Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan agama jangan hanya dijadikan simbol, namun juga ajarannya harus dijadikan pegangan dalam bersikap dan bertingkah laku.
Hal itu disampaikan Kepala Negara saat menerima peserta Utsawa Dharma Gita Tingkat Nasional X di Istana Negara, Jakarta, Jumat.
“Kita sepakat agama tidak hanya dimaknai sebagai simbol, melainkan juga pahami nilai dan perilakunya,” kata Presiden Yudhoyono yang didampingi oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono.
Presiden menyatakan bila setiap umat beragama dapat mengaplikasikan ajaran agamanya dengan baik, maka akan timbul harmonisasi dan kerukunan antar pemeluk agama.
“Dengan kerukunan dan harmonisasi yang ada maka kita sebagai bangsa dapat menyelesaikan setiap permasalahan yang kita hadapi,” katanya.
Kepala Negara menambahkan setiap orang hendaknya mengembangkan karakter sebagai penganut agama yang baik dan bisa memahaminya dengan baik.
Kepada Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam, sebagai daerah yang menyelenggarakan kegiatan tersebut, Presiden mengingatkan untuk terus mengembangkan kesejahteraan bagi warganya.
“Saya meminta perhatian untuk mengurangi kemiskinan, memperbanyak lapangan kerja, perbaiki sektor pendidikan, kesehatan dan infrastruktur serta memberantas korupsi. Dengan terwujudnya hal tersebut maka warga akan sejahtera,” paparnya.
Dalam kesempatan itu Presiden juga meminta maaf pada peserta, penyelenggara dan juga warga Kendari tidak bisa hadir dalam acara yang berlangsung beberapa waktu yang lalu.
Meski demikian, Presiden berjanji usai peringatan hari kemerdekaan, ia bersama Ibu Negara akan berkunjung ke provinsi tersebut.
Dalam Utsawa Dharma Gita Tingkat Nasional X yang berlangsung di Kendari, kontingen dari Provinsi Bali meraih juara.
Hadir dalam acara di Istana Negara, Menteri Agama Maftuh Basyuni, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menkominfo Muhammad Nuh, Mendiknas Bambang Sudibyo, Mendagri Mardiyanto dan Mensesneg Hatta Radjasa.
benar pa presdn, agama jgn hanya simbol tapi harus menjadi perilaku. Seorang muslim harus berperilaku sesuai agamanya. Ia harus memutuskan perkara menurut aturan agamanya. Ingat jangan hanya simbol; jangan hanya peci, jgn hanya assalamualaikum, jangan hanya maulid, jangan hanya rajaban, jangan hanya sholat, puasa dll. tapi juga sistem sosial dan sistem pemerintahan harus dlandasi agama. Iya toh..?
Susilo LUPA bahwa SIMBOL demokrasi yang sekarang dia (SBY) terapkan tidak berhasil : mengatasi mengurangi kemiskinan, memperbanyak lapangan kerja, memperbaiki sektor pendidikan, kesehatan dan infrastruktur serta memberantas korupsi.
Justru presiden yg jadikan Islm sbg simbol untuk mengelabui ummat agar didukung!