Libur akhir semester bersamaan dengan liburan akhir tahun telah tiba. Anak-anak tentu sangat antusias menghadapinya, demikian juga orangtua. Banyak keinginan yang ingin dilakukan oleh anak. Mereka tentu ingin merasakan suatu pengalaman baru yang menarik dan menyenangkan. Tidak sedikit orangtua bahkan dengan sengaja menjadwalkan cuti untuk menemani anaknya berlibur. Liburan sekolah memang kesempatan yang sangat baik untuk ajang kebersamaan keluarga. Orangtua yang selama ini sibuk bekerja sehingga interaksi dengan anak-anak sangat terbatas melihat peluang bagus untuk melakukan kegiatan bersama seluruh keluarga.
Tentu sangat baik jika setiap menjelang libur sekolah orangtua secara sengaja menyusun rencana untuk mengisi hari-hari itu dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat bagi semua. Jadi, liburan bukanlah sekadar melepaskan diri dari rutinitas sekolah belaka, tetapi harus dijadikan sebagai kesempatan bagi orangtua untuk memperbaiki yang kurang dalam proses pendidikan.
Pada dasarnya, pendidikan bertujuan untuk menjadikan anak lebih berkualitas. Anak diharapkan tidak hanya memiliki kemampuan di bidang akademis, tetapi sekaligus memiliki keterampilan dan kepribadian Islam yang tangguh. Beberapa aktivitas kaya manfaat yang dapat dilakukan selama liburan antara lain:
1. Meningkatkan pemahaman Islam.
Masa liburan juga bisa digunakan untuk meningkatkan pemahaman anak pada ajaran Islam. Mulai dari peningkatkan kualitas ibadah, hapalan ayat-ayat al-Quran, kajian sirah Nabi saw. dan para sahabat sampai peningkatan semangat juang mereka. Mengikutkan anak pada acara pesantren kilat liburan merupakan salah satu alternatif yang baik. Saat ini pesantren kilat tidak hanya diselenggarakan pada bulan Ramadhan saja, tetapi ada juga yang diselenggarakan saat liburan sekolah. Kalau tidak ada program pesantren kilat, orangtua bisa berinisiatif membuat program semacam itu di lingkungan tempat tinggalnya, misalnya di masjid terdekat, bekerjasama dengan pengurus masjid yang ada. Buatlah materi kajian yang menarik, sesuai dengan tahapan usia anak, tentu tetap dengan memperhatikan target-target yang ingin di capai.
Lengkapi kegiatan pesantren kilat dengan kegiatan unjuk kemampuan di dalam menyampaikan apa yang sudah diperoleh anak. Misalnya, dengan mengadakan lomba kultum, cerdas cermat dan sebagainya. Kegiatan semacam ini akan melatih keberanian sekaligus pengalaman yang sangat berharga buat anak. Jika perlu, siapkan hadiah spesial untuk para pemenang agar anak bersemangat dan berusaha tampil sempurna.
2. Melibatkan anak dalam aktivitas dakwah orangtua.
Liburan juga merupakan kesempatan bagus untuk melibatkan anak dalam aktivitas dakwah orangtuanya. Hal ini penting untuk memberikan contoh dan lingkungan yang kondusif sehingga suasana dakwah sudah bisa dirasakan anak sejak dini. Ajaklah anak turut serta ketika kita menjadi peserta atau pembicara dalam pengajian, diskusi, seminar atau bahkan aksi-aksi protes di jalanan. Selain sebagai sarana latihan dakwah buat anak, sekaligus juga sebagai sarana rekreasi keluarga. Sesampai di rumah, anak bisa diminta pendapatnya tentang kegiatan yang baru saja ia ikuti. Bisa juga ia ditanya tentang materi yang disampaikan orangtua, respon atau tanggapan para peserta, bahkan mungkin tanpa kita duga ia juga mempunyai kritik dan saran buat kita.
Namun, sebelum memutuskan untuk mengajak anak pergi berdakwah, tentu harus dipertimbangkan kondisi kesiapan anak. Lakukanlah persiapan seperlunya agar anak di sana bisa merasa nyaman dan tidak malah menimbulkan masalah. Sambil mengajak anak berdakwah, jelaskan kepada mereka bahwa dakwah adalah kewajiban setiap Muslim. Jika perlu, kenalkan kepada mereka dalil-dalil tentang kewajiban berdakwah. Jelaskan pula bahwa Islam bukan hanya mengajarkan sebatas ibadah seperti shalat, puasa, zakat dan haji, tetapi juga dakwah. Ajaklah anak-anak mulai menghapal ayat-ayat atau hadis yang berbicara tentang kewajiban berdakwah, seperti QS al-Ashr yang sangat populer di kalangan anak-anak.
