HTI

Akhbar (Al Waie)

AKHBAR EDISI KE 90 [FEBRUARI 2008]

Mencetak Pejuang Penegak Syariah

Alhamdulillah, luar biasa. Banyak pilihan aktivitas untuk mengakhiri 2007. HTI DPD Kota Surabaya pada Ahad 30 Desember memilih melakukan kegiatan Islamic Mega Training (IMT). Acara ini mendapatkan respon yang sangat positif dari seluruh peserta. Hampir 100% mereka menyatakan acara ini menyenangkan, mengesankan dan memberikan manfaat besar untuk mengenalkan Islam dengan syariah dan Khilafahnya.

Acara yang dilaksanakan di kampus STIESIA Surabaya ini mengangkat tema, “Saatnya Menjadi Penegak Syariah untuk Mewujudkan Indonesia Lebih Baik”. Acara diikuti 350 peserta dari berbagai kalangan mulai pelajar, mahasiswa, profesional, pedagang, tukang bakso, hingga para takmir, mubalig dan tokoh masyarakat.

Acara dibuka dengan wellcome greeting oleh DPP HTI KH M. Al-Khaththath yang memberikan motivasi agar umat mendukung bahkan turut langsung dalam perjuangan penegakan syariah ini. [Humas HTI DPD Kota Surabaya]

 

Mahasiswa Tuntut Ahmadiyah Dibubarkan

Puluhan mahasiswa se-Jabodetabek yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Pembebasan, Selasa (8/1), melakukan aksi di depan Kejaksaan Agung RI di Jakarta. Tuntutannya satu: Pemerintah segera melakukan pelarangan dan pembubaran aliran Ahmadiyah karena dinilai telah melakukan pengrusakan dan penodaan terhadap ajaran Islam.

“Ahmadiyah adalah aliran sesat dan menyesatkan karena mereka meyakini Mirza Gulam Ahmad sebagai nabi dengan membawa kitab suci Tadzkirah. Atas dasar inilah, kami mendukung fatwa MUI yang menyatakan bahwa aliran Ahmadiyah sebagai aliran sesat dan wajib dilarang di Indonesia,” ungkap Erwin Permana, Sekjen Gema Pembebasan. [Humas Gema Pembebasan]

 

Daurah Kepemimpinan Islam di Kabupaten Indragiri Hulu

Gedung Dang Puranama Rengat, Indragiri Hulu, Riau dipadati oleh ratusan tokoh masyarakat Kabupaten INHU yang bersemangat ingin berjuang menegakkan syariah Islam. Mereka mengikuti Daurah Kepemimpinan Islam dari tanggal 23-24 Desember 2007. mereka  adalah perwakilan masyarakat dari 14 kecamatan.

Kegiatan ini diadakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia Daerah Riau bekerjasama dengan Komite Penegakan Syariat Islam (KPSI) Kabupaten INHU dan ICMI Daerah INHU, serta didukung oleh HMI, IKMI STIE Indragiri, BEM STAI Madinatun Najah, BEM Politeknik Indragiri, BKPRMI INHU dan para pengurus masjid se Kabupetan INHU. 

Bertindak sebagai narasumber adalah KH M. al-Khaththath (Sekjen Forum Umat Islam), Ust. Zamroni Ahmad (DPP HTI) dan Ust. Zulkifli M. Ali. Lc (Ketua Dewan Syuro Komite Penegakan Syariat Islam Sumatera Barat).

Menurut Ketua HTI Riau, Ust Ir. Muhammadun, kegiatan ini adalah bagian dari pembinaan umat dengan Tsaqofah Islam (tatsqiful ummah bi tsaqofatil Islamiyah). Penggagas acara ini, H Sumra Hardi, S.Sos yang juga Ketua I KPSI Kab INHU mengatakan bahwa acara semacam ini akan terus dilaksanakan untuk memberikan penyadaran pada rakyat pentingnya penegakan syariah. [Humas HTI Riau]

 

Menatap Masa Depan Jawa Barat

“Saya sangat kesulitan untuk merefleksikan Jawa Barat. Begitu suramnya sehingga tidak ada yang dapat direfleksikan,” seloroh Dr. M. Solatun mengawali presentasinya di Forum Kajian Strategis ke-12, “Refleksi Akhir Tahun 2007”, yang dilaksanakan akhir tahun 2007 (28/12) di Rossan Villa baru-baru ini.

