[Al-Islam 430] Sangat pilu! Itulah perasaan seorang gadis Muslimah yang bernama Winie Dwi Mandella, petugas medis di RS Mitra Keluarga Bekasi Barat. Betapa tidak, di negeri yang mayoritas penduduknya Muslim ini ia mendapatkan perlakuan yang sangat tidak adil; dipecat dari rumah sakit tempat kerjanya hanya karena mengenakan jilbab/kerudung.
Kisah malang yang menimpa Winie semakin menambah panjang kasus-kasus serupa di tempat lain dan institusi yang berbeda. Puluhan tahun silam, Januari 1983, misalnya, SMAN 68 Jakarta Pusat pernah melarang salah seorang siswinya mengikuti pelajaran karena mengenakan jilbab. Ia dianggap tidak mematuhi aturan seragam sekolah. Hal serupa terjadi di SMAN 33 Jakarta.
Masih ingat dengan kasus pemecatan Hadis dan Dewi? Mereka adalah dua mahasiswi Akper Muhammadiyah Banjarmasin yang dikeluarkan lantaran tidak menaati aturan berpakaian yang ditetapkan oleh institusi tempatnya belajar. Keduanya dikeluarkan hanya karena mengenakan jilbab yang mereka yakini lebih sempurna. Ini terjadi pada tahun 2003.
Setahun lalu (2007), di Jawa Timur, juga ada larangan berjilbab bagi peserta seleksi calon anggota Paskibraka di Kabupaten Kediri. Di Jakarta, Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Jakarta memperketat aturan berjilbab bagi para mahasiswinya. Di Bandung, juga terjadi pelarangan jilbab bagi perawat di Rumah Sakit Kebonjati.
Sebetulnya, masih banyak kasus serupa di banyak tempat lain di Indonesia, yang mungkin sebagiannya tidak terungkap oleh media secara nasional. Jelas, ini ironis sekali. Pasalnya, Indonesia bukan seperti negara-negara Barat yang jelas-jelas kufur. Indonesia mengklaim bukan negara sekular. Bahkan tertuang dalam UUD 1945, pasal 29: Negara memberikan jaminan kebebasan bagi warga negaranya untuk menjalankan kehidupan beragamanya.
Muslimah di belahan dunia lain juga tidak kalah pilunya. Mereka mendapatkan perlakuan tidak adil dan biadab. Turki, misalnya, yang mayoritas penduduknya Muslim dan pernah menjadi pusat pemerintahan Islam selama berabad-abad lamanya, melarang mahasiswanya untuk mengenakan jilbab ke kampus. Demi mempertahankan jilbabnya, banyak gadis berjilbab yang akhirnya putus sekolah dan lebih memilih tinggal di rumah daripada pergi ke kampus dengan rambut terurai.
Di Jerman, wilayah larangan berjilbab semakin meluas. Dari 16 negara bagian, 8 negara bagian telah memberlakukan larangan tersebut. Dikatakan, larangan berjilbab diadakan untuk menghindari seseorang dari pengaruh. Tidak jelas pengaruh apa yang dimaksud.
Di Prancis, Presiden Jacques Chirac telah memberlakukan undang-undang yang juga melarang penggunaan jilbab bagi Muslimah.
Di Belanda, Maret 2006, Geert Wilders yang merupakan salah seorang anggota parlemen sayap kanan menggelindingkan bola liar dengan mengusulkan larangan mengenakan burqa (termasuk juga jilbab). Ia mengatakan bahwa burqa akan menjadi musuh kaum perempuan. Apa yang dilontarkan oleh Wilders berbuntut pada munculnya peraturan yang melarang pemakaian burqa secara nasional di seluruh wilayah Belanda pada Desember 2006.
Di Inggris, November 2004, jilbab juga kembali dilecehkan. Saat ini dilontarkan oleh institusi tertinggi kedua dalam Keuskupan Inggris. Pernyataan itu berasal dari Uskup York, John Sentanu, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar British Daily Mail. Ia menyatakan bahwa jilbab tidak sesuai dengan norma-norma kesopanan.
