HTI

Dunia Islam (Al Waie)

Seruan Hizbut Tahrir di Seluruh Dunia Untuk Menegakkan Kembali Khilafah

Khilafah, Khilafah. wahai kaum Muslim…Fardhu dari Tuhan kalian… Sumber kemuliaan kalian…Yang mengalahkan musuh kalian…Pembebas wilayah kalian…Khilafah mercusuar kebaikan dan keadilan di dunia…

Seruan Khilafah tidak terbendung lagi. Meskipun Barat berkali-kali melakukan propaganda negatif terhadap ide Khilafah, umat Islam seluruh dunia sebaliknya justru semakin merindukan tegaknya Khilafah. Semua itu tidak memberikan pengaruh berarti kepada umat.

Kaum Muslim seluruh dunia semakin menyadari ketiadaan Khilafah yang menerapkan syariah Islam secara menyeluruh adalah pangkal perbagai persoalan umat Islam sekarang ini. Khilafah adalah satu-satunya solusi saat ini, tidak ada yang lain. Perjuangan ini semakin kokoh karena dibangun atas dasar akidah Islam dan kesadaran penegakan Khilafah adalah perkara yang wajib.

Sebelumnya, tahun lalu pada bulan Rajab, Indonesia menggelar Konferensi Khilafah Internasional dengan jumlah peserta yang spektakuler; 100 ribu massa memadati Stadion Gelora Bung Karno. Acara ini mendapat perhatian media massa nasional maupun internasional.

Gelombang kesadaran ini kembali menggema tahun ini. Pada bulan Bulan Rajab yang mulia kemarin Hizbut Tahrir di seluruh dunia kembali mengguncang dunia. Berbagai acara digelar mulai dari seminar, konferensi, hingga aksi damai di seluruh dunia.

Palestina

Ribuan kaum Muslimah Palestina dari Hizbut Tahrir di wilayah tersebut tumpah-ruah dalam serangkaian acara mengingat keruntuhan Khilafah, di Hebron (al-Khalil) Palestina pada Selasa (29/07). Acara yang menggemparkan pihak penguasa Palestina tersebut memaksa pihak keamanan yang setia dengan Abbas berupaya membubarkan seruan Penegakkan Khilafah tersebut.

Para peserta Muslimah dari Hizbut Tahrir ini berbaris dan berkumpul di depan gedung. Mereka menyerukan penegakkan Khilafah. Mereka terpaksa melakukannya di luar gedung setelah pihak otoritas Palestina menyegel gedung tempat digelarnya acara tersebut.

Juru bicara dari gerakan Hizbut Tahrir mengatakan bahwa pihak keamanan telah mencegah mereka untuk menggelar festival Muslimah dalam rangka memperingati keruntuhan Khilafah. Setelah para wanita Muslimah dicegah untuk memasuki gedung besar tempat digelarnya acara tersebut, mereka berjalan berbaris melakukan longmarch di jalan As-Salam di Hebron dalam sebuah aksi protes; kaum laki-laki anggota Hizbut Tahrir ikut serta di dalamnya.

Saksi mata melaporkan bahwa pasukan keamanan Palestina telah membubarkan demonstrasi di jalan tersebut. Pihak keamanan melakukan tindakan kekerasan terhadap beberapa demonstran.

Indonesia

Hizbut Tahrir Indonesia menyerukan kepada umat Islam untuk bersungguh-sungguh memperjuangkan tegaknya kembali Khilafah Islam. Demikian inti dari seruan Hizbut Tahrir dalam peringatan Isra’ Mikraj Nabi Muhammad saw. di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta, pada hari Jumat (1/8). “Saat ini, kita tengah memperingati 87 tahun bagaimana kaum kafir penjajah dengan bekerja sama dengan para pengkhianat Arab dan Turki telah menghancurkan Khilafah di Istambul, tepat 28 Rajab 1342H, bertepatan dengan 3 Maret 1424M. Kondisinya pun tidak berubah. Kita bagaikan makanan di atas nampan yang dikerumuni oleh bangsa-bangsa lain. Padahal, jumlah kita lebih dari 1 miliar, tetapi kita bagaikan buih di tengah lautan,” papar M. Ichsan Salam, Ketua DPD II Jakarta Timur yang membacakan pidato pimpinan pusat Hizbut Tahrir.

Selain dari kalangan aktivis HTI, tablig akabar ini juga menghadirkan Ust. Ahmad Junaidi , Ust. Mukhtar Ibnu (Imam besar Masjid Al Azhar) dan Sekjen Komite Indonesia Untuk Solidaritas Palestina (KISPA), Ust. H. Ferry Nur.

Masih di Indonesia, ribuan kaum Muslim memadati masjid Agung Syuhada 45 Kota Makassar, tempat dilangsungkannya Tablig Akbar yang mengambil tema, “Tegaknya Syariah dan Khilafah, Menuju Indonesia Lebih Baik”. Para tokoh yang membawakan orasi adalah KH Syamsuddin Latief, tokoh Muhammadiyah Sulawesi Selatan, yang menyampaikan tentang Khilafah sebagai sebuah kewajiban syariah. Selanjutnya orasi Ustadz Ridwan Pattabone, Ketua Ikatan Wartawan Muslim Indonesia (IWAMI) Sulsel, dengan tema Sejarah Keemasan Khilafah Islam; diikuti orasi sekjen FUI Sulsel yang juga Dewan Syuro KPPSI Sulsel, Drs. HM Sirajuddij, tentang nestapa dunia tanpa khilafah. Selanjutnya orasi KH Mustari Ago, aktifis HTI dan Muballigh Sulsel tentang pelajaran dari keruntuhan Khilafah. Orasi terakhir oleh Humas HTI Sulsel, Ust. Hasanuddin Rasyid yang membawakan subtema, “Langkah Menuju tegaknya Khilafah”.

Selain itu, sebelum orasi tokoh ditayangkan film Rintihan Umat Islam dan Dokumenter Detik-Detik Keruntuhan Khilafah yang membuat banyak peserta terisak, menyaksikan berbagai penderitaan kaum Muslim tanpa keberadaan Khilafah.

Di Kalimantan , DPD II HTI Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu 30 Juli 2008 M/ 27 Rajab 1429 H. Ust. Hasan al-Banjari pada pemaparannya menjelaskan bahwa secara syar’i Islam telah mewajibkan kaum Muslim untuk menegakkan syariah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Beliau menerangkan banyaknya dalil syariah terkait dengan keajiban tersebut. Di lain kesempatan juga beliau menjelaskan bahwa kewajiban menegakkan syariah dan Khilafah merupakan pendapat banyak ulama. Kata beliau, ulama-ulama Syafiiah juga berpendapat yang sama akan kewajiban menegakkan syariah dan Khilafah, yang mana mazhab Syafiiah, kata beliau, banyak dianut masyarakat negeri ini.

HTI Surakarta menyelenggarakan hal yang sama; mengadakan talkshow bulan Rajab 1429 H ini dengan mengusung tema, “Selamatkan Indonesia dengan Syariah, Menuju Indonesia Lebih Baik dan Barokah”. Hadir sebagai pembicara Dr. Aidul Fitrichiada (Doktor Bidang Hukum Univ. Muhammadiyah Surakarta), Muhammad Sholahuddin, SE, M.Si. (Humas HTI Soloraya) dan Ustadz Nur Alam Windu Kuncoro, S.Pd selaku moderator.

Di Pulau Sumatera, acara diadakan di kantor Gubernur Sumatera Utara 30 Juli 2008. Tampil dua pembicara. Pembicara I, Ustadz Azwir Ibnu Aziz (Humas HTI Sumut) dan pembicara II, Irham Buana Nasution, S.H., M.Hum (Pakar Politik Sumut dan  Ketua KPUD Sumut). Moderator Sofyan Arsyad Siregar.

Kedua pembicara, dalam materinya, menyampaikan pentingnya diterapkan kembali syariah Islam dalam kehidupan saat ini.  “Isra Mikraj harus menjadi momentum untuk diangkatnya kembali  syariah Islam sebagai aturan kehidupan saat ini. Hal ini menjadi sebuah keharusan ketika saat ini kehidupan manusia  sedang berada dalm berbagai problem kehidupan akibat diterapkannya aturan kehidupan yang sekular,” tegas Azwir Ibnu Aziz.

Ukraina

Gaung Khilafah pun kini menggelora di berbagai dunia. Salah satunya di negeri bekas pecahan Uni Sovyet. Di Ukraina, sebuah konferensi Khilafah telah digelar pada hari Sabtu, (02/08) sebagai salah satu rangkaian kegiatan memperingati keruntuhan Khilafah yang dilaksanakan oleh salah satu gerakan Islam, Hizbut Tahrir cabang Ukraina.

Konferensi Khilafah yang kedua di Ukraina tersebut mengangkat tema, “Radikalisme dan Ekstrimisme Para Islamis: Antara Mitos dan Realitas dalam Perang Melawan Teror”.

Lebih dari 600 orang warga Ukraina, baik Muslim maupun non-Muslim, memenuhi sebuah auditorium di negeri tersebut. Ikut juga beberapa partisipan dari kalangan profesional, peneliti dan pejabat Ukraina. Sayang sekali jumlah tempat duduk di balai pertemuan tersebut sangat terbatas sehingga dengan alasan ini tidak semua masyarakat dapat mengikuti acara ini.

Konferensi ini dipimpin Ramazanov Ruslan, seorang dokter gigi. Bektemirovym Vadim Zaidinichem, seorang lulusan Jurusan Bahasa Arab dan Syariah pada sebuah universitas di Tripoli Libanon, membuka acara dengan membacakan surah an-Nur ayat 55; mengingatkan janji Allah yang akan menjadikan orang-orang beriman berkuasa di muka bumi.

Bangladesh

Sekitar 1000 orang kaum Muslim Bangladesh dari berbagai daerah menghadiri konferensi Rajab pada hari Juma’at (01/08/08) di National Press Club. Tema yang dibahas, “Khilafah: Hanya Satu Jalan Memajukan Umat Muslim”.

Koordinator dan Juru bicara Hizbut Tahrir Bangladesh Mohiuddin Ahme serta anggota senior Ahmed Jamal Iqbal menjadi pembicara pada konferensi tersebut. Konferensi ini dipimpin oleh Utusan Jurubicara Kazi Morshedul Haque dan para anggota partai, Maulana Mamunur Rashid, Mustafa Minhaz, Maulana Raqib, Mamunur Rashid Ansari, Zituzzaman Haque dan Kaieser Shahnawaz menjadi panelis pada acara tersebut.

Pembicara pertama, Ahmed Jamal Iqbal, dalam pemaparannya menjelaskan tema, “Sejarah Gemilang Kaum Muslim di Bawah Khilafah”. Ia mengatakan, setelah Daulah Islam didirikan di Madinah, bangsa Arab yang tadinya hidup dalam kegelapan menjadi masyarakat yang berdasarkan pada keadilan.

Menurutnya, Khilafah tidak hanya mencerahkan Arab, namun cahayanya menyebar hingga ke berbagai penjuru dunia mengalahkan Imperium Romawi dan Persia dalam jangka waktu yang singkat. Kaum Muslim memandang Khilafah sebagai sebuah kewajiban, sementara non-Muslim memandang hal itu sebagai keadilan dan membebaskan mereka dari perbudakan.

Tampak para peserta sangat antusias mengikuti konferensi yang digelar oleh Hizbut Tahrir Bangladesh ini. Ruangan tempat acara didesaki oleh kaum Muslim yang terdiri dari para pemuda dan ulama. Bahkan para peserta terpaksa meluber hinga keluar gedung.

Yaman

Hizbut Tahrir Yaman menggelar Konferensi bertema, “Konflik internasional dalam Situasi Tidak Adanya Khilafah”, pada hari Kamis (31/07) bertepatan dengan tanggal 28 Rajab 1429 H . Pimpinan Kantor Media Informasi  Hizbut Tahrir wilayah Yaman, Nashir al-Lahbi, mengatakan pengumuman penghancuran Khilafah Utsmani merupakan keberhasilan rencana Inggris bersama dengan tangan-tangan para pengkhianat Arab dan Turki. Pembubaran Khilafah ini telah menempatkan perusakkan Islam dan kaum Muslim.

Di dalam konferensi tersebut dibahas seputar penjajahan Inggris terhadap Yaman serta manuver AS di negeri tersebut. Tentu saja diskusi dan pertanyaan semakin meramaikan acara tersebut. Invasi Barat terhadap kaum Muslim baik secara militer maupun politik atau ekonomi, sosial keduanya menyebabkan konflik internasional menimpa Yaman pada beberapa tahun lalu. Inggris dan Amerika akhirnya menggerakkan Yaman menjadi negara Yaman. Hilangnya kekuasaan Yaman terjadi setelah jatuhnya Khilafah Islamiyah.

Libanon

Di Libanon Hizbut Tahrir menggelar konferensi Khilafah pada hari Ahad (27/07) atau bertepatan dengan tanggal 24 Rajab 1429 H tema, “Sektarian Libanon dan Makar Para Penjajah Terhadap Peradaban Islam”. Perwakilan Hizbut Tahrir Libanon, seorang insinyur, Utsman Bakhs menegaskan agar mewaspadai konflik sektarian yang terjadi di Libanon. Menurutnya, peristiwa tersebut tidak lain merupakan perpanjangan dari adanya konflik internasional yang telah berlangsung selama puluhan tahun, kalau tidak lebih dari seabad.