Ust. Farid Wadjdi, pembicara kedua di FKS, dalam presentasinya ’membedah’ Indonesia dalam semua aspek; ekonomi, politik, sosial, korupsi, dll. Seluruh parameter menunjukkan catatan buruk.

Kalau permasalahan Jawa Barat dan Indonesia sedemikian suramnya, lalu bagaimana jalan keluarnya? Kedua pembicara sepakat untuk mengubah kondisi tersebut dengan aturan Allah dan menyerahkan pengelolaannya kepada orang yang amanah. [Kantor Humas Jabar]

 

HTI DPD II Malang di Islamic Book Fair

Mengawali tahun 2008, tepatnya tanggal 1-7 Januari 2008 HTI DPD II Malang ikut berperan dalam Malang Islamic Book Fair. Dalam ajang yang diikuti penerbit-penerbit ternama tersebut stan DPD II HTI Malang boleh dibilang unik. Hal tersebut karena selain menawarkan produk buku ataupun produk cetak lainnya dari HTI, stan DPD II HTI Malang juga menyajikan pemutaran film dan jasa konsultasi masalah-masalah keislaman. 

Besarnya antusiasme pengunjung ke stan DPD II HTI Malang terlihat dari  banyaknya pengunjung yang mendatangi stan DPD II HTI Malang. Ini setidaknya bisa dilihat dari ratusan pengunjung yang mengisi daftar hadir yang disediakan di stan DPD II HTI Malang.

 Selain membuka stan, DPD II HTI Malang juga mengisi beberapa acara  di tempat khusus yang telah disediakan panitia. Beberapa acara tersebut antara lain: Dialog Refleksi Akhir Tahun, Diskusi tentang “Makanan Haram dan Subhat di Sekitar Kita”, Talkshow “Peran Muslimah dalam Mewujudkan Generasi Bebas Narkoba, AIDS dan Seks Bebas”, Bedah VCD “Rintihan Umat Islam” dan Bedah Buku “Demokrasi Barbar ala Amerika”. [Humas DPD II HTI Malang]

 

Rapat Akbar Muslimah Jabar

Bertepatan dengan tanggal 22 Desember yang sudah menjadi momen yang biasa diperingati sebagai Hari Ibu, Hizbut Tahrir Indonesia menggelar Acara Rapat Akbar Muslimah Jawa Barat dengan tema, “Mencari Solusi Problematika Umat untuk mewujudkan Kemuliaan Islam.” Dalam acara tersebut, Muslimah Jawa Barat menyerukan Penegakkan syariah dan Khilafah sebagai solusi atas permasalahan yang begitu kompleks dihadapi masyarakat saat ini. Sosok ibu handal, yang saat ini diharapkan mampu menjawab berbagai tantangan hidup berupa permasalahan umat yang kompleks, menjadi satu agenda bersama untuk diwujudkan pada diri setiap Muslimah baik yang sudah berperan sebagai ibu ataupun calon-calon ibu masa depan.

Acara ini dihadiri oleh 220 undangan dari berbagai kalangan, mulai dari mubalighoh, praktisi profesi, penggerak PKK, dan tokoh-tokoh ormas-orpol yang berasal dari berbagai daerah, seperti Kota Bandung dan sekitarnya, Sumedang dan sekitarnya, Cirebon dan sekitarnya, Kota Cimahi, Karawang, Purwakarta, Subang, Garut, Tasik, Ciamis, Banjar, Ciparay, Banjaran, Majalengka, serta Majalaya dan sekitarnya. []

 

Media Berperan Menyebarluaskan HIV/AIDS

“Media memiliki peran penting dalam penyebaran HIV/AIDS karena media memiliki kekuatan untuk menyebarkan ide dan opini yang dapat mempengaruhi pola pikir dan pola sikap masyarakat. Pemberitaan media sangat dipengaruhi oleh ’nafas’ bisnis’. Tidak aneh jika pemberitaan dan opini yang berkembang di media sangat jauh dari pemikiran yang berdasarkan pada agama, seperti berita seputar  food, fashion, and fun yang menawarkan gaya hidup serba bebas (tanpa aturan agama) dan membawa masyarakat, khususnya remaja, pada perilaku seks bebas dan penyalahgunaan NAZA yang berujung pada HIV/AIDS.”