Larangan berjilbab juga diberlakukan di Swedia dan Belgia.
Di Spanyol jilbab dituduh sebagai simbol penindasan terhadap kaum perempuan. Padahal Spanyol telah mengakui Islam berdasarkan undang-undang kebebasan beragamanya yang disahkan pada Juli 1967.
Di Nigeria jilbab di sekolah serta penggunaan celana panjang dan peci untuk laki-laki juga dilarang.
Bahkan di negara Timur Tengah seperti Tunisia pun terjadi hal yang sama. Saat kepemimpinan Presiden Tunisia Habib Bouruiba, tahun 1981 Tunisia meratifikasi UU nomor 108 yang melarang wanita Muslimah di Tunisia mengenakan jilbab di lembaga-lembaga pemerintahan. Puncaknya, Pemerintah Tunisia bahkan ‘mengharamkan’ wanita berjilbab ‘masuk’ dan dirawat di rumah sakit negara. Lebih ‘biadab’ lagi, pemerintah telah melarang ibu-ibu hamil melahirkan anaknya di rumah sakit negara lantaran berjilbab. Bahkan saking kalapnya dalam aksi pemberangusan jilbab, pada September 2006, pemerintah Tunisia menggelar sebuah operasi pengamanan dengan mengobrak-abrik berbagai toko yang di dalamnya menjual boneka berjilbab, ‘Fulla’.
Inilah potret Muslimah yang selalu menjadi korban pertama dan utama dalam setiap penerapan sekularisme radikal. Mereka juga sekaligus korban dari apa yang disebut dengan ‘Islamophobia’ (ketakutan dan kebencian terhadap Islam).
Pejuang HAM Diam, Penguasa Tak Peduli
Dalam banyak kasus larangan jilbab, berbagai LSM/kelompok-kelompok pejuang HAM lebih banyak diam. Kemana pula para pegiat isu gender? Bukankah para Muslimah juga perempuan yang harus diperjuangkan hak publiknya? Mungkin karena kasus larangan jilbab justru menguntungkan mereka. Pasalnya, selama ini mereka bekerja seolah untuk sebuah ‘proyek’: menyudutkan Islam dan kaum Muslim. Saat Islam dan kaum Muslim sedang tersudut, mereka diam. Ketika ada peluang untuk menyudutkan Islam dan kaum Muslim, dengan cepat mereka bereaksi. Contohnya dalam kasus poligami Aa Gym beberapa waktu lalu atau pernikahan Syekh Puji-Ulfa baru-baru ini.
Di sisi lain, penguasa pun seolah tidak peduli terhadap kasus-kasus sensitif yang menimpa umat Islam, termasuk kaum Muslimah, khususnya dalam kasus larangan jilbab. Padahal, bandingkan dengan dulu saat umat Islam berada dalam naungan Kekhilafahan Islam dan penerapan syariah Islam, serta dipimpin oleh para khalifah yang adil dan amanah. Pada masa Khalifah al-Mu’tashim Billah, misalnya, pernah seorang Muslimah berteriak, “Wahai al-Mu’tasim! Di manakah engkau?!” Muslimah itu ditawan oleh Kerajaan Romawi di Malta. Di sana ia dilecehkan kehormatannya sekaligus diperlakukan dengan sangat buruk. Meski ia sangat jauh di Malta, beritanya telah tersebar dari orang ke orang hingga sampai juga kepada Khalifah.
Dengan cepat Khalifah al-Mu’tashim bereaksi. Tidak tanggung-tanggung. Ia lalu mengumandangankan jihad terhadap Kerajaan Romawi. Secepat kilat, Khalifah al-Mu’tashim berikut puluhan ribu bala-tentara kaum Muslim bergerak menuju kota Ammuriyah di Romawi, untuk kemudian menaklukan Kerajaan Romawi saat itu juga. Demikianlah, hanya demi melindungi seorang Muslimah, Khalifah tak segan-segan mengumandangkan perang jihad melawan siapa saja yang melecehkan Islam dan kaum Muslim.
