HTI Gelar Aksi Keprihatinan Nasional
Keranda mayat bertuliskan “Pemerintah Telah Mati” diusung dan diringi oleh ratusan massa yang membawa poster, “Penguasa Menyanyi, Rakyat Mati”, “Stop Sengsarakan Rakyat”, “Kapitalisme Penghisap Darah Rakyat” dan sebagainya. Mereka adalah ibu-ibu dari kalangan masyarakat bawah yang bergabung bersama
Menurut Juru Bicara HTI, HM Ismail Yusanto, kondisi
Bagaimana peran Pemerintah dalam menghadapi semua persoalan ini? “Tampak sekali Pemerintah tidak menunjukkan dirinya sebagai sebuah institusi yang wajib melindungi dan mengatur kesejahteraan rakyatnya. Hubungan pemerintah dengan rakyat sesungguhnya adalah hubungan antara yang mengurusi urusan rakyat dan rakyatnya. Karena itu, rakyat berhak untuk mendapatkan sandang, pangan, papan dan kebutuhan primer serta infrastruktur lain secara mencukupi. Jika pemerintah sudah tidak lagi mempedulikan urusan rakyatnya sendiri, dan tidak mau tahu dengan kesulitan yang dihadapi masyarakat, lalu kepada siapa rakyat harus mengadu? “ tanya Ismail dalam pernyataan sikap HTI yang dibacakannya.
Ismail juga menjelaskan bahwa Aksi Keprihatinan Nasional ini akan diadakan secara terus-menerus sejak tanggal 11 hingga 16 Maret 2008 di kota-kota besar di Indonesia seperti Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Lampung, Bandung, Serang–Banten, Jogjakarta, Semarang, Solo, Surabaya, Malang, Banjarmasin, Samarinda, Balikpapan, Makassar dan Kendari. “Aksi puncaknya akan kami adakan di depan Istana Negara Jakarta pada hari Ahad, 16 Maret” jelasnya pada wartawan. [Kantor Jubir HTI]
Kunjungan HTI ke Radar Banjarmasin
Perjuangan HTI adalah untuk mengubah kondisi umat dengan aturan Islam sekaligus membebaskan manusia dari keterpurukan sistem menuju sistem Islam yang lebih baik. Hal ini diungkapkan aktivis HTI saat melakukan kunjungan ke Radar Banjarmasin pada Sabtu (8/3) lalu.
Lima orang anggota Lajnah Faaliyah DPD II Kota Banjarbaru HTI yang mengunjungi Gedung Biru Radar Banjarmasin adalah Yudi Ahmad Nazari SP MP, Muhammad Natsir SP, Muhammad Saiful, Suwanto, dan Mahalli SHut. Kunjungan tersebut disambut hangat oleh General Manager Radar Banjarmasin Suriansyah Achmad yang didampingi Redaktur Budianoor.
Juru Bicara Rombongan HTI Yudi Ahmad Nazari MP memaparkan, bahwa tujuan kunjungannya dalam rangka silaturahmi menjalin kedekatan dengan berbagai pihak sekaligus mengenalkan aktivitas HTI kepada media. Yudi memaparkan dari awal pendiriannya Hizbut Tahrir adalah sebuah partai dan aktivitasnya adalah aktivitas politik.
Dalam silahturahmi tersebut, Suriansyah Achmad mengungkapkan, Radar Banjarmasin terbuka bagi semua pihak yang ingin menjalin kerjasama. “Bagi kami, penting bertukar pikiran dengan pihak manapun,” tandasnya. []
Kiprah HTI
HTI Balikpapan berpartisipasi menjadi peserta expo/pameran ekonomi syariah yang diikuti oleh 44 peserta dari kalangan perbankan syariah, lembaga ekonomi syariah, institusi pendidikan dan umum se-Kalimantan. Expo berlangsung tiga hari dari tanggal 29 Februari 2008 dan berakhir pada 1 Maret 2008, sebagai bagian dari acara Festival Ekonomi Syariah (FES) Balikpapan 2008.
Pada expo tersebut, HTI Balikpapan menampilkan stan yang bertemakan, “Ekonomi Syariah untuk Mensosialisasikan Syariah dan Khilafah”.
Sebelumnya, pada tanggal 25 Februari 2008, HTI Balikpapan mengadakan kegiatan pemanasan berupa Dauroh Pengenalan Sistem Ekonomi Islam. Bertempat di Masjid al-Muharrom Karang Rejo, dauroh yang diisi oleh Ustadz Nazaruddin ini memaparkan ide-ide seputar ekonomi Islam serta menjelaskan kelemahan sistem ekonomi di luar Islam, baik secara teori maupun fakta yang terjadi di masyarakat.