Demikian di antara penjelasan Siti Raudhatul Jannah, mantan wartawati media cetak swasta nasional yang saat ini berprofesi sebagai Staf Pengajar di STAIN Jember. Hal tersebut dia sampaikan dalam Seminar Kesehatan bertajuk, “Mahasiswa, Remaja dan HIV/AIDS”, yang diselenggarakan oleh BEM FKIP Universitas Jember di gedung PKM Universitas Jember, Sabtu (15/12).

Hadir pula sebagai pemateri, Novia Luthviatian, S.KM. (Staf Pengajar FKM UNEJ), dr. Tuti Rahmayani (Pengurus SKI/PIAI UNAIR dan Pusat Studi Intelektual Muslimah UNAIR) dan Nasrul Ilminnafik, ST, MT. (aktivis Hizbut Tahrir Indonesia, Jember). []

 

Saresehan Muslimah Hari Ibu di Cirebon

Dalam rangka memperingari Hari Ibu ke-79, pada tanggal 30 Desember 2007 Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kota Cirebon menggelar acara Saresehan Muslimah dengan tema, “Ibu Cerdas, Pencetak Generasi Berkualitas”.  Acara yang berlangsung di Aula Norman Sasana (Polisi Militer) Cirebon menghadirkan  pembicara Siti Alisah (Kanit Dikyasa Polresta Cirebon) dan Fatimah Salma (Hizbut Tahrir Indonesia Cirebon) serta dipandu Moderator Ustadzah Zukaifa Kunaifi.

Saresehan  ini dihadiri tak kurang dari 150 peserta dari berbagai kalangan. Hadir sebagai peserta sarasehan antara lain Ibu Wakil Walikota Cirebon, sejumlah unsur pimpinan dari GMI, Aisyiyah, BKSWI, Salimah, ibu-ibu FUI (Forum Ukhuwah Islamiyah) Cirebon, Majelis Taklim Se-kota/kab. Cirebon, Dharma Wanita Dinas Pemerintahan, mahasiswi/pelajar, dan masyarakat umum. []

 

Islam Solusi atas Masalah Aborsi

Sabtu (5/1), BEM FKIP Universitas Muhammadiyah Jember menggelar Seminar Kesehatan bertajuk “Aborsi, Antara Kebolehan dan Bahaya” di Aula Zaenuri Universitas Muhammadiyah Jember.

Seminar yang dihadiri sekitar 300 orang peserta dari kalangan pelajar, mahasiswa, dosen dan masyarakat umum ini menghadirkan dr. Mochammad Usman, Sp.FK (Dosen FK UNAIR dan Aktivis Hizbut Tahrir Indonesia) dan Dr. H. Endang Ma’ruf Randi, Sp.OG (Praktisi Kesehatan dan Dosen FK UNEJ) sebagai pemateri. Seminar ini berlangsung sukses. Para peserta begitu antusias menyimak setiap pemaparan pemateri. Banyak di antara peserta melontarkan berbagai pendapat dan pertanyaan. []

 

Seminar “Perempuan dan Pilkada dalam Perspektif Islam”

Pada Hari Jumat, 14 Desember 2007 di Auditorium Pemprov. Sumatera Selatan, diselenggarakan acara Seminar Setengah Hari, khusus bagi perempuan, dengan tema “Perempuan dan Pilkada dalam Perspektif Islam”. Acara tersebut dihadiri oleh lebih dari 140 orang, yang merupakan tokoh-tokoh Muslimah perwakilan dari Parpol, Ormas, Dharma Wanita, Praktisi Pendidikan, Aktivis Perempuan, utusan Majelis Taklim.  Hadir juga Ibu Asmawati yang merupakan anggota DPD RI Sumatera Selatan.

