HTI

Dari Redaksi (Al Waie)

Di Balik Eksekusi Amrozi Dkk

Amrozi dkk sudah dihukum mati. Konon, dengan biaya Rp 22 miliar, ketiga  terpidana Bom Bali ini dieksekusi dengan mata terbuka di Nusakambangan. Ribuan orang berdesak-desak menghadiri pemakaman ketiganya.

Eksekusi ini belum menjawab misteri sekitar Bom Bali. Memang, ketiga terpidana mengaku telah melakukan pemboman ini. Namun, apakah ketiganya adalah pelaku utama? Dalam press release-nya, Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia mempertanyakan hal ini; meragukan bahwa Amrozi cs adalah pelaku utama. Benar, mereka mengakui telah menyiapkan bom. Namun, benarkah bom sangat besar yang meledak di Jalan Legian, yang oleh para ahli bom dinilai masuk dalam kualifikasi mikronuklir, adalah benar-benar bom yang dibuat oleh Amrozi dan kawan-kawan?

Imam Samudera sendiri menyampaikan rasa herannya di depan pengadilan tentang besarnya bom yang meledak, yang dikatakan di luar kemampuannya. Imam juga menyatakan rasa kagetnya mendapati mobil yang dipakai dalam aksi itu adalah Mitsubishi L-300, yang dari nomor chassis-nya itulah semua terbongkar. Padahal, katanya, dalam rapat terakhir disepakati yang akan digunakan adalah Suzuki Carry.

Jika digunakan analisis hubungan antara motivasi dan aksi, semua bom yang meledak sejak dari Bom Bali 1 hingga Bom Bali 2 sangatlah aneh. Jika itu semua dibuat dalam rangka ‘perang’ atau perlawanan terhadap AS, mengapa tak satu pun instalasi penting AS di Indonesia yang terkena?

Karena itu, berdasarkan pada fakta-fakta di atas, disinyalir telah terjadi operasi (intelijen) yang melakukan langkah-langkah 5i: inflitrasi (terhadap kelompok Islam yang memiliki semangat perlawanan); radikalisasi (dipompa untuk lebih bersemangat melawan); provokasi (didorong untuk melakukan tindakan); aksi (digerakkan melakukan tindakan kongkret berupa pengeboman di sejumlah sasaran); dan stigmatisasi (sehingga tercipta stigma bahwa Indonesia adalah sarang teroris, pelakunya kelompok fundamentalis dari kalangan pesantren).

Eksekusi ini juga menyisakan masalah keadilan. Tentu kita menyayangkan jatuhnya korban yang bisa dikatakan tidak bersalah atau tidak tahu-menahu, tapi kebetulan mereka ada dilokasi pemboman. Namun, kalau aksi pemboman yang menewaskan sekitar  200 orang dan menghancurkan satu kawasan di Bali disebut sebagai aksi terorisme dan pantas dihukum mati, bagaimana dengan tindakan negara-negara imperialis seperti AS, Inggris dan sekutunya terhadap umat Islam?

AS dan sekutunya, atas nama perang melawan terorisme, bukan hanya membunuh ratusan orang, tetapi ratusan ribu  penduduk sipil di Irak dan Afganistan. AS dan sekutunya bukan hanya menghancurkan satu kawasan, tetapi menghancurkan satu negara, memborbardirnya dengan bom-bom canggih dan berkuatan daya hancur yang sangat tinggi. Mengapa mereka tidak disebut teroris? Mengapa Bush, Tony Blair dan para pemimpin sekutu lainnya tidak dijatuhi hukuman mati?

Bagaimana pula dengan zionis Israel yang hingga kini terus meneror umat Islam di Palestina. Selain membunuh, menculik dan menyiksa umat Islam di sana, Israel juga memblokade Jalur Gaza dan Tepi Barat. Akibatnya, banyak yang terancam kelaparan dan menderita sakit; banyak pula anak-anak dan bayi yang terancam kekurangan gizi. Mengapa Israel tidak disebut teroris dan pemimpinnya dihukum mati?

Bagaimana pula dengan para pelaku pembantaian  umat Islam di Ambon, Poso, dan Sampit (Kalimantan)? Mengapa pelakunya  tidak dihukum mati? Tibo memang sudah dihukum mati, tetapi bagaimana tokoh intelektual yang lain?

