HTI

Lintas Dunia (Al Waie)

Lintas Dunia Edisi 93

Atas Nama Kebebasan, Wilders Dibebaskan

Senin lalu pengadilan Belanda telah memutuskan ‘tak bersalah’ pembuat film ‘Fitna’ dan pernah menganggap al-Quran sebagai ‘buku orang fasis’. Sebelumnya, Wilders diadukan ke pengadilan oleh Federasi Islam Belanda (DIF), yang menuntut Wilders dihukum karena membandingkan al-Quran dengan Mein Kampf, buku yang dibuat Adolf Hitler dan dianggap sebagai kitab suci kaum Nazi. Hakim pengadilan Belanda mengatakan, anggota parlemen dari kubu konservatif itu tak bersalah dan memiliki hak untuk berbicara dan mengekspresikan opininya.

Semakin jelaslah kebobrokan peradaban Kapitalisme, bagaimana mungkin kebebasan menghina agama dilegalkan. Ini juga menunjukkan  pemerintah Belanda menyetujui penghinaan terhadap Islam. [www.hidayatullah.com, 9/4/2008]

 

Pemuka Kristen Inggris Larang Bangun Masjid

Alison Ruoff, seorang pemuka agama Kristen dan anggota Sinode Umum gereja di Inggris mengeluarkan seruan larangan pembangunan masjid. Ruoff adalah seorang evangelish konservatif dan mantan hakim. Ia mengklaim pembangunan masjid yang lebih banyak justru membuat syariah menjadi kenyataan yang bisa diterapkan di Inggris.

Sebelumnya Uskup Agung Gereja Canterbury, Dr Rowan Williams mendapat kecaman pedas di kalangan pejabat Kristen termasuk dari Ruoff. Williams karena mengusulkan penerapan syariah untuk menyelesaikan beberapa kasus sipil di kalangan Muslim. [www.hidayatullah.com, 8/4/2008]

 

International Herald Tribune: Cina Tuding  Hizbut Tahrir

Tidak berbeda dengan negara Barat, Cina juga gemar mengkampanyekan perang melawan terorisme. Pihak berwenang Cina menuduh sebuah kelompok Islam radikal Hizbut Tahrir sebagai penyebab protes yang terjadi baru-baru ini di wilayah barat yang bergejolak, Xinjiang, seperti dilaporkan media pemerintah. Para pemimpin Cina menuduh Hizbut Tahrir menyebarkan dan memasang pamflet “reaksioner” yang menyerukan orang untuk berdemonstrasi di ibukota Hinjiang, Urumqi, maupun di Hotari, Kashgar, dan wilayah otonomi Kizilsu Kyrghiz.

Radio Free Asia yang dibiayai pemerintah Amerika sebelumnya melaporkan bahwa beberapa ratus orang Uighur ditahan pada tanggal 23 Maret itu setelah terjadi demonstrasi dan di wilayah yang bersebelahan dengannya. RFA mengatakan bahwa para demonstran menuntut pihak berwenang agar tidak malarang penggunaan jilbab di wilayah mayoritas Muslim itu, dan menghentikan penyiksaan atas penduduk Uighurs dan melepaskan para tahanan politik. Mereka juga memprotes kematian seorang pedagang terkenal yang mati dalam tahanan polisi, kata laporan itu. [www.hizb.org.uk, 7/4/2008]

 

Beijing Tindas Muslim di Cina

Tidak seperti isu Tibet. Nasib Muslim di Cina sering sengaja dilupakan oleh negara-negara Barat. Padahal umat Islam di sana mengalami penindasan luar biasa. Baru-baru ini Charles Cumming menulis di Guardian, Tibet bukan hanya provinsi Cina yang menderita dari perlakuan barbar dari tuannya di Beijing. Cumming melaporkan sedemikian paranoidnya pemerintah Cina atas ancaman dari sebuah kelompok separatis Xinjiang sehingga mereka akan memenjarakan penduduk yang tidak berdosa atas alasan-alasan yang lemah. Penduduk Uighurs telah ditahan karena membaca koran yang bersimpati atas perkara kemerdekaan. Sekitar 100 orang penduduk Uighur ditahan di Khotan baru-baru ini setelah beberapa ratus orang berdemonstrasi di tempat belanja di kota, yang terletak di Jalan Sutera. Amnesty Internasional telah melaporkan sedemikian banyak insiden penyiksaan, mulai dari sundutan rokok pada kulit hingga menenggelamkan kepala di air atau berenang telanjang bulat di tempat pembuangan kotoran. Para tahanan dicungkil kukunya dengan tang, diserang oleh anjing dan dibakar dengan tongkat pemukul listrik, bahkan dipecut dengan pecutan untuk hewan ternak. [www.hizb.org.uk, 7/4/2008]

