HTI

Lintas Dunia (Al Waie)

Lintas Dunia [Edisi 95 – Juli 2008]

Hadiri Debat HT, Profesor Birmingham Dikecam

Komunitas Yahudi Inggris mengecam seorang profesor Universitas Birmingham karena menjadi pembicara pada sebuah debat terbuka di Birmingham. Profesor Sosiologi John Holmwood menjadi salah satu pembicara pada sebuah debat yang mengambil tema sekularisme. Debat ini digelar oleh kelompok Islam Hizbut Tahrir sebagai salah satu rangkaian kampanye “Stand for Islam”. Di dalam website-nya, gerakan ini menyerukan penegakkan Khilafah Islamiyah.

Selain Prof. John Holmwood sebagai kepala Departemen Sosiologi Universitas Birmingham, hadir pula pembicara lainnya pada debat terbuka bertema, “Apakah Sekularisme Benar?” , yaitu Shareef Hafezi anggota Hizbut Tahrir. Debat terbuka yang digelar di Noshahi Civic Centre Birmingham ini menjadi perbincangan beberapa pihak. Sebagian di antara mereka memperta-nyakan dukungan pihak kampus pada gerakan Hizbut Tahrir. Prof. Holmwood mengatakan bahwa itu adalah debat yang bagus. []

Keamanan Irak Kokohkan Penjajahan AS

Presiden AS George W. Bush dan Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki pada November menandatangni prinsip-prinsip yang bertujuan mencapai satu kesepakatan untuk mengganti mandat PBB mengenai operasi AS di Irak. Di antara masalah yang membuat khawatir rakyat Irak ialah berapa lama tentara AS akan berada di Irak dan apa status masa depan mereka nantinya.

Harian Inggris, Independent, Kamis, melaporkan bahwa AS bermaksud mempertahan-kan lebih dari 50 pangkalan militer, mempertahankan hak untuk melakukan penangkapan dan melancarkan operasi militer tanpa konsultasi dengan pemerintah Irak. Washington juga ingin kontraktor dan tentara AS memperoleh kekebalan hukum, kata surat kabar tersebut.

Ahad 1 Juni, jurubicara pemerintah Irak Ali ad-Dabbagh mengatakan kedua pihak memiliki pandangan yang berbeda mengenai persetujuan itu, dan perundingan masih berada pada tahap awal. []

Israel Rencanakan Serang Iran

Menteri Prasarana Israel yang juga politisi senior dari partai konservatif Kadima, Shaol Mofaz, mengatakan pihaknya tengah bersiap-siap untuk menyusun rencana penyerangan terhadap Iran jika negeri Persia itu tetap meneruskan program nuklirnya. Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar terkemuka Israel, Yedioth Ahronoth, Mofaz mengatakan bahwa opsi-opsi diplomatik terkait program nuklir Iran telah tertutup, dan satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan opsi militer.

Sumber-sumber di kemiliteran Israel sendiri yang mengungkapkan adanya pasukan “komando Iran” itu, tentu saja mereka menolak menyebutkan jati dirinya. []

Jimmy Carter: Israel Punya 150 Bom Atom

Mantan presiden AS , Jimmy Carter mengatakan bahwa Israel paling tidak memiliki 150 bom atom. Israel tidak pernah membenarkan bahwa negara itu memiliki senjata nuklir, namun negara itu diyakini memilikinya, sejak salah seorang ilmuwan membocorkan rincian di tahun 1980-an.

Berbeda dengan sikap terhadap Iran, AS maupun Badan Atom Internasional PBB tidak pernah menyoal senjata nuklir Israel. []

Ajarkan Islam, Kepala Sekolah Dipecat

Seorang kepala sekolah menengah di Friendswood, negara bagian Texas, AS, dipecat dan dimutasikan gara-gara mengundang dua orang Muslimah untuk memberikan presentasi tentang Islam di sekolahnya. Presentasi berisi penjelasan tentang budaya Islam yang diberi judul “Islam 101” ternyata memicu protes sejumlah orangtua siswa. Mereka mengirimkan surat protes resmi ke pihak sekolah karena merasa tidak pernah diberitahu atau dimintai persetujuan dari pihak sekolah atas acara presentasi itu. []

Mahkamah Agung Turki Larang Jilbab

Organisasi pemantau hak asasi manusia Human Right Watch mengecam keputusan Mahkamah Konstitusi Turki yang menganulir amandemen konstitusi negara itu, yang mencabut larangan berjilbab di perguruan-perguruan tinggi. HRW menilai keputusan itu sebagai pelanggaran atas kebebasan beragama.

Direktur HRW untuk wilayah Eropa dan Asia Tengah Holly Cartner dalam pernyataannya mengatakan, dengan keputusan itu berarti kaum perempuan Turki yang mengenakan jilbab dipaksa untuk memilih antara agama atau pendidikan. []

Mahkamah Agung AS Bela Tawanan Guantanamo

Para tahanan Guantanamo dipulihkan haknya untuk dapat menggugat alasan penahanannnya. Keputusan ini mungkin pukulan telak bagi pemerintahan Presiden George W. Bush. Dalam putusannya terbaru, Mahkamah Agung AS menyatakan, rencana pemerintah untuk mengadili tersangka “teroris” yang ditahan di Guantanamo di mahkamah militer melanggar konstitusi. Inilah untuk ketiga kalinya dalam empat tahun terakhir ini Mahkamah Agung menentang upaya pemerintahan Bush untuk mengadili tersangka “teroris” di mahkamah militer.

Mahkamah Agung di Washington juga memutuskan bahwa para tersangka “teroris” yang ditahan di Penjara Guantanamo di Kuba berhak untuk menggugat penahanannya ke pengadilan sipil Amerika Serikat. []

FBI Pantau Masjid di AS

Kalangan Muslim Amerika mengeluhkan tindakan agen FBI yang kerap menginterogasi mereka tentang kegiatan mereka beribadah di masjid dan khutbah para imam. Presiden George W Bush sudah memerintahkan program spionase domestik menyusul serangan berdarah 2001 lalu.

Harian The New York Times menyebutkan Badan Keamanan Nasional NSA ‘langsung’ menyadap sistem komunikasi tanpa izin pengadilan. The Washington Post melaporkan bahwa FBI memerintahkan perusahaan telekomunikasi untuk menyimpan rekaman internet dan telepon selama bertahun-tahun untuk kepentingan FBI dalam melakukan investigasi antiteror. []

AS Tewaskan Tentara Pakistan

Pakistan mengutuk tindakan pasukan AS di Afganistan yang melakukan serangan udara ke perbatasan Pakistan-Afganistan beberapa waktu lalu, yang menyebabkan 11 tentara dan sejumlah warga sipil Pakistan tewas. Pakistan menyebut serangan AS sebagai tindakan pengecut, sementara Pentagon beralasan serangan tersebut merupakan tindakan untuk mempertahankan diri karena pasukannya diserang.

Perdana Menteri Pakistan Yousaf Raja Gilani menyebut insiden di perbatasan itu sebagai penghinaan AS atas kedaulatan negara Pakistan. “Kami akan membela kedaulatan, integritas dan kehormatan bangsa. Kami tak akan membiarkan wilayah kami diserang, “ tandas Raja Gilani di depan parlemen Pakistan. [] (dari berbagai sumber).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*