Ketidakadilan seperti ini memang menunjukkan perang terorisme yang dimaksud AS dan sekutunya adalah perang terhadap Islam dan umat Islam. Sebab, siapa yang dituduh teroris adalah pihak-pihak yang menentang penjajahan AS dan sekutunya. Yang menjadi korban terbesar dalam War on Terorrism ini adalah umat Islam. Perang ini adalah untuk kepentingan negara-negara imperialis. Kita jadi teringat apa yang pernah dikatakan Wakil Menhan AS urusan intelijen, Letjen William Boykin, yang mengatakan, “The U.S. battle with Islamic terrorists as a clash with the devil (Perang melawan teroris Islam sama dengan perang melawan setan).” (VOA, 22/10/2003).

Tentu kita patut menyayangkan sikap Pemerintah yang terkesan hanya mengikuti permainan asing. Kita juga meragukan sikap independen Pemerintah dalam hal ini mengingat hampir semua yang menjadi tertuduh teroris adalah kelompok-kelompok Islam yang dikenal melakukan perlawanan terhadap kezaliman AS dan sekutunya. Belum lagi terkait dengan besarnya bantuan asing dalam perang ini. Biaya operasional eksekusi Amrozi dkk saja mencapai Rp 22 miliar. Patut kita pertanyakan: Dari mana? Kejagung maupun kepolisian seperti menutup-nutupi masalah ini.

Kita tidak ingin Pemerintah sekadar menjadi operator yang dibayar oleh AS dan sekutunya untuk menjalankan kepentingan mereka. Pemerintah Indonesia tidak boleh terjebak dalam apa yang disebut kampanye War on Terrorism yang didengungkan AS, karena kampanye ini hanyalah kedok (mask) untuk menutupi maksud AS sesungguhnya: war on Islam.

Walhasil, kita harus memahami bahwa agenda global AS untuk memerangi umat Islam atas nama perang melawan terorisme belum berhenti. Eksekusi Amrozi dkk ini bukanlah akhir dari permainan ini. Bush pernah  mengatakan, perang ini merupakan lanjutan dari Perang Salib yang membutuhkan waktu yang lama. This Crusade, this war on terrorism is going to take a along time. (Perang Salib, perang melawan terorisme, akan memakan waktu yang lama),” katanya (BBC, 16/9/2001).

Umat Islam harus senantiasa waspada. Tidak ada yang sungguh-sungguh bisa menghentikan perang ini, kecuali jika umat Islam memiliki kekuatan yang seimbang, yang sifatnya global dan institusional. Karena itu, mutlak, tidak bisa ditawar-tawar lagi,  umat Islam membutuhkan Khilafah Islam yang akan menjalankan syariah Islam secara menyeluruh dan melindungi negara dan warganya dari kebiadaan dan kezaliman negara imperialis AS dan sekutunya. [FW]

3 comments

  1. Yang paling kita harus sadari bahwa hal ini terjadi pasca peristiwa 11 september…

    jelas ini upaya menguatkan terhadaap isu terorisme..

    sungguh celakalah bagi orang-orang yang telah menyebarkan fitnah ini!!!

  2. MUHAMMAD SHOFWAN

    Daulah Islamiyah dan syariah islam mutlak harus di tegakan. AS dan sekutu2nya jelas musuh islam. Tapi di dalam negeri Indonesia sendiri apa gak kelihatan dan gak banyak musuh – musuh islam yang dibayar oleh kafir2 dunia. Perangi dulu para munafikun lokal, kafirun lokal, dan muslim – muslim sesat, bid’ah, klhurafat dan takhyul yang semua masih berjejalan di Indonesia. Ayo murnikan aqidah saudara -saudara kita yang tersesat, terbujuk rayuan syaithon yang berwujud manusia. Wahai saudara-saudara ku ikhnu fiddin ayo bergabung dengan majelis majelis taklim yang nyunnah di mesjid mesjid, rumah-rumah, pesanteren-pesantren, situs -situs islam sunnah. “Tak ada Islam kecuali dengan syariah, tak ada syariah kecuali dengan daulah tak ada daulah kecuali dengan al madinatul islam.” Negeri ini negrei berpenduduk islam mayoritas tapi pemahaman dan pengamalan aqidahnya abu abu termasuk para pemimpinnya. Untuk menghentikan pengaruh – pengaruh buruk infiltrasi ajaran kafir maka kita harus hindari dan tinggalkan system ekonomi, politik sosial dan budaya mereka yang tidak islami. Seperti musik, fasion, film, media massa, makanan – makanan produk mereka, ritual-ritual sosial yang bermuatan fasik, munafik, kