan menjatuhkan kepentingan lainnya (Islam dan Kapitalisme).
Dengan demikian opini umum menjadi senjata yang cukup ampuh dalam mempropagandakan ideologi, termasuk ideologi Islam. Karenanya, dalam dakwah, menciptakan opini umum merupakan aktivitas yang urgen untuk melawan konspirasi negara-negara kolonialis dan antek-anteknya. Pemanfaatan opini publik sendiri dalam dakwah harus senantiasa didasarkan pada Islam. Pada dasarnya opini publik menjadi bagian tak terpisahkan dari metode penyebaran Islam yang sudah baku menurut sunnah, yakni dalam konteks kenegaraan sebagai politik luar negeri (dakwah wal jihad).
Di samping harus didasarkan pada Islam, opini umum juga harus dibangun berdasarkan kesadaran umum (wa‘y al-‘âm). Penggabungan atau sinergi opini umum (ra’y al‘âm) dengan kesadaran umum (wa‘y al-‘âm) ini akan membentuk kekuatan yang real. Di tengah-tengah umat harus diopinikan tentang Islam yang rahmatan lil ‘alamin, bagaimana syariah Islam menjaga dan melindungi hak-hak mereka, bagaimana Islam mengatur ekonomi, politik serta mampu memecahkan problematika kehidupan manusia; diungkap pula bobroknya sistem selain Islam. Di sisi lain umat juga disadarkan tentang kewajiban terikat dengan hukum Allah dan kewajiban mengamalkan Islam secara kâffah. Secara alami opini umum dan kesadaran umum tentang Islam akan terbentuk. Inilah sesungguhnya di antara aktivitas dakwah yang sangat penting. Wallâhu a‘lam. [Rofiq Jauhari; Jurnalis Independen; Tinggal di Al-Mukmin, Ngruki, Sukohajo, Jateng]
opini umum bisa diraih salah satunya (dan ini sering dipakai musuh2 Islam) dengan propaganda melalui media informasi (Televisi dan cetak), maka mereka segera menguasai berbagai media tsb., tapi harus diingat, opini umum yang mereka buat sangat lemah dan tidak bisa menjamin keberhasilan (kalau ditujukan bagi kaum muslimin), apabila dilawan dengan upaya penyadaran umum melalui dakwah intensif, karena opini tidak akan pernah bisa melawan Mafahim, sehebat apapun opini tdk akan dpt mengubah mafahim seseorg, tapi mafahim yg kuat akan mendorong seseorg utk menciptakan opini umum sendiri.
saya sangat setuju dengan tulisan diatas, mohon para pengemban da’wah untuk memperhatikan…
Siip! Apakah berarti ada perbedaan antara opini umum dan kesadaran umum? ro’yul Amm?