HTI

Lintas Dunia (Al Waie)

LINTAS DUNIA [EDISI 96 – AGUSTUS 2008]

HT Inggris Kecam Pembantaian Tawanan Politik Syria

Beberapa sumber yang bisa dipercaya melaporkan pembantaian secara sistematis terhadap tawanan politik di penjara Saydnaya, dekat kota Damaskus oleh penguasa Syria akhir minggu lalu. Penembakan dan pembunuhan tahanan politik aktivis gerakan Islam, yang dipenjara karena beroposisi terhadap rezim brutal Bashar al-Asad, terjadi setelah adanya protes terhadap perlakuan yang semena-mena. Sumber lain melaporkan adanya tindakan provokatif oleh sipir penjara yang merusak al-Quran untuk mengintimidasi para tahanan.

Dalam tanggapannya, Taji Mustafa sebagai wakil media HT Inggris menyatakan, “Seperti ayahnya, kebrutalan Bashar al-Assad tidak mengenal batas. Ia telah berusaha untuk mengenyahkan segala bentuk oposisi terhadap kekuasaan tiraninya, negosiasinya dengan Israel, melalui segala bentuk penangkapan, penyiksaan, dan penahanan ribuan aktifis gerakan Islam, termasuk anggota HT, dan yang baru-baru ini dengan membantai mereka di penjara.”

“Tindakan keji ini telah dilaporkan di berbagai kantor berita. Politisi Barat dan corong medianya begitu gigih menentang diktator seperti Mugabe, namun herannya tetap diam terhadap berita yang sungguh memprihatinkan ini,” tegasnya. []

Hizbut Tahrir Desak Tentara Pakistan Melawan Agresi Amerika

Menyusul serangan brutal Amerika yang menewaskan 11 tentara Pakistan, baru-baru ini para pendukung gerakan Hizbut Tahrir di Pakistan menggelar aksi protes menentang agresi Amerika. Mereka menuntut tentara Pakistan untuk mengambil langkah aksi nyata menentang agresi Amerika daripada sebatas protes kepada pemerintah Amerika.

Saleem, salah seorang aktifis HT Pakistan, mengatakan al-Quran telah memberitakan kepada kita, kaum kafir takkan pernah menjadi teman kita dan mengapa Amerika tidak membedakan antara tentara Pakistan dan rakyat sipil. Lebih lanjut ia menyatakan, orang Amerika telah mematangkan bahwa keduanya adalah musuh. Setelah kemarin mereka membunuh rakyat sipil yang tak berdosa, kini mereka memulai membunuh para tentara Pakistan. []

Cina Tuduh Hizbut Tahrir Sebagai Musuh Baru

Pemerintah Cina telah memperingatkan sebuah gerakan Islam global sebagai salah satu musuh baru di Xinjiang. Peringatan tersebut disampaikan melalui propaganda di jalan-jalan di Kota Kashgar. Namun, warga di provinsi yang bermayoritas Islam tersebut tak percaya Hizbut Tahrir sebagai sebuah ancaman.

Beberapa pengamat mengatakan bahwa Hizbut Tahrir tidak mendukung kekerasan dan mereka menuduh Cina memainkan ancaman sebagai dalih, terutama di hadapan pergelaran Olimpiade Beijing pada musim panas ini. Perwakilan kelompok ini di Inggris, seperti yang dikatakan Taji Mustafa, menegaskan bahwa Hizbut Tahrir hanya menyokong aktivitas tanpa kekerasan.

Hizbut Tahrir merupakan fenomena aktual terbaru di Xinjiang. Nicholas Bequelin dari Human Rights Watch mengatakan, “Institusi penjara juga telah cemas akan adanya pengaruh dari para pengikut Hizbut Tahrir terhadap para terpidana.” [Syabab.com, 10/7/2008 ]

Ulama Besar Iraq: Haram Berunding dengan Penjajah!