Bagaimana dengan nasib ribuan—bukan hanya seorang—Muslimah pada hari ini yang bernasib buruk? Mereka bukan saja dilarang berjilbab, bahkan sebagiannya dilecehkan kehormatannya dan diperkosa oleh orang-orang kafir, sebagaimana telah banyak terjadi di Palestina, Irak dan Afganistan. Tak ada satu pun penguasa Muslim yang tersentuh kemudian tergerak untuk melindungi mereka.
Islamophobia Vs Keagungan Islam
Berbagai kasus pelarangan jilbab di Indonesia maupun di luar negeri, khususnya di negara-negara Barat, boleh dikatakan merupakan wujud dari masih bercokolnya sikap Islamophobia (ketakutan dan kebencian terhadap Islam), baik di kalangan umat Islam sendiri maupun kalangan non-Muslim.
Tentu aneh jika ada kalangan Islam yang malah phobi (takut) terhadap Islam. Adanya ketakutan dan kebencian kaum kafir terhadap Islam juga tak kalah anehnya. Pasalnya, sepanjang sejarah, saat umat Islam menjadi pemimpin dan syariah Islam diterapkan, Islam adalah agama yang senantiasa menjamin keamanan, keselamatan dan kebebasan kaum minoritas non-Muslim dalam beribadah sesuai dengan keyakinan mereka. Ini sudah berlaku sejak masa Rasulullah saw. dan tetap dilaksanakan oleh para khalifah sepeninggal Beliau. Kebijakan yang begitu ramah terhadap non-Muslim ini terus berlangsung selama berabad-abad lamanya sepanjang sejarah Kekhilafahan Islam.
Karen Amstrong dalam bukunya, Holy War, menggambarkan saat-saat penyerahan kunci Baitul Maqdis kepada Khalifah Umar bin al-Khathathab kira-kira sebagai berikut, “Pada tahun 637 M, Umar bin Khaththab memasuki Yerusalem dengan dikawal oleh Uskup Yunani Sofronius. Sang Khalifah meminta agar ia segara dibawa ke Haram asy-Syarif dan di sana ia berlutut berdoa di tempat Nabi Muhammad saw. melakukan perjalanan malamnya. Sang Uskup memandang Umar penuh dengan ketakutan. Ia berpikir, ini adalah hari penaklukan yang akan dipenuhi oleh kengerian yang pernah diramalkan oleh Nabi Daniel. Pastilah, Umar adalah sang Anti Kristus yang akan melakukan pembantaian dan menandai datangnya Hari Kiamat. Namun, kekhawatiran Sofronius sama sekali tidak terbukti.”
Setelah itu, penduduk Palestina hidup damai dan tenteram; tidak ada permusuhan dan pertikaian meskipun mereka menganut tiga agama besar yang berbeda: Islam, Kristen, dan Yahudi.
Apa yang dilakukan Khalifah Umar ra. jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh tentara Salib pada tahun 1099 M. Ketika mereka berhasil menaklukkan Palestina, kengerian, teror, dan pembantaian disebarkan hampir ke seluruh kota. Selama dua hari setelah penaklukkan, 40.000 kaum Muslim dibantai. Pasukan Salib berjalan di jalan-jalan Palestina dengan menyeberangi lautan darah. Keadilan, persatuan, dan perdamaian tiga penganut agama besar yang diciptakan sejak tahun 1837 oleh Khalifah Umar ra. hancur berkeping-keping.
Meskipun demikian, ketika Shalahuddin al-Ayyubi berhasil membebaskan Kota al-Quds pada tahun 1187 M, beliau tidak melakukan balas dendam dan kebiadaban yang serupa. Karen Armstrong menggambarkan penaklukan kedua kalinya atas Yerusalem ini sebagai berikut, “Pada tanggal 2 Oktober 1187, Salahuddin dan tentaranya memasuki Yerusalem sebagai penakluk dan selama 800 tahun berikutnya Yerusalem tetap menjadi kota Muslim. Salahuddin menepati janjinya. Ia menaklukkan kota tersebut menurut ajaran Islam yang murni dan paling tinggi. Ia tidak berdendam untuk membalas pembantaian tahun 1099…”
Perlakuan Kekhilafahan terakhir, Khilafahan Utsmaniyah, terhadap kaum non-Muslim dilukiskan sejarahwan Inggris, Arnold J. Toynbee, dalam bukunya, Preaching of Islam, “Perlakuan terhadap warga Kristen oleh pemerintahan Ottoman—selama kurang lebih dua abad setelah penaklukan Yunani—telah memberikan contoh toleransi keyakinan yang sebelumnya tidak dikenal di daratan Eropa…”
Demikianlah, dengan secuil fakta sejarah di atas, jelas tidak seharusnya orang-orang non-Muslim, apalagi kaum Muslim, tetap mengidap Islamophobia. Sebab, Islam datang memang untuk menebarkan rahmat bagi seluruh umat manusia. Mahabenar Allah SWT yang berfirman:
Tidaklah Kami mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluuruh alam (QS. Al-Anbiya [21]: 107).[]
KOMENTAR:
Yusuf Kalla: Kalau perusahaan Aburizal Bakrie yang sedang kesulitan tidak kita bantu, justru kita melakukan diskriminasi (Republika, 18/11/2008).
Bagaimana dengan para korban Lumpur Lapindo yang hingga kini terlantar lebih dari 2 tahun?
NEGERI INI MEMANG SEKULER !!!
Semestinya yang tak berjilbab dan yang mengumbar auratlah yang dipermasalahkan !!!
Muslim di Indonesia adalah mayoritas, bukankah negara ini menganut demokrasi yang mengandalkan suara mayoritas?Semestinya muslim difasilitasi untuk memenuhi semua kewajibannya!
Dan untuk penegakan hukum Allah, tak ada kompromi!!!
Orang pintar…pakai syariah !!!
Allahuakbar !!!!!!
Allahuakbar !!!!!!
Allahuakbar !!!!!!
islam dalah rahmatanlilalamin
jangan takut untuk berjuang dalam menegakan syariat islam,
ayoo…………
tegakkan khilafah this time
Orang-orang kafir yang minoritas saja menindas umat Islam, apalagi kalau mereka mayoritas pasti membantai. Marilah kita sadar untuk segera menerapkan syariat Islam dan khilafah agar seluruh umat Islam dan umat manusia seluruhnya merasakan keadilan Islam dan kesejahteraan. Sampai kapan?
ya…itulah kehidupan manusia tanpa aturan,
Ibarat seseorang ingin mengendarai motornya dijalan tanpa pengaman/pelindung kepala sama sekali… pastinya resikonya fatal kalau terjadi kecelakaan.
1. yang pasti kepalanya akan mengalami geger otak/error minimalnya, dan maksimalnya is death
2. terus yang jelas ditilang oleh pak polisi, karena melanggar aturan keselamatan dijalan.
……terus kalo2 kita pikir2 lagi? gimana kalo penggunaan helm itu kita samakan dengan penggunaan jilbab oleh seorang wanita….yg konon sangat riskan terhadap mara bahaya. selamat berpikir.
hanya mata-mata penuh kemaksiatan yang bahagia jika ada perempuan tidak menutup aurat..
kepada para perempuan,hanya anak kecil yang belum baligh dan orang tidak berakal yang tidak wajib menutup aurat..sesungguhnya mengenakan kerudung dan jilbab adalah penghormatan yang sedemikian rupa dari Allah Swt khusus hanya untuk kaum perempuan..
yakinilah kewajiban menutup aurat dengan kerudung (khimar) dan jilbab.jika tidak melaksanakan suatu kewajiban,tunggulah bahwasanya sesungguhnya akan datang pengadilan Allah Swt di mana para perempuan yang sudah baligh dan berakal harus mempertanggungjawabkan kewajiban khusus tersebut..
Begitu indah hidup dalam naungan Islam.