Acara tersebut membahas masalah keterlibatan perempuan dalam aktivitas politik, khususnya Pilkada, juga mengkritisi masalah Pilkada yang merupakan ajang pesta demokrasi, namun sampai saat ini tak kunjung menghasilkan perubahan bagi kehidupan masyarakat. [Humas DPD I HTI Sumsel]

 

 FUI: DEPAG Jangan Main Mata dengan Ahmadiyah

Adanya konferensi pers yang dilakukan Pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah Indonesia (PB JAI) yang didampingi oleh pejabat Depag dan sejumlah tokoh di kantor Balitbang Depag (15/1) dinilai oleh Forum Umat Islam (FUI) sebagai tindakan main mata yang dilakukan oleh Departemen Agama dengan Ahmadiyah. Pasalnya, akibat konferensi pers tersebut opini yang berkembang sesudahnya sangat menyakitkan umat Islam dan berbalik menyalahkan kelompok yang menyesatkan Ahmadiyah. “Ini harus ditebus dengan harga mahal oleh Depag karena tindakan tersebut disengaja atau tidak telah merupakan tindakan main mata antara Depag dengan Ahmadiyah dalam mengelabuhi umat Islam”, demikian pernyataan FUI dalam surat terbuka yang disampaikan kepada Menteri Agama RI, H.M Maftuh Basyuni.

Surat terbuka FUI ini disampaikan kepada Menteri Agama dengan diiringi aksi di depan gedung Departemen Agama, Jl. Lapangan Banteng Barat, Jakarta Pusat pada hari Kamis (17/1). Berbagai tokoh umat dan ormas Islam terlihat antara lain H. Mashadi (Ketua FUI), KH. M Al Khaththath (Sekjen FUI), H. Ahmad Sumargono (Ketua GPMI), Munarman, SH (LBH An Nasr), H.M Amin Djamaluddin (LPPI), Rachmat S. Labib (HTI), H.M Mursalin (Mudzakarah Ulama dan Habaib) dan tokoh-tokoh lainnya.

Pada intinya FUI mempertanyakan konsistensi Depag dalam memandang Ahmadiyah. Padahal dalam laporan Telaah dan Pertimbangan tentang Ahmadiyah oleh Puslitbang Kehidupan Beragama BALITBANG Depag RI Jakarta 1995 telah merekomendasikan agar Ahmadiyah dilarang di seluruh wilayah RI karena menyimpang dan menodai ajaran Islam dan telah menimbulkan keresahan masyarakat. “Kalau begitu, sebenarnya ada apa dengan Depag RI pada hari ini?” tanya Al Khaththath.

Oleh karena itu, melalui surat terbukanya FUI meminta kepada Menteri Agama agar mengambil langkah yang benar dalam melindungi kesucian ajaran Islam dan aqidah umat Islam yang benar dari segala bentuk konspirasi yang merusak aqidah seperti yang telah dilakukan JAI hingga hari ini.

“Sebagai pimpinan Depag yang mestinya mengayomi umat Islam yang mayoritas di negeri ini, sekaranglah saatnya saudara (Menag, red) mengeluarkan surat rekomendasi kepada presiden untuk melarang Ahmadiyah”, desak Al Khaththath.

Selain berorasi di luar, delegasi FUI yang dipimpin oleh Ketua FUI, H. Mashadi juga diterima oleh Dirjen Bimas Islam, Prof. Dr. H. Nasarudin Umar. Dalam kesempatan itu FUI membaca dan menyampaikan surat terbuka untuk Menag. Juga ditanyakan mengenai perubahan pandangan Menag dalam menilai Ahmadiyah yang semula tegas menyatakan Ahmadiyah sebagai aliran sesat dan menyesatkan, tetapi sekarang berbalik dengan membiarkan Ahmadiyah bebas melaksanakan dan menyebarkan ajarannya seolah-olah dilegalkan, hanya karena PB JAI telah membuat 12 butir kesepakatan itu.

Menanggapi berbagai pertanyaan dari delegasi FUI tersebut, Nasarudin menyatakan bahwa sampai sekarang Depag belum melegalisasi Ahmadiyah. “Dua belas butir penjelasan JAI itu tidak menjadi dasar legalisasi Ahmadiyah di Indonesia” papar Dirjen Bimas Islam itu. Nasarudin juga membantah jika dikatakan depag telah main mata dengan Ahmadiyah untuk mengelabuhi Umat Islam. “Sama sekali tidak ada niatan untuk mengacaukan Islam” terang guru besar UIN Jakarta itu. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*