HTI

Akhbar (Al Waie)

Akhbar Edisi Nopember 2008

DPP HTI Temui Ketua Pansus RUU Pornografi

Menjelang pengesahan Rancangan Undang Undang tentang Pornografi menjadi UU, DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menyampaikan kritikan atas draft akhir RUU tersebut. Kritikan itu disampaikan langsung DPP HTI kepada Ketua Pansus RUU Pornografi Balkan Kaplale di gedung DPR, Kamis (18/9).

Ketua Pansus RUU Pornografi Balkan Kaplale menyambut baik masukan HTI. “Kita akan akomodasi melalui tim teknis yang beranggotakan DepkumHAM, Depag, Kementerian Perempuan, dan Depkominfo,” katanya.

Namun, ia beberapa kali meminta HTI untuk menerima RUU Pornografi ini apa adanya. “Mohon diterima dulu…sekali lagi mohon dengan sangat. Saya minta tolong…..,” katanya dengan meletakkan kedua tangannya di dada.

Alasannya, draft RUU ini sudah di DPR lebih dari 10 tahun dan ada di Pansus selama lima tahun. “Banyak negara industri seks sangat keberatan dengan lahirnya UU ini. Ada tujuh negara, dua di antaranya Australia dan Inggris berusaha terus mengganjal lahirnya UU ini,” katanya.

Belakangan tekanan itu muncul lagi dengan keluarnya dua partai yang sejak awal ikut membahas RUU ini, yakni PDIP dan PDS. Ia menyimpulkan di balik semua ini ada permainan industri seks karena Indonesia adalah negara yang paling bebas dalam masalah seks. []

Menuju Indonesia Bersyariah

Survey terbaru yang dilakukan oleh SEM Institute menunjukkan sekitar 72 persen masyarakat Indonesia ternyata setuju dengan penerapan syariah Islam, 18 persen tidak setuju dan 10 persen terserah. Meskipun demikian, persepsi masyarakat tentang syariah itu sendiri masih beragam. “Dari sisi pemahaman terhadap syariah, umat Islam masih memahami dalam hal ibadah mahdhah, sistem sosial (fikih) dan sistem ekonomi,” ujar Panji Alamsyah, dari SEM Institute di depan sekitar 500 orang peserta Halqah Islam dan Peradaban, Mewujudkan Rahmat untuk Semua, di Wisma Antara, Jakarta Selasa (16/09).

Halqah Islam dan Peradaban dengan bertema “Syariah, Masa Depan Politik Indonesia? Membaca Trend Survei Syariah” yang diselenggarakan oleh DPP Hizbut Tahrir Indonesia menghadirkan pembicara M Rahmat Kurnia (DPP Hizbut Tahrir ) dan Fachri Ali (Pengamat politik). Sejumlah tokoh hadir dalam acara tersebut, di antaranya Ismail Yusanto (Jubir HTI) dan ketua umum DPP Partai Hanura, Jendral (Purn) Wiranto.

Hasil survey SEM Instite juga menunjukkan sekitar 78 persen masyarakat menyatakan setuju bahwa berbagai problem/masalah yang dialami bangsa ini karena tidak diterapkannya syariah (Islam) dalam kehidupan di berbagai bidang, 7 persen tidak setuju dan 15 persen tidak tahu. Yang mengejutkan dari hasil survey tersebut, kata Panji, 84 persen masyarakat yakin atau sangat yakin bahwa syariah Islam bisa membawa maslahat dan satu-satunya solusi bagi problematika bangsa, 7 persen menyatakan tidak tahu dan 9 persen menyatakan kurang atau tidak yakin.

Survey tentang respon, persepsi dan harapan masyarakat tentang syariah sebelumnya juga dilakukan oleh PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Roy Morgan Research yang hasilnya tidak jauh berbeda. Survey Roy Morgan Research yang terbaru (Juni 2008) mengatakan 52 persen rakyat Indonesia menuntut Penerapan Syariah Islam. Survei PPIM UIN Syarif Hidayatullah 2003 menunjukkan sekitar 75 persen masyarakat Indonesia setuju bahwa pemerintahan yang berdasarkan syariah Islam adalah yang terbaik bagi Indonesia.

Pengamat politik Fachri Ali sangat terkejut melihat hasil survey yang dilakukan oleh SEM Institute itu. “Saya sangat terkejut dengan hasil survey itu karena terlalu fantastis,” ujarnya. Fachri mengatakan bila hasil survey itu benar mestinya Indonesia itu sudah menjadi negara Islam. Namun, menurut Fachri, untuk melihat apakan hasil survey valid atau tidak maka harus diuji di Pemilu 2009. “Kalau trennya partai-partai Islam secara kumulatif menang 72 persen, maka baru survey itu bisa dikatakan valid,” ujarnya lagi.

Mengapa harus dilihat dari hasil pemilu 2009? Menurut Fachri, itu karena masalah syariah itu terkait politik.

Pendapat berbeda disampaikan oleh Rahmat Kurnia. Dirinya tidak begitu terkejut dengan hasil survey itu karena mirip dengan dengan survey yang dilakukan PPIM UIN. Survey itu menarik jika dibandingan dengan survey yang dilakukan CSIS maupun Indobarometer, yang menunjukkan bahwa partai sekular itu selalu menang atas partai Islam.

Menurut Kurnia, survey yang dilakukan CSIS dan Indobarometer itu berada pada tataran politik partai. Adapun yang dilakukan SEM Institute maupun PPIM UIN berada pada tataran nilai dan keinginan masyarakat. “Di sini terlihat adanya kesenjangan antara keinginan masyarakat dan apa yang dilakukan partai,” ujar Kurnia.

Karena itu wajar juga jika kemudian banyak yang golput, yang bisa jadi sebabnya karena ada keinginan politik dari para calon pemilih yang tidak dipenuhi partai politik yang ada, misalnya keinginan masyarakat akan syariah. []

Roadshow Workshop Guru Profesional

“Untuk membentuk generasi tangguh berkepribadian Islam mau tidak mau kita harus membenahi pola pikir dan pola jiwa anak didik dengan landasan Islam. Untuk itu, para pendidik perlu terus meng-upgrade dan meng-update ilmunya, tentu dengan landasan Islam,” papar Gusti Orrin Prayudi Wardhana, SP dalam acara Roadshow Workshop Guru Profesional yang diadakan oleh DPD II HTI Tabalong pada tanggal 13 – 15 September 2008, dilanjutkan di Hulu Sungai Utara (HSU) pada tanggal 14 – 16 September 2008 dan diakhiri di Hulu Sungai Tengah (HST) pada tanggal 15 – 17 September 2008.

Di Kabupaten Tabalong, workshop yang diadakan di Gedung Pusat Informasi Pembangunan dan diikuti oleh 70 orang kepala sekolah dan guru ini dibuka oleh Kepala Badan Kesbanglinmas Bapak Drs. H. Saberan yang membacakan sambutan dari Wakil Bupati. Di HSU peserta yang ikut sebanyak 90 orang dan di HST sebanyak 45 orang. Dari respon yang ada, sebagian besar peserta sepakat untuk mengkaji Islam bersama HTI. []

Mubaligoh MUI Kota Cirebon: Kaum Muslim Harus Bersatu Menegakkan Kembali Syariah Islam

“Kaum Muslim harus bersatu, tidak boleh bercerai-berai, harus menyatukan visi dan misi untuk menegakkan kembali syariat Islam.” Demikian ungkap Dra.Hj. Saidah (MUI Kota Cirebon) pada acara Tablig Interaktif yang dihadiri kurang lebih 300 orang peserta, terdiri dari ibu-ibu Majelis taklim, perwakilan ormas, pelajar/mahasiswa, dan masyarakat umum. Acara ini mengambil tema “Raih Ramadhan Bermakna dengan Menjalin Kebersamaan Menuju Tegaknya Syariah dan Khilafah”. Acara yang diselenggarakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DPD II Cirebon pada hari kamis tanggal 25 September 2008, bertempat di Aula Islamic Centre Cirebon (ICC) ini menghadirkan empat pembicara yakni: Dra.Hj. Saidah (MUI Kota Cirebon), Ibu Rokhiyatun, S.Ag (Depag Kota Cirebon), Ibu Dra. Suniti, M.Pd (GMI Kota Cirebon), dan Ustzh Fatimah Salma, SP (Muslimah HTI).

Pernyataan Hj Saidah dipertegas oleh ibu Rokhiyatun. Beliau berpesan agar kaum Muslim saat ini mulai belajar membaca, memahami, dan mengamalkan al-Quran.

Ibu Suniti dalam testimoninya menjelaskan bahwa tidak bersatunya kaum Muslim karena nasionalisme.

Tiada jalan lain untuk bisa mewujudkan itu semua kecuali dengan menerapkan syariah Islam ini dengan menegakkan sistem yang diridhai oleh Allah, yaitu sistem Khilafah, tandas Ustadzah Fatimah Salma menambahkan paparan yang ada.[]

Aksi Keprihatinan Atas Kelangkaan dan Kenaikan Harga LPG

“Allahu akbar!” Teriakan takbir sering terdengar mengiringi Aksi Keprihatinan Ramadan 1429 H yang didakan oleh DPD II HTI malang Raya. Acara yang diadakan di depan gedung DPRD Kota Malang dan diikuti setidaknya seratus orang aktifvis HTI Malang tersebut bertepatan dengan hari ke sebelas puasa Ramadan 1429 H. “Ini bulan Ramadan, maka siapa yang mengoreksi penguasa agar tidak melakukan kezaliman maka pahalanya sama dengan 70 kali di bulan lain,” ungkap Ustadz Suwardi Basri membuka acara.

Orasi dilanjutkan oleh Ustadz Agus yang yang menyatakan bahwa naiknya harga LPG disebabkan karena pengelolaan barang tambang tidak didasarkan pada syariah Islam.

Sementara itu, di luar gedung para syabab HTI berorasi, sebagiannya masuk ke gedung DPRD Kota Malang untuk beraudiensi dengan Komisi B DPRD Kota Malang yang memang sudah menunggu. Rombongan audiensi yang dipimpin Ust Sya’roni, Humas DPD II HTI Malang Raya, langsung terlibat diskusi hangat dengan anggota dewan di komisi B.

Pada hari yang sama, delegasi DPD II HTI Malang Raya mendatangi kantor harian Malang Pos untuk beraudiensi dengan jajaran redaksi. Delegasi yang dipimpin KH One Abdullah diterima Bapak Khusnun Djuraid, Pimred harian Malang Pos. [Kantor Humas DPD II Malang Raya]

Corporate Secretary PT Karakatau Steel: Syariah Islam Itu Indah

“Keindahan syariah Islam harus senantiasa disampaikan kepada yang lain agar musuh-musuh Islam tidak bisa berkutik lagi.” Demikian tutur Corporate Secretary PT Karakatau Steel Raden Gunawan ketika mengungkapkan harapannya setelah mengikuti Ramadhan Islamic Training (RIT) 1429 Hijriah yang diselenggarakan oleh DPD Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Provinsi Banten pada hari Minggu (7/9/08) yang mengambil tempat di Hotel Permata Krakatau, Kota Cilegon. Trainer yang menjadi penyemangat peserta hingga mencapai 230 ini adalah Ustadz Ir. Rahmat Kurnia MSi, pengurus DPP HTI dan Ustadz Yasin Muthahhar, pengurus DPD HTI Banten.

Dalam substansi materinya, Ustadz Rahmat mengulas hal penting tentang Islam sebagai solusi atas permasalahan umat yang saat ini menggejala di mana-mana. Juga disampaikan peran seorang Muslim untuk terikat dengan hukum-hukum yang telah ditetapkan Allah Swt. dan Rasulullah saw. Dengan gaya khasnya, ungkapan dosen IPB ini begitu menyentuh hati sehingga sejumlah peserta menangis, merenungi betapa selama ini telah meninggalkan syariah Islam.

Di akhir acara semua peserta berikrar untuk berdakwah di manapun, kapapun, dan di hadapan siapapun.

Tablig Akbar Ramadhan Muslimah HTI Yogyakarta

“Muslimah sejati harus mencintai syariah Islam.” Demikian tausyiah dari Ustadzah Hj. Ana Mutia dalam acara Tablig Akbar Ramadhan untuk memperkuat ukhuwah, menambah semangat dan meraih takwa di bulan Ramadhan yang diselenggarakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir (MHTI) Sleman bekerja sama dengan PKK Kecamatan Mlati dan PKK Desa Sinduadi pada hari Ahad (14/9) di Aula Balai Desa Sinduadi Kecamatan Mlati, Sleman.

Adapun Ustadzah Lies (Ketua Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Sleman) berpesan agar kaum Muslimah turut serta dalam memperjuangkan dan mensyiarkan agama Islam. Sebab, dakwah tidak hanya dibebankan kepada kaum pria.

Sedangkan Ustadzah Hj. Romlah menyampaikan tiga hal yang dapat diperoleh dari forum keislaman yaitu meraih takwa, memperkuat persaudaraan dan semangat memperjuangkan syariah Islam. []

Kapitalisme di Ujung Tanduk, Khilafah di Depan Mata

Apa yang kita dapatkan melalui puasa kita sepanjang bulan Ramadhan kemarin? Benarkah kita menjadi makin bertakwa? Bila benar, mengapa semua itu tidak berkorelasi dengan upaya perbaikan kondisi masyarakat dan umat di sekitar kita?

Kemiskinan tetap merajalela, korupsi makin menggila, penindasan tak kunjung reda, kerusakan moral, pornografi dan pornografi serta beragam bentuk kriminalitas makin tak terkira. Lihatlah apa yang terjadi di sekeliling kita. Hidup semakin terasa berat. Beban ekonomi dan sosial seolah tak tertahankan. Antri minyak di mana-mana. Namun, segelintir orang bergelimang dalam kemewahan. Dengarlah pula jerit tangis saudara-saudara kita seiman di Palestina, Irak dan Afganistan serta negeri lainnya. Mereka melewati bulan Ramadhan di tengah ancaman senjata. Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya serta kaum zionis tanpa henti terus menumpahkan darah, melecehkan kehormatan dan merampas kekayaan umat di sana. Sampai kapan semua ini akan berakhir?

Inilah sederet renungan ditengah kegembiraan menyambut datangnya hari kemenganan, Idul Fitri 1429 H yang jatuh pada hari selasa, 30 September 2008. “Kami serentak menyelenggarakan sholat Idul Fitri di seluruh Indonesia karena hilal sudah terlihat di negara-negara Arab. Rasul Muhammad memerintahkan kita berpuasa dan ber-Idul Fitri dengan melihat bulan,” kata juru bicara HTI, Muhammad Ismail Yusanto.

Di Ibu Kota Jakarta, shalat Id dipusatkan di area parkir komplek Crown Palace, Tebet, Jaksel. Shalat Id juga diselenggarakan di Bogor, Bandung, Surabaya, Yogya, Semarang, Makassar, Medan, Samarinda, Riau, Palembang, Lampung, Balikpapan dan dikota-kota lain tersebar di seluruh pelosok negeri yang dihadiri bukan hanya oleh simpatisan HTI, namun juga oleh masyarakat umum.

Di tengah krisi global yang mendera dunia saat ini, semoga Allah Swt. memberikan kepada kita kekuatan iman dan semangat untuk menjalankan hukum-hukum-Nya serta mengelompokkan kita dalam golongan pejuang-pejuang Islam, yang berupaya mewujudkan Khilafah, yang mengikuti manhaj (metode) Nabi saw. sehingga Kapitalisme dapat segera diakhiri untuk diganti dengan sistem nubuwah, Khilafah Islamiyah. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*