Mana para pejuang Ham…
Mengapa kalau Islam termarjinalkan para pejuang HAM gak mau berkoar……
HAM = Hanya untuk AMerika
HAM hanya berlaku, bagi kepentingan Amerika, bukan untuk membela umat Islam
“Sepakat”
Keep Fighting for Syari’ah & Khilafah.
syariat bukan untuk golongan tertentu tapi untuk seluruhnya, maka dari itu wajib hukumnya untuk menerapkan syariat seutuhnya.. TERMASUK JILBAB BAGI WANITA….,.,…
ALLAHU AKBAR.,.,
Hanya khilafah yang dapat menuntaskan semua permasalahan…ayo berjuang tegakkan syariah dan khilafah
Ass saya adlh salah satu korban dari pelarangan pemakaian jilbab di kantor. Saya dulu karyawan di sebuah persh pelayaran besar yg melarang karyawannya berjilbab dan pada 14 feb 2008 saya di phk dgn alasan pengurangan karyawan. akan tetapi setelah saya keluar mereka mencari karyawan baru.
Islam yang seperti apa yang di emban para penguasa muslim saat ini?
Telah jelas kewajiban memakai KERUDUNG/KHIMAR dalam surat an-nur ayat 31 dan JILBAB(baju kurung) dalam surat al-ahzab ayat 59
Allahu Akbar,………..
Semangat pembaharuan, untuk melanjutkan kehidupan islam harus terus kita pupuk dan kita kobarkan terus menerus, tanpa putus.
saya juga korban pelarangan jilbab, di salah satu perguruan tinggi kedinasan tahun 2001, yang setelah kasus tersebut, teman2 STIS yang mendukung perjuangan APJ (Aksi Peduli Jilbab, waktu itu melakukan demo dan orasi dari bundaran HI sampai ke Departemen Perhubungan) malah kena dampak perketat pakaian seragam mereka.
memang sistem ini harus di ubah, biar gak tambah banyak makan korban,Maju Terus……. kobarkan bendera Islam…
Allahu Akbar.
kemaksiatan dibolehkan, yang wajib dilarang
negara macam apa ini?
mungkin benar ucapan sebagian orang kalau negara ini sudah menjadi negara setan.
Selamatkan Indonesia dengan Syariah dalam naungan Khilafah
insyaAllah Indonesia jadi berkah.
Keep Fights For Islam
Allahu Akbar…
Allahu akbar. Memang demokrasi bikin pusing dan penuh diskriminasi. Yg katanya menjunjung tinggi nïlai kebebasan, fakta yg terjadi hanya bebas untuk mereka (pro kapitalis busuk) dan tidak free untk kaum islam. Mengapa harus dikriminasi. Dan klo memang mengatas namakan hak asasi manusia mengapa islam tidak diberi kbbasan untuk berekspreksï yg salah satux memakai jilbab, yg jelas2 hak setiap warga negara untuk menjalankan aturan agamax. Trus klo sampai ada orang yg melarang wanita untuk brjilbab sama saja melanggar HAM & DEMOKRASI. Tapi ini hanyalah teori yg tak pernah terealisasikan. Teori busuk kapitalis yg serba dikriminatif, teori yg tak selaras dg praktik. Hancurkan HAM, DEMOKRASI & KAPITALIS. Hanya islamlan yg penuh keadilan bagi muslim maupun non muslim… Syari’ah yes! Khilafah apalagi! (yes kuadrat)
katanya demokrasi??
HAM..HAM..HAM..KARCUT DAH
mana yg memperjuangkan HAM??
umat muslim di tindas pada apatis kabeh!!!
KHILAFAH HARUS TEGAK SEKARANG JUGA!!!!
ALLAHU AKBAR 21112008x
Islam memang agama yang sempurna,tidak ada yang lain. Karena hanya memang Islam yang di Ridhoi oleh Sang Pencipta Jagad Raya ini.