Syaikh Dr. Abdul Malik as-Sa’di, salah seorang ulama besar (kibar ulama) di Irak, mengeluarkan fatwa tentang haramnya mengadakan kesepakatan dan kompromi dengan penjajah. Dalam fatwa itu disebutkan bahwa perbuatan itu adalah haram secara qath’I (tegas); kecuali jika penjajah sudah keluar dari Irak dan Irak diberi hak untuk mengatur negerinya sendiri.

Syaikh as-Sa’di menyebutkan Rasulullah memerintahkan untuk menulis perjanjian dengan Yahudi Madinah serta pada Perjanjian Hudaibiyah. Beliau tidak menyuruh menulis perjanjian di selain masa itu, yakni masa ketika kepemimpinan umat Islam hilang, baik di Makkah maupun Madinah. Dengan demikian, perjanjian itu dibangun atas dasar kekuatan. Di dalam perjanjian itu tidak ada unsur meminta pertolongan kemananan kepada orang kafir, apalagi meminta pertolongan kepada orang kafir untuk memerangi orang Muslim. Sabda Nabi saw.: Saya tidak meminta pertolongan terhadap kaum musyrik.

Menurut beliau, pemerintah Irak sekarang memang tidak memiliki kekuasaan sehingga tidak sepatutnya melakukan perundingan dengan penjajah. “Sama sekali tidak masuk akal. Melakukan kesepakatan dengan penjajah, agar mereka bisa terus melakukan penjajahan!” ungkap as-Sa’di. [www.hidayatullah.com, 1/7/2008]

449 Warga Palestina Gugur Syahid

Departemen Kesehatan Palestina mengkonfirmasikan, 449 warga Palestina gugur syahid dalam enam bulan pertama tahun 2008. Sebagaimana dilaporkan Kantor Berita AFP dari Gaza, Kepala Bagian Emergency Departemen Kesehatan Palestina di Gaza hari Sabtu mengatakan, “Sejak awal bulan Januari hingga akhir bulan Juni 2008, 449 warga Palestina, termasuk 66 anak, gugur syahid di Tepi Barat Sungai Jordan dan Jalur Gaza akibat serangan militer Rezim Zionis Israel.”

Departemen Kesehatan Palestina juga mengumumkan, jumlah warga Palestina yang gugur syahid mencapai 5.440 orang, sejak September tahun 2000. [IRIB Online, 6/7/2008]

Korban Pasukan Asing Bertambah

Bulan Juni 2008 menjadi bulan dengan korban tewas terbanyak bagi pasukan asing di Afganistan sejak Taliban digulingkan tahun 2000. Para wartawan mengatakan, Juni juga merupakan bulan kedua secara berturut-turut jumlah korban melebihi jumlah korban yang jatuh di Irak.

Pernyataan militer sepanjang Juni memperlihatkan sedikitnya 45 tentara asing tewas akibat perang atau kecelakaan. Mereka bertugas di bawah Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (Isaf) pimpinan Nato atau koalisi pimpinan Amerika Serikat. Lebih dari 40% dari 122 tentara asing yang meninggal di Afganistan sepanjang 2008 tewas di bulan Juni. Demikian angka resmi yang dihimpun oleh situs internet independen: icasualties.org. (BBC, 1/7/2008]

Larangan Pendirian Menara Masjid di Swiss

Partai Rakyat Swiss Kanan selama ini gencar berkampanye untuk melindungi nilai-nilai Kristen dan tradisi Swiss dari budaya asing. Mereka mengklaim menara masjid adalah simbol kekuasaan dan mengancam hukum dan ketertiban di Swiss. Saat ini ada dua menara masjid di Swiss, yaitu di Zurich dan Jenewa. Swiss akan menggelar referendum tentang larangan membangun menara masjid sekalipun langkah ini ditentang kalangan gereja dan pemerintah. “Menara menyimbolkan klaim agama-politik untuk kekuasaan, yang mana menantang hak-hak fundamental. Dalam kasus Islam ini, mereka menempatkan agama di atas negara dan bertentangan dengan konstitusi federal,” tegas jubir sebuah komite yang mengkampanyekan inisiatif larangan pembangunan menara masjid di Swiss. [www.hidayatullah.com, 11/7/2008]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*