Sejak Baginda Rasulullah saw. berhasil mendirikan Daulah Islam di Madinah, dalam waktu singkat, kekuasaan Islam semakin meluas. Dari semula hanya berupa “negara
Setelah Rasulullah saw. wafat, Daulah Islam kemudian dikenal dengan Khilafah Islam. Ini karena Rasul saw., yang sekaligus merupakan kepala negara Daulah Islam, digantikan posisinya oleh para khalifah (pengganti) Beliau di kalangan para Sahabat. Mereka dikenal dengan Khulafaur Rasyidin.
Pada masa Khulafaur Rasyidin ini, wilayah kekuasaan Khilafah Islam terus meluas. Pada masa Khalifah Abu Bakar ra. (w. 634 M), misalnya, yang hanya dua tahun, Khilafah mengirim pasukan ke luar Jazirah Arab. Khalid bin Walid dikirim ke Irak dan dapat menguasai al-Hirah tahun 634 M. Ke
Saat Khalifah Abu Bakar ra. meninggal dunia, barisan depan pasukan Islam sedang masuk ke Palestina, Irak, dan Kerajaan Hirah.
Abu Bakar ra. diganti oleh Umar bin al-Khaththab ra. Pada masa Khalifah Umar ra., ibukota Syria, Damaskus, berhasil dibuka tahun 635 M. Setahun kemudian, setelah tentara Bizantium kalah dalam Perang Yarmuk, seluruh Syria jatuh ke pelukan Khilafah. Dengan menjadikan
Lalu al-Qadisiyah, sebuah
Dengan demikian, pada masa Khalifah Umar ra., wilayah kekuasaan Islam sudah meliputi seluruh Jazirah Arab, Palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir.
Setelah Khalifah Umar ra.—yang memerintah selama sepuluh tahun (13-23 H/634-644 M)—wafat, Kekhilafahan dipimpin Utsman bin Affan ra. Pada masa Khalifah Utsman ra. (644-655 M),
Setelah Khalifah Utsman ra. wafat, Kekhilafahan kemudian beralih ke tangan Ali bin Abi Thalib. Pada masa Khalifah Ali ra., Khilafah relatif tidak melakukan futûhât karena saat itu Khilafah lebih banyak disibukkan oleh persoalan-persoalan dalam negeri.
Namun demikian, setelah berakhirnya era Khulafaur Rasyidin, yang dilanjutkan dengan era Kekhilafahan Bani Umayah yang berlangsung sekitar 90 tahun, sejumlah futûhât kembali dilakukan.
Pada masa Khalifah Muawiyah (661-680 M)
Adapun ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjutkan pada zaman Walid bin Abdul Malik (705-715 M). Pada masa pemerintahannya yang berjalan kurang lebih sepuluh tahun itu tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah barat daya, Benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M. Setelah Aljazair dan Maroko dapat ditundukan, Tariq bin Ziyad, pemimpin pasukan Islam, dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan Maroko dengan Benua Eropa, dan mendarat di suatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Tariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan. Ibukota Spanyol, Cordova, dengan cepat dapat dikuasai. Menyusul setelah itu kota-kota lain seperti
Pada zaman Khalifah Umar bin Abdul Aziz (717-720 M), futûhât dilakukan hingga ke Prancis melalui Pegunungan Piranee. Futûhât ini dipimpin oleh Aburrahman bin Abdullah al-Ghafiqi. Ia memulai dengan menyerang Bordeau,
Dengan keberhasilan ekspansi di atas, wilayah kekuasaan Khilafah masa Bani Umayah ini betul-betul sangat luas; meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Turkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah.
Setelah berakhirnya era Kekhilafahan Bani Umayah, di tangan Bani Abbasiyah sebagai penerusnya—yang berlangsung dalam rentang waktu yang cukup panjang; dari tahun 132 H/750 M-656 H/1258 M—Khilafah memang relatif tidak segencar sebelumnya dalam melakukan futûhât. Namun demikian, sebagaimana terpapar di muka, saat itu wilayah kekuasaan Khilafah sudah sangat luas. Tidak aneh jika selama ratusan tahun itu Khilafah Islam menjadi negara adidaya yang tidak ada tandingannya.
Akankah sejarah berulang? Pasti, sesuai dengan janji Allah dan nubuwah Rasulullah saw., tentu saat Khilafah tegak kembali, insya Allah dalam waktu dekat. Amin. []