Hanya ada satu bentuk aplikasi iman kepada Allah, RasulNya,KitabNya cinta kita terhadap Islam kaum muslimin lainnya yaiut TEGAKKAN KHILAFAH ISLAMIYAH
untuk menerapkan SYARI’AT ISLAM secara KAFFAH
SaudaraQ seAkidah Q, keimananQ, semangatQ saja takkan mampu mendirikannya untuk mendirikannya
Sambutlah panggilan ini tuk bergabung dengan para pejuang KHILAFAH lainnya
Laa ‘izzata illa bil Islam
Wa laa Islam illa bi syari’at
Wa laa syari’at illa bi Daulah…Daulah Khilafah Rosyidah
SYARI`AH KHILAFAH akan menuntaskan semua permasalahan yang ada…Saudaraku…mari tetap semangat berjuang untuk tegaknya KHILAFAH sampai titik darah penghabisan.ALLAHU AKBAR!!!
“Keadilan, persatuan, dan perdamaian tiga penganut agama besar yang diciptakan sejak tahun 1837 oleh Khalifah Umar ra. hancur berkeping-keping.”
Tertulis tahun 1837, kayaknya salah. Harusnya tahun berapa sih?
tks
negeri ini memang sudah menjadi bukti salah satu gambaran dari khabar lisan Rasulullah yg mulia… seburuk-buruknya zaman, naudzubillah. Tetapi masih ada saja pihak-pihak yang memperubutkannya. Maha benar Rasulullah, yg selamat adalah yang berlepas diri dari realitas itu dan membuat grand design perubahan independent berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
ALLAHU AKBAR..!!
ALLAHU AKBAR..!!
ALLAHU AKBAR..!!
Kerudung itu indah, jilbab itu amanah, mentup aurat itu perintah..!!
bahkan lebih cantik, lebih mulia daripada mereka yang mengumbar aurat..!!
udah kaya binatang aje tu orang kalo ampe ngobral aurat,.
ini semua karena sistem negara kita yang salah..!!
memang ga da yang lebih baik dari SISTEM ISLAM yang menaungi seluruh umat manusia..!!
Laa ‘izzata illa bil Islam
Wa laa Islam illa bi syari’at
Wa laa syari’at illa bi Daulah…Daulah Khilafah Rosyidah
Nabi saw bersabda” Apabila umatku sudah mengagungkan dunia, maka tercabutlah kehebatan Islam darinya”.
Pelecehan dimana-dimana, mereka yag melarang pemakaian jilbab hakekatnya adalah pelaku pelecehan terhadap (hukum2) Allah dan RasulNya…melalui mulut2 mereka, beranai menentang Allah dan RasulNya…saatnya beraksi da berbuat…mari bersama mejadi Garda Terdepan Pembela dan Pejuang Islam…Kita bungkam suara2 syaithan penghalag jilbab…Saatnya Khilafah memimpin Dunia..Allohu Akbar !!!!!
Wahai kaum Muslim,
Kita tidak akan disibukkan dengan berbagai perkara yang tiada berguna semacam hingar-bingar produk-produk demokrasi di atas manakala umat ini melaksanakan Islam sebagai akidah dan ideologi, baik individu, masyarakat, maupun negara. Dan hanya pemerintahan negara Khilafah Islamiyahlah yang dapat memberikan sanksi yang tegas dan berat kepada siapapun yang berbuat kemaksiatan-walau berdalih kebebasan-dan menyebarluaskan kemaksiatan itu, sehingga aqidah maupun akhlak umat akan terjaga kesuciannya. Kembalinya institusi Khilafahlah yang dapat memberikan harapan kepada umat ini bila ingin terjaga kesucian dan kemuliannya.
Allahuakbar…
Ketika saya membaca judul dari alislam edisi tentang jilbab membuat hati saya senang cz jilbab diangkat.
but setelah saya baca isinya ternyata terkait dengan kerudung/khimar. knapa redaksi tidak langsung menulis kerudung n menjelasknya, cz saya khawatir tulisan ini terkesan tidak konsisten dengan apa yang selama ini kita ungkap ke umat. jadi laen kali di perjelas.
Memang tanpa adanya payung pelindung umat yaitu Khilafah membuat umat tak terjaga, bahkan rosul terus saja dihina tanpa ada sangsi bagi si pelaku.
Teruslah bersemangat wahai pengemban dakwah kekasih Allah, untuk terus menyerukan dinnuAllah.
