HTI

Cover (Al Waie)

Krisis Politisi Sejati (Cover Edisi 98)

Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Pembaca yang budiman, demokrasi adalah sistem politik yang ‘aneh’. Di satu sisi mengklaim menjadikan kedaulatan rakyat sebagai panglima. Di sisi lain, pada realitanya, demokrasi banyak memproduksi para politisi—penguasa, pejabat atau wakil rakyat—yang justru ‘mempercundangi’ kedaulatan rakyat. Akibatnya, rakyat sering diabaikan, bahkan dicampakkan, oleh para politisi yang justru dilahirkan dari rahim demokrasi, yang katanya menjunjung tinggi kedaulatan rakyat.

Jika salah satu ukuran politisi sejati adalah ia yang senantiasa memperhatikan urusan rakyatnya, maka boleh dikatakan, demokrasi, khususnya di negeri ini—yang notabene beberapa waktu lalu dinobatkan sebagai ‘juara demokrasi’—telah lama mengalami krisis politisi sejati. Buktinya, para politisi di negeri ini—yang diwakili oleh penguasa, para pejabat dan wakil rakyat—telah lama membuang kepentingan dan kemaslahatan rakyat ke keranjang sampah. Sebaliknya, kepentingan pribadi, keluarga, partai ataupun para pemilik modal menjadi perkara yang diprioritaskan. Lihatlah berbagai UU dan kebijakan yang lahir dari tangan mereka seperti UU Migas, UU SDA, UU Penanaman Modal, dll yang notabene lebih berpihak kepada para kapitalis yang berkolaborasi dengan para politisi ketimbang berpihak kepada kepentingan dan kemaslahatan rakyat.

Haruskah fenomena seperti ini dibiarkan? Tentu tidak. Lalu apa yang mesti dilakukan? Tidak lain dengan mencampakkan sistem politik demokrasi sekular sebagai ‘biang’-nya. Selebihnya, kita tentu hanya bisa berharap pada sistem politik dan pemerintahan Islam yang sudah terbukti pada masa lalu, selama berabad-abad, banyak melahirkan para politisi sejati yang senantiasa memelihara kepentingan dan kemaslahatan rakyat mereka.

Itulah di antara perkara penting yang dipaparkan secara panjang-lebar dalam tema utama al-wa‘ie kali ini, di samping sejumlah tema penting lainnya yang layak untuk dibaca.

Terakhir, semoga pasca Ramadhan ini, kita semakin dimudahkan oleh Allah untuk meraih semua keberkahan dari-Nya melalui tegaknya syariah-Nya di muka bumi.

Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

9 comments

  1. 1. “Lan Tardha ankal yahuud, walan nashaara..hatta tattabi’a millatahum..”
    2. “innaka lan tahdii man ahbabta, walaakinnallaha yahdii man yasyaa!”

    semoga Allah membuka mata hati saudara-saudar kita di bumi Indonesia ini..

  2. Dahlan ti Bogor

    Demokrasi adalah sistem politik dan pemerintahan yang rusak yang dihasilkan dari Akidah yang rusak… jadi bagi ummat Islam yang perpijak dan berada pada sistem tersebut jelas dia berada pada jalan kesesatan… hanya ada satu pilihan apabila berharap mendapat ridha Allah… keluar dari sistem Demokrasi dan kembali pada Syariah Islam… Wahai Partai-partai yang menyebut dirinya Partai Islam… keluarlah Kalian dari Sistem Kufur… karena Allah telah menghinakan Kalian dalam kekufuran (Demokrasi)..

  3. Yusman ti Bandung

    “Politisi Sejati” hanya akan lahir apabila sistem politik yang bersumber dari “Rabbul Ijjati” diterapkan. Wahai kaum Muslim… Terus berjuang dan jalin sinergi… Semoga Allah segera memberikan pertolongan untuk keluar dari krisis multidimensi yang menerpa negeri ini… Amin…!!

  4. allahu akbar,,,,,,,,,,,,,,,,,

  5. penjunjung tinggi demokrasi silahkan menikmati sepuasnya
    karena bisa saja besok tidak akan merasakannya lagi demokrasi yang menghidangkan kehancuran sistem, kebobrokan akidah, kehancuran negara
    silahkan saja tertawa sepuasnya yang menganggap bahwa tidak akan terjadi suatu perubahan dibawah naungan daulah islamiyah
    karena tawa itu akan tergantikan dengan janji allah yang sangat jelas dalam al quran(an-nur ayat 55)
    allah tidak akan pernah ingkar dengan janjinya
    selamat menunggu janji allah yang akan menjadi kemenangan bagi kita semua

  6. Saatnya islam memimpin peradaban. orang-orang yang benar-benar soleh sebagai pengerak roda pemerintahannya. bukan orang-orang yang opertunis dan munafik yang banyak menjangkit partai-partai katanya berlandaskan islam, sehingga terlahir sebagai politisi opertunis. pemerintah Indonesia telah dipenuhi oleh manusia-manusia opertunis, munafik dan penjilat. sehingga bukan memikirkan rakyat atau menjadi pelayan masyarakat tapi pelayan nafsu dan kepentingan perutnya semata. Allahuakbar HTI akan menjadi solusi bagi kebuntuan politik bagi umat islam. semoga tetap istiqomah dalam penegakan syariah dan kilafah islamiyah. saatnya Revolusi sistem pemerintah Indonesia. Saatnya Ummat Islam bangkit dan memegang kendali peradabaan dan mensejahterakan masyarakat.

  7. Permasalahan demokrasi memang menjadi kontroversi dari beberapa ulama’, apakah demokrasi itu haram, mubah atau makroh.bahkan ada yang manhtaknnya kufur.
    Jelas sekali yang mengatakan mubah mereka ini mempunyai kepentingan dibalik sikap mereka. Dan begitu juga selanjutnya.
    Seharusnya kita kembalikan kepada ajaran Islam yang haq, dan yang haq pasti menang. Istilah demokrasi tidak pernah muncul di zaman Rasulullah. Yang menyatakan demokrasi bagian dari Islam mereka itu telah membuat syariat yang baru, mungkian ini bisa dikatakan BID’AH DLOLALAH. Yang mengada-ada dalam urusan agama.
    Jadi demokrasi ini bisa dikatakan hal syubhat, dan mengambil hal yang syubhat itu tidak baik sebagaimana yang telah dikatakan oleh jumhur Ulama’ SALAF.

  8. HT sebagai parpol Islam sejati jangan takut dijauhi atau ditinggalkan umat yang bersikat pragmatis dan jauh dari thariqah dakwah Rasul tetapi HT wajib tetaplah berpegang teguh kepada Ideologi Islam dan thariqah dakwah Rasulullah SAW. Khilafah sudah di depan mata. Allahu Akbar!!!

  9. Semoga kita semakin dimudahkan oleh Allah untuk meraih semua keberkahan dari-Nya melalui tegaknya syariah-Nya di muka bumi.

    Allahu Akbar!
    Allahu Akbar!
    Allahu Akbar!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*