Dalam konflik dan persaingan untuk memperebutkan tanah jajahan di Timur Tengah ini, Libanon selalu menjadi pusat perhatian kekuasaan Barat di kawasan tersebut, katanya. Ia mengajak warga Libanon untuk berjuang bersama Hizbut Tahrir menyelamatkan Libanon dari kekacauan global Barat. “Hizbut Tahrir, dalam rangka mengingat keruntuhan Khilafah ini, menyeru seluruh masyarakat di Libanon, baik Muslim maupun non-Muslim untuk bekerja bersama Hizbut Tahrir membebaskan Dunia Islam, termasuk Libanon, untuk kembali menemukan jatidirinya dari kekacauan sistem global yang dimotori oleh kekuatan kerajaan di Teluk, Amerika Serikat, dan negeri-negeri Barat lainnya,” seru Utsman.

Hadir dalam konferensi tersebut para syaikh, ulama dan tokoh dari berbagai elemen di Libanon.

Pakistan

Peringatan Jatuhnya Khilafah digelar oleh Hizbut Tahrir Pakistan pada tanggal 1 Agustus 2008. Naveed Butt, Jubir HT Pakistan, mengatakan di hadapan hadirin bahwa jatuhnya Khilafah akan diperingati di seluruh dunia sebagai hari terburuk umat Islam ketika Mustafa Kamal sang Pengkhianat melaksanakan rencana kaum penjajah untuk menjatuhkan Khilafah dan memaksakan demokrasi, serta membiarkan Inggris untuk memecah-belah kekuatan Islam menjadi 50-an negeri kecil bak membagi kue.

Naveed mengutip ucapan Lord Curzon, yang saat itu menjabat Menteri Luar Negeri Inggris ketika berpidato di hadapan parlemen Inggris tanggal 24 Juli 1924, “Turki telah jatuh dan dia tidak akan bangkit lagi karena ia telah kehilangan kekuatan spiritualnya, yaitu Khilafah dan Islam.”

Butt berkata bahwa kombinasi kekuatan 50-an negeri kaum Muslim yang lemah tidak sebanding dengan satu kekuatan Khilafah, meskipun saat itu sempat menjadi negeri terlemah di Eropa. Perbedaan antara 50 negeri kecil dan Khilafah terlihat dari respon Khilafah terhadap teriakan minta tolong dari satu perempuan Muslim di Sindh dengan mengirim tentara untuk menyelamatkannya. Sebaliknya, 50-an negeri Muslim tidak mampu menanggapi tangisan jutaan perempuan Muslim di Palestina, Kashmir, Afganistan, Iraq, Libanon, dan Chechnya. pada musim-musim kampanye

Inggris

Ribuan delegasi dari berbagai daerah di Inggris menghadiri Konferensi nasional Hizbut Tahrir Inggris (Hizbut Tahrir Britain) “Khilafah: Kebutuhan untuk Kesatuan Politik”, Sabtu (16/08). Konferensi ini merupakan bagian dari aktivitas global mengikuti berbagai kegiatan serupa di Palestina, Iraq, Indonesia, Libanon, Bangladesh, Ukraina, Mombasa, Australia, Pakistan dan Yaman.

Poin penting dari konferensi ini disampaikan pesan bahwa kebutuhan kaum Muslim berjuang untuk sebuah kesatuan politik baru bagi negeri-negeri Muslim di bawah satu kepemimpinan, Khilafah.

Para pembicara menjelaskan bahwa berbagai persoalan yang yang kompleks dan beragam terjadi di negeri Muslim, dari mulai pantai Atlantik Maroko hingga pantai Pasifik Indonesia.  Berbagai masalah umat tersebut hampir tak mungkin terpecahkan saat ketika umat dalam penyekatan batas semu kuno, negara bangsa.

Fakta yang mengagumkan, bahwa dunia kaum muslim memiliki sekitar 20% populasi dunia, lebih dari 60% cadangan minyak dunia, dan 55% cadangan gas, sekitar 37% cadangan emas dunia dan hampir 25% personal pertahanan dunia. Sampai saat ini sumber daya tersebut belum termanfaatkan dengan baik pada saat ketiadaan Khilafah. Malah yang ada adalah kelemahan, terpecah belah dan terjajah.

Hadir sebagai pembicara diantaranya: Sajjad Khan, Dr, Mahmud Salim, Sister Sustana Parvin, Jamal Harwood, Dr. Imran Waheed dan Taji Mustafa. Acara ini juga diikuti kaum Muslim di berbagai negeri secara online, mulai dari Australia hingga Amerika.[]

3 comments

  1. May Allah support your movement. I support you n pray for you. Insya Allah.Btw,how to be member of HT…?

  2. Yaa sudah jelas
    Hanya KHILAFAH yang mampu menyatukan Umat Muslim
    DI Berbagai penjuru dunia..

  3. hanya khilafah yang bs menyelesaikan permslahan hr ini,khilafah adalah solusi,khilafah adalah jawaban,khilafah adalah the winner……………..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*