SAATNYA KHILAFAH MEMIMPIN DUNIA
untuk java_sumatra
di al islam itu murni untuk mengangkat ide untuk kemudian dijadikan opini publik. jadi ngumbara menilai tentang definisi jilbab terus bagaimana jilbab yang sebenarnya dalam islam kalau dibahas terlalu panjang dan nanti pembaca tidak fokus jadinya ( mohon maaf hanya pendapat pribadi )
ya masukannya bagus untuk perbaikan kedepan.tetap sehat, tetap semangat, tetep istiqomah karena kita akan menggerakan umat untuk bangkit, berdiri, kemudian, berjalan, dan berlari menyongsong tegaknya daulah khilafah islamiah.
:)
aswr, dalam al-islam edisi ini membuat rancu masyarakat karena tidak dijelaskan definisi jilbab.
malah dikatakan dalam al-islam edisi ini bahwa jilbab/kerudung.
padahal di sisi lain, aktivis2 perempuan HTI justru menjelaskan bahwa jilbab tidak sama dengan kerudung.
karena di tempat saya menetap, muslimah yang ingin berkerudung tidaklah dipermasalahkan atau terlihat aneh,
yang dipermasalahkan justru mengenakan jilbab (baju seperti terowongan)
inilah omong kosong demokrasi,, mana para pejuang feminisme, para pejuang Ham??? sungguh ironi Ham hanya omong kosong belaka, terapkan Syariah berjuang demi tegaknya Khilafah Allahuakbar 10083273463X
Negara kita adalah MAYORITAS ISLAM. Jadi salah besar jika orang bernasib malang karena tidak memakai JILBAB.
BERJUANG BERSAMA MENERAPKAN SYARIAH & MENEGAKKAN KHILAFAH ADALAH SOLUSI DARI SEGALA PERMASALAHAN. INSYA ALLAH JIKA KHILAFAH TEGAK, KHALIFAH YANG AKAN MEMBERI SANKSI KEPADA ORANG ORANG YANG TIDAK BER-JIL-BAB…
segera TEGAKKAN KHILAFAH!!!!!!, saya pun juga termasuk korban dari sistem yang tidak membolehkan memakai JILBAB/JUBAH. saya juga bingung sampai kapan semua ini akan berakhir. sudah hampir 4 tahun saya berjuang u/ menjalankan ini, namun sampai saat ini Allah belum juga memberi saya jalan. selalu ada dilema pada saat saya akan melaksanakan kewajiban ini. selain itu, di luar sana juga telah banyak sekali terjadi pelecehan-pelecehan seksual yang dikarenakan banyaknya para wanita yang mengumbar aurat. seharusnya pemerintah mendukung adanya wanita-wanita yang berjilbab dan berkerudung. karena dengan mereka menutup aurat, maka laki-laki tidak akan usil colak-colek kesana kemari. selain itu, dengan menutup aurat, berarti juga dapat mengurangi tindakan kriminalitas.
kita semua jangan berharap dengan HAM, dan PRODUK2 DEMOKRASI lainnya, yang memang bertujuan untuk menghancurkan ISLAM. Berharaplah hanya kepada ALLAH azza wajalla. Karena Dialah yang menggenggam langit dan bumi. untuk merealisasikan hukum2 ISLAM tiada lain mari kita bersama2 menegakkan SYARIAH dan KHILAFAH, yang dengannya kita akan dijamin kemuliaan dunia dan kebahagiaan di akhirat. Allahuakbar.
Bgmn pandangan org2 HTI mmandang jilbab?
Jilbab yg bgm yg bnr?
Srt pa yg/hadist pa yg drujuk?
menurut saya cukuplah syariat islam dikerjakan oleh masing2 kita umat muslim. bila tiap umat muslim di negeri ini patuh pada aturan Allah, dengan sendirinya umat muslim maupun non muslim akan mendapat manfaatnya. tidak perlu kita paksakan syariah pada masyarakat non-muslim. hal tersebut hanya akan melanggar hak asasi dari tiap2 warga di negara ini
menurut saya memang benar bahwa dizaman sekarang anak gadis kebanyakan dilarang oleh orang tuanya memakai jilbab, bahkan sangat disanyangkan mereka melarang cuma karna takut anak gadisnya ditertawakan karena tidak mengikuti zaman. dan pertanyaan saya bagaimana supaya ibu/bapak gadis itu bisa sadar akan kesalahannya?