3. Melatih keterampilan rumah tangga.
Liburan sangat baik dimanfaatkan untuk melatih keterampilan anak dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Pekerjaan rumah sehari-hari memang terlihat sepele, tetapi kalau tidak terlatih, akan membuat anak canggung ketika harus mengerjakan pekerjaan rumah sendiri. Masa liburan adalah kesempatan bagi orangtua untuk mengenalkan pada mereka bagaimana memegang sapu yang benar, mencuci piring, merapikan tempat tidur, melipat baju, menyeterika dan pekerjaan rumah lainnya. Orangtua harus terlibat aktif dalam mengajarkan keterampilan pekerjaan rumah ini sehingga anak tahu persis cara yang benar. Jika dikerjakan bersama-sama dan diselingi canda, anak-anak juga akan merasa gembira. Jadi, siapa bilang rekreasi harus selalu berarti pergi jauh?
4. Menjalin keakraban anggota keluarga.
Silaturahmi merupakan amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah saw. Mengisi waktu liburan dengan silaturahmi kepada kerabat sangat baik dilakukan. Namun, kalau anak-anak berencana akan tinggal di rumah nenek, misalnya, untuk waktu yang agak lama, pastikan bahwa semua akan berjalan baik; anak-anak tidak merepotkan sang nenek dan pastikan juga bahwa pengasuhan beliau selaras dengan pola pengasuhan dan rutinitas yang selama ini sudah diterapkan di dalam keluarga. Dengan begitu, sepulang liburan anak-anak memang mendapatkan sesuatu yang bermanfaat dan tidak kehilangan apa-apa yang selama ini sudah diupayakan bersama di rumah dengan anggota keluarga.
5. Membangun kepedulian terhadap sesama Muslim.
Masa libur juga merupakan kesempatan bagi orangtua untuk membangun kepedulian anak terhadap saudaranya sesama muslim. Misalnya dengan cara mengakseskan mereka informasi lewat media cetak dan elektonik yang berkaitan dengan perkembangan negeri-negeri Muslim, penderitaan mereka dan problem yang melanda kaum Muslim baik di
6. Mengasah rasa kepekaan sosial.
Libur juga merupakan kesempatan untuk mengasah rasa kepekaan sosial anak terhadap lingkungan. Aksi bongkar lemari pakaian anak-anak dan memberikannya sebagian kepada yang memerlukan merupakan langkah yang terpuji. Anak-anak juga bisa diajak mengunjungi panti-panti asuhan, agar mereka bisa turut merasakan sedihnya tidak memiliki ayah/ibu dan berbagi keceriaan bersama mereka. Anak akan dapat melihat bahwa di dalam hidup ini ada banyak hal yang belum mereka ketahui.
7. Mengenalkan Allah melalui ciptaan-Nya.
Jika berencana untuk berpergian (berwisata), pilihlah berwisata ke alam bebas. Pergi ke pegunungan atau pantai adalah pilihan yang tepat. Di tempat-tempat seperti itu, anak akan belajar banyak hal. Mereka akan mengenal berbagai macam pohon yang selama ini belum pernah mereka lihat. Anak dapat memegangnya, merasakan keras batangnya, bau daunnya, buahnya atau bunganya. Bahkan kalau memungkinkan, biarkan anak memanjatnya, tentu dengan tidak merusaknya. Dengan mengenali berbagai macam pohon dan keindahan alam, sekaligus anak akan lebih memahami kebesaran Allah Swt. Kenalkan lepada anak sebanyak mugkin tanam-tanaman. Jangan sampai dia tidak tahu bahwa nasi yang selama ini dia makan berasal dari padi yang terbentang hijau di sawah. Lebih bagus kalau anak juga diperlihatkan bagaimana proses pembuatannya sampai menjadi beras.
Di pantai yang terbentang luas, anak akan dapat berlari-lari, bermain air dan pasir, sekaligus merasakan betapa kecilnya dia dibandingkan dengan alam semesta apalagi Allah Swt. Di lautan anak mungkin akan melihat bermacam ikan, yang selama ini hanya dia lihat ketika siap disantap di meja makan. Anak juga bisa mengumpulkan kerang, melihat berbagai binatang laut yang merayap di atas pasir yang selama ini hanya dia lihat di televisi atau buku. Bahkan mungkin juga dia bisa merasakan gigitan salah satu dari binatang-binatang itu.
Khatimah
Banyak hal yang bisa dilakukan pada setiap kali liburan, asal semuanya direncanakan dengan baik. Dengan cara itu, insya Allah anak akan menjadi lebih berkualitas. Jelas sekali bahwa libur sekolah bukan berarti anak berhenti belajar. Liburan harus dijadikan lebih bermakna, berkesan dan tetap dijadikan arena untuk mendidik. Anak-anak gembira, orangtua merasa lega, semua merasa bahagia.
Wallâhu a’lam bi shawâb. []