Hizbut Tahrir Nasihati Hamas
Gerakan politik internasional, Hizbut Tahrir mengatakan dalam seruannya hari Kamis, bahwa kunjungan Jimmy Carter ke wilayah Timur Tengah mengangkat sebuah kepura-puran kebijakan Amerika. Meskipun Carter bukan seorang penguasa Amerika saat ini, bagaimana pun ia representasi Amerika dalam tujuannya untuk menggeser sedikit demi sedikit persoalan Palestina.
Sebelumnya, Khaleed Meshaal, petinggi Hamas, siap menerima Negara Palestina merdeka dengan mengakui perbatasan pada tahun 1967. Hal itu dikemukakan setelah bertemu dengan Carter. Atas pernyataan ini, Hizbut Tahrir memperingatkan keras penerimaan Hamas terhadap solusi parsial dengan berdirinya Negara Palestina dan pengakuannya atas wilayah perbatasan 1967. Tanah Palestina merupakan milik kaum Muslim yang tak berhak siapapun memberikan sejengkal tanah tersebut kepada penjajah Israel. Itu pula sikap Sultan Abdul Hamid II yang tegas dan penuh kehormatan tak mau memberikan tanah Palestina ke tangan Inggris. [Syabab.com]
Barack Obama Berjanji Lindungi Israel
Kandidat presiden Partai Demokrat Barack Obama mengatakan, dia akan melakukan apapun semampunya untuk menjamin keamanan Israel dan melindungi hubungan yang ada antara Amerika Serikat dan Israel. “Saya berjanji kepada Anda bahwa saya akan melakukan apapun yang saya bisa dalam kapasitas apapun untuk tidak hanya menjamin kemanan Israel, tetapi juga menjamin bahwa rakyat Israel bisa maju dan makmur serta mewujudkan banyak mimpi yang dibuat 60 tahun lalu,” kata Obama dalam sebuah acara yang disponsori oleh Kedutaan Besar Israel di Washington untuk menghormati hari jadi negara Israel yang ke-60. Dia diperkenalkan oleh duta besar Israel kepada AS, Sallai Meridor.
Obama juga menyampaikan, pernyataan calon presiden Republik John McCain bulan lalu bahwa Hamas menyukai Obama adalah sebuah “serangan” dan “fitnah” yang bertentangan dengan janji McCain untuk menjalankan kampanye yang positif. Obama juga mengatakan Hamas adalah organisasi teroris, tidak boleh bernegoisasi dengan Hamas kecuali mengakui Israel dan meninggalkan kekerasan. [Hidayatullah.com].
Pasukan Asing Sudah Dikerahkan ke Libanon
Husein al-Khalil, penasihat politik pimpinan Hizbullah, Sayyid Hassan Nasrallah, mengungkapkan keterlibatan pasukan asing dalam pertikaian bersenjata di Libanon. Dalam keterangan persnya di Beirut, Senin (12/5), al-Khalil mengatakan bahwa partai-partai yang berkuasa di pemerintahan Libanon telah mengerahkan para “milisi”-nya dan “pasukan asing” ke Beirut dan daerah-daerah pinggiran untuk menyerang warga Beirut.
Di tempat berbeda, AS yang selama ini mendukung pemerintahan Fuad Siniora di Libanon menawarkan bantuan untuk memperkuat pasukan militer Libanon dalam menghadapi kekuatan Hizbullah. Tawaran itu disampaikan Presiden George W. Bush dalam wawancara dengan BBC. [Eramuslim.com]
Iran Protes Standar Ganda Inggris Terhadap Teroris
Departemen Luar Negeri Iran memprotes keras keputusan pengadilan Inggris soal penghapusan nama Organisasi Mujahedin Khalq (MKO) dari daftar kelompok teroris. Deputi Menlu Iran Urusan Eropa, Mehdi Safari, kemarin memanggil Dubes Inggris di Teheran, Geoffry Adams. Dalam pertemuan itu, Mehdi menyatakan sikap penolakan Iran terhadap keputusan pengadilan Inggris. Menurutnya, MKO merupakan organisasi teroris yang telah melakukan pelbagai aksi pemboman, teror, dan pembunuhan warga Iran sejak tiga dekade belakangan. Lebih lanjut Mehdi Safari memaparkan, keputusan pengadilan Inggris merupakan bukti kebijakan standar ganda London terhadap masalah teroris. Keputusan semacam ini sangat tidak layak bagi suatu negara Eropa yang mengaku sebagai pemberantas teroris.
Hillary Clinton Ancam Lenyapkan Iran
Teheran mengutuk calon presiden AS Hillary Clinton karena mengancam akan melenyapkan Iran sepenuhnya sebagai tanggapan atas serangan nuklir Iran terhadap Israel. Clinton mengatakan kepada sebuah jaringan televisi Amerika bulan lalu, bahwa kalau dia terpilih dan Teheran—dalam kata-katanya—”dengan tolol” menyerang Israel dalam masa 10 tahun mendatang, Amerika Serikat akan dapat melenyapkan Iran seluruhnya. [VOA, 1/5/2008]
AS Serang Somalia, Dunia Diam
Militer AS membenarkan peristiwa penyerangan rudal terhadap rumah mujahidin senior Somalia. Serangan tersebut merusak rumah Aden Hashi Ayro, menewaskan sepuluh orang, termasuk wanita dan anak-anak.
Invasi Ethiopia dimulai setelah Persatuan Mahkamah Islam (Union of Islamic Courts/UIC) menjadi lembaga penyatu Somalia, suatu negeri yang menderita dari persaingan para milisi preman selama berpuluh tahun. Sejak invasi Ethiopia, tentara Ethiopia telah merusak negeri Somalia, membunuh kaum Muslim di Masjid, memperkosa wanita dan membakar rumah-rumah.
UIC tengah berjuang membela kehormatan umat Islam dengan penuh keimanan. Serangan rudal AS tiba untuk menghadapi UIC yang hanya bermodal senjata ringan, namun mampu berdiri menghadapi invasi Ethiopia yang didukung AS. Serangan rudal tersebut juga menunjukkan kebohongan hukum internasional. AS berusaha keras menghubungkan UIC dengan al-Qaeda, guna melegitimasi serangan tersebut. AS menggunakan hukum ketika hukum berpihak padanya dan mencampakkan hukum ketika menyusahkan geraknya. [Khilafah.com]