 

Kelompok Sekular Ancam Bubarkan Partai Islami AKP di Turki

Mahkamah Konstitusional, lembaga peradilan tertinggi di Turki, menyatakan setuju untuk mendengarkan gugatan pembubaran Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) karena dianggap telah merusak prinsip-prinsip sekularisme yang dianut negara Turki. Ketua Jaksa Penuntut Abdurrahman Yalcinkaya, pada 14 Maret kemarin, menuding AKP sebagai partai yang kerap melakukan “aktivitas-aktivitas anti-sekularisme” dan meminta pengadilan melarang 71 anggota AKP-termasuk Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Abdullah Gul-dari aktivitas politik selama lima tahun. Oleh kelompok sekular di Turki, AKP dianggap ingin menerapkan hukum Islam dan sedikit demi sedikit mengikis prinsip sekularisme yang dianut Turki.

AKP menolak tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa mereka masih tetap komitmen dengan konsep sekularisme Turki.  [Eramuslim, 1/4/2008]

 

Bank Dunia: Naiknya Harga Pangan Bisa Cetuskan Huru-Hara

Para pejabat Bank Dunia dan PBB memperingatkan harga pangan yang melonjak di seluruh dunia dapat mencetuskan huru-hara di puluhan negara, teristimewa di Afrika. Kerusuhan sudah terjadi di Pantai Gading, Niger, Senegal, Kamerun dan Burkina Faso. Presiden Bank Dunia Robert Zoellick sebelumnya pekan ini mengatakan, keresahan yang dipicu oleh kelaparan kemungkinan bisa melanda sebanyak 33 negara, dan dia memperkirakan harga pangan yang tinggi akan menjadi masalah untuk beberapa lama ini. Harga jagung, gandum dan kedele mencapai rekor tahun ini. Para pakar menyalahkan tingginya harga pada kenaikan permintaan dari jumlah penduduk yang meningkat, perluasan industri bahan bakar-bio, kenaikan harga bahan bakar dan pupuk, serta cuaca buruk di sejumlah wilayah pertanian.

Tampaknya Bank Dunia dan PBB seakan lupa, justru sistem Kapitalismelah yang menjadi penyebab bencana kelaparan ini. Bank dan PBB justru menjadi alat negara-negara kapitalis untuk memiskin dunia ketia. [VOA, 4/4/2008]

 

Akibat Boikot, Perusahaan Denmark Rugi Besar

Perusahaan Denmark-Swedia Arla Food untuk kedua kalinya mengalami kerugian besar akibat boikot yang dilakukan oleh masyarakat Timur Tengah. Boikot dilakukan sebagai bentuk protes atas dimuatnya kembali kartun-kartun Nabi Muhammad saw. oleh 17 harian Denmark pada bulan Februari lalu.

Jurubicara Arla Food, Theis Broegger, mengatakan, sejak boikot dilakukan, omset mereka di kawasan Timur Tengah sudah menurun sampai setengahnya. Jika kecenderungan penurunan omset itu terus berlanjut selama satu tahun penuh, Arla Food kemungkinan akan mengalami kerugian 1, 3 miliar kroner atau sekitar 274 juta dolar. [Eramuslim,  8/8/2008]

 

81 Persen Orang Amerika Berpendapat Negaranya Berada Pada ‘Jalur yang Salah’

Empat dari lima orang Amerika meyakini bahwa Amerika Serikat kini berada pada ‘jalur yang salah’. Ini adalah pandangan tersuram selama sekitar 20 tahun menurut jajak-pendapat suratkabar New York Times/CBS News yang diterbitkan Kamis. Jajak pendapat itu mendapati 81 persen responden merasa bahwa negara mereka acapkali melenceng pada jalur yang salah. [Republika Online, 4/4/2008]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*