Kemudian pada tanggal 1 Maret 2008, dengan Keynote Speaker Bapak Causa Iman Karana selaku pimpinan Bank Indonesia Balikpapan, digelar Bedah Buku Sistem Keuangan Daulah Khilafah (Al-Amwal fî Dawlah al-Khilâfah). Bertempat di Masjid As-Suada Pasar Baru, bedah buku tersebut diisi oleh Ustadz M. Dwi Nugroho (HTI Balikpapan) dan sebagai pembanding adalah Bapak Sayyidil Huda (Kepala BRI Syariah cabang
Dalam kata sambutannya, Kepala BI Balikpapan menyatakan bahwa sungguh luar biasa buku tersebut. Pelajaran ekonomi yang dulu digalinya selama belajar di
Adapun kepala BRI Syariah Balikpapan menegaskan bahwa buku ini adalah teropong dari masa lalu untuk diimplementasikan pada masa mendatang. Namun sayangnya, sistem yang dipakai saat ini masih sistem Kapitalisme. Beliau sangat yakin seandainya sistem yang dipakai nantinya adalah sistem Islam maka ide-ide ekonomi syariah akan terlaksana dengan sempurna. []
FKS 14 HTI Jabar
Inu Kencana Syafi’I; Parpol Islam, Jangan Cuma Simbol!
Menjelang Pemilu 2009, lebih dari seratus parpol sudah mendaftarkan diri ke Dephukkam. Fenomena munculnya banyak parpol dengan berbagai motif, mulai dari alasan ideologi, kekuasaan, hingga karena uang menjadi bahasan yang menarik perhatian peserta Forum Kajian Strategis (FKS) ke-14 yang digelar HTI Jabar di Rossan Villa baru-baru ini (29/02). Yang tak kalah menarik, salah seorang pembicaranya adalah yang pernah menjadi ‘man of the year’ tahun 2007, karena berhasil membongkar skandal IPDN, siapa lagi kalau bukan Dr. H. Inu Kencana Syafi’i, M.Si.
FKS yang bertajuk “Parpol Islam; antara Harapan dan Kekecewaan Masyarakat” tersebut banyak dihadiri berbagai kalangan, di antaranya pengurus NU, Muhammadiyah, Persis, MUI, Parpol, Forum RW dan Ketua DKM.
Selain Dr. Inu, pembicara yang mewakili HTI Jawa Barat adalah Drs. KH Agus Achyar. Beliau menjelaskan banyak hal tentang konsep parpol yang sesuai menurut al-Quran, seraya menjelaskan QS Ali Imran ayat 104. Menjawab berbagai pertanyaan peserta, Inu menegaskan, bahwa agar masyarakat tidak kecewa, maka parpol Islam tidak boleh hanya sekadar simbol, tapi harus betul-betul sesuai dengan al-Quran. Saat ini, menurut beliau, tidak ada parpol yang betul-betul sesuai dengan al-Quran. [Kantor Humas HTI Jabar]
Temu 100 Tokoh Islam Majalengka
Dalam rangka mempererat ukhuwah sekaligus menyatukan langkah bersama umat dalam menghadapi berbagai persoalan kemasyarakatan, HTI DPD II Kabupaten Majalengka mengadakan acara Temu Tokoh Islam Kabupaten Majalengka. Acara yang berlangsung penuh dengan keakraban ini bertempat di Rumah Makan NERA Majalengka pada Sabtu malam Ahad, 23 Februari 2008; dihadiri 80 tokoh masyarakat yang terdiri atas tokoh ulama, pengurus MUI kabupaten, para ketua MUI kecamatan, pimpinan pesantren, ormas Islam, pengusaha, pimpinan DPRD Kabupaten Majalengka, ketua partai politik bahkan beberapa bakal calon bupati Kabupaten Majalengka tidak ketinggalan ikut hadir.
Acara dimulai pukul 20.30 dipandu oleh H. Aa Fachrurrozi, SP, MP, Humas HTI Kab. Majalengka sebagai moderator dengan menghadirkan pembicara DR. KH. A. Sarkosi Subki (Ketua FKUB Kab. Majalengka) serta KH Muhammad al-Khaththath (DPP Hizbut Tahrir
DR. KH. A. Sarkosi Subki dalam pengantarnya menyambut baik diselenggarakannya acara temu tokoh yang digagas oleh HTI ini serta merasa terkesan dengan upaya yang telah dilakukan untuk menghimpun para tokoh dalam satu forum sekaligus menganggap bahwa acara temu tokoh ini merupakan temu tokoh yang paling lengkap yang pernah dilaksanakan di Kabupaten Majalengka karena dihadiri tokoh dari berbagai kalangan/unsur.
Selanjutnya paparan diteruskan oleh KH Muhammad al-Khaththath yang menjelaskan tentang perjuangan menuju
Global Warming: Akibat Kerakusan Ideologi Kapitalisme
Global Warming (Pemanasan Global) yang sejauh ini telah memberikan dampak signifikan terhadap bencana ekologis dunia, secara fundamental disebabkan oleh ideologi kapitalis-sekularis yang saat ini mendasari kebijakan nasional dan internasional.
Hal tersebut mengemuka dalam Seminar Nasional Global Warming bertajuk “Pemanasan Global: Sebuah Bencana Modern, Mengapa?” yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Jember, Sabtu (23/2), di Jember.
Seminar yang dihadiri sekitar 1200 orang peserta ini menghadirkan R. Saeful Ashadi (Direktur Eksekutif WALHI JATIM), Dra. Hari Sulistyowati, M.Sc. (Peneliti dan Dosen Biologi FMIPA UNEJ), dan Mirza Satriawan, PhD. (Fisikawan UGM dan Aktivis Hizbut Tahrir).
Hapus Penjajahan Internasional!
“Saya ingin menunjukkan suatu kejahatan, kejahatan dalam kesehatan dunia. Seharusnya organisasi (WHO) itu melindungi umat manusia dari kesakitan, tapi justru malah membuat sakit,” demikian ungkap Ibu DR. Dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) dalam acara silaturahmi tokoh Muslimah yang tergabung dalam Muslimah Peduli Umat (MPU dan Forum Muslimah untuk Indonesia Sehat (ForMI-t) di Gedung
Dengan bersemangat dan logat yang khas, beliau juga mengutip pidatonya di depan forum internasional, “Mekanisme yang ada pada Anda lebih jahat daripada bom atom.”
Kehadiran MPU dan ForMi-t ke
Di antara penjajahan internasional yang diungkap dalam buku yang menjadi perbincangan dunia adalah, “Semua negara anggota WHO harus tunduk dengan mekanisme GISN (Global Influenza Surveilance Network) dan sudah eksis selama enam puluh tahun. Negara yang terjangkit penyakit, kemudian mengirimkan virusnya ke WHO CC. Namun kenyataannya kemudian, semua itu digunakan oleh negara kaya sehingga virus itu menjadi komoditi dagang yang namanya antara lain vaksin. Negara miskin menjadi penghasil virus dan merupakan tambang emas untuk menambah kekayaan negara kaya.Kalau posisinya demikian maka negara kaya yang maju akan berusaha menciptakan virus baru untuk dilemparkan ke negara miskin. Kemudian negara miskin akan mengirim virus baru tersebut ke WHO. WHO mengirimkan virus tersebut ke negara kaya untuk dibuat vaksin. Dengan demikian, negara kaya akan memiliki komoditas dagang (vaksin) yang baru.”
Acara berlangsung hangat namun juga menegangkan saat Ibu Menteri menceritakan konspirasi yang beliau hadapi saat perundingan berlangsung di Jenewa. Kemenangan yang telah diperolehnya dalam meja perundingan—yakni terhapusnya mekanisme GISN—ternyata dicantumkan kembali di atas kertas, perundingan lagi dan menang lagi, namun tercantum lagi, begitu sampai berulang tiga kali. Akhirnya, beliau meminta waktu untuk pidato. Itu pun tidak mudah, karena beliau sebenarnya tidak diberi waktu (yang mengatur WHO). Akhirnya interupsi beliau diterima, dan beliau berhasil pidato, yang dirilis sampai ke Gedung Putih dan membuka mata dunia akan adanya penjajahan internasional melalui WHO.
Hadir dalam acara ini sekitar 20 tokoh ormas Muslimah di antaranya Dra. Hj. Nurdiati Akma, M.Si sebagai ketua umum MPU sekaligus FORSAP, Ir. Hj. Ishmah Kholil (HTI), Hj. Irena Handono (
Temu Tokoh dan Umat Islam
Dalam rangka menjalin ukhuwah dan menyatukan persepsi dakwah di
Acara yang dikemas dalam bentuk talkshow interaktif ini dihadiri tidak kurang dari 300 peserta yang terdiri dari berbagai tokoh politisi dan ulama, serta perwakilan dari ormas, takmir masjid, majelis taklim, dan mahasiswa di Kota Cirebon.
Salah seorang tokoh Muslim Cirebon, Drs. Agus Alwafier By, MM yang juga Wakil Walikota Cirebon dalam sambutannya menyampaikan apreasi atas langkah HTI Kota Cirebon yang telah berinisiatif mengadakan acara silah ukhuwah antar komponen umat Islam sebagai titik awal membangun kembali perjuangan dakwah Islam di Kota Cirebon. Adapun Al-Khaththath, dalam paparannya yang mengupas aneka problem yang dialami oleh umat Islam, menekankan kembali pentingnya akidah islamiyah dalam membangun umat ini dari keterpurukan. [Humas HTI
alamat kantornya dimana pak? di kota cirebon nya