Memang benar banyak kasus yg mendiskriminasi saudari2 kita yg berjilbab. Malah saudari kita Ratna (yg jg ikut posting di atas) adalah salah satu korban dari tidakan diskriminasi itu. Tp masalah ini tdk cukup hanya dibicarakan saja. Yg dibutuhkan adalah tindakan nyata. Sudah adakah usaha2 dari akhwat/ihwan di forum ini utk memberikan bantuan/solusi spy tidak ada korban diskriminasi lagi? Atau mungkin ada yg punya ide?
Ass. Wr. Wb.
jilbab itu kereeeeeeeeeen buangetzzzzzzzzzzz
Astaghfirullah.. memang harus ada sebuah konstitusi yang menjadi pemersatu umat dan melindungi semua manusia, dan hanya khilafahlah yang bisa… Allohuakbar
Teruslah berjuang saudariku….. karena Allah selalu bersama kita, untuk melakukan sesuatu yang baik perlu adanya ujian, sebagai tanda keimanan kita, semakin bsr ujian yg dihadapi, smkn bsr pula nilai atau derajat kita disisiNya…ana dlu pernah mengalami hal itu, ana tidak diperbolehkan menggunakan jilbab oleh ortu, smpe2 ana diusir dan ortu ana marah smpe2 hampir sebuah kapak melayang ke kepala ana…. sedih bnr ketika kita ingin menjalankan semua sesuai syariat…. byk pertentangan terutama ortu… tp alhmldh berkat ijin Allah, allah msh melindungi ana dan alhmldh mslh pekerjaan atupun kuliah, ana tetap bs berjalan..yakinlah bhwa Allah selalu bersama hambaNya yang sabar dan berusaha untuk menjalankan syariatNya….. Allah akan memberikan kado atau sesuatu yang sangat indah, karena Allah ingin mengetahui sebatas mana keimanan kita….. :D jadi teruslah berusaha, Allah pasti akan membatu kita…amin :D
Teruslah berjuang saudariku….. karena Allah selalu bersama kita, untuk melakukan sesuatu yang baik perlu adanya ujian, sebagai tanda keimanan kita, semakin bsr ujian yg dihadapi, smkn bsr pula nilai atau derajat kita disisiNya…ana dlu pernah mengalami hal itu, ana tidak diperbolehkan menggunakan jilbab oleh ortu, smpe2 ana diusir dan ortu ana marah smpe2 hampir sebuah kapak melayang ke kepala ana…. sedih bnr ketika kita ingin menjalankan semua sesuai syariat…. byk pertentangan terutama ortu… tp alhmldh berkat ijin Allah, allah msh melindungi ana dan alhmldh mslh pekerjaan atupun kuliah, ana tetap bs berjalan..yakinlah bhwa Allah selalu bersama hambaNya yang sabar dan berusaha untuk menjalankan syariatNya….. Allah akan memberikan kado atau sesuatu yang sangat indah, karena Allah ingin mengetahui sebatas mana keimanan kita….. :D jadi teruslah berusaha, Allah pasti akan membantu kita…amin :D
Saya pngen skali membantu saudara qt di palestina yg sekarang sedang berjuang mempertahankan negri dan nyawanya…ap yg sy bisa lakukan agar saya bisa membantunya…bbrapa faktor pendukung tdk membantu sehingga sulit..berarti qt sama saja membiarkan saudara qt dianiaya…..toong penjelasannya…
ayo lah kita sbg generasi islam… qtaLah yang harus bertnggung jwab utk islam. .
qta harus sadar dan mulai benahi diRi untuk mnjadi islam sejati.. jgn karna univ atopun sklah mlarang qta mmakai jlbab lalu qta lpaskan gtu ja.. mna prjuangan qta sbg gnerasi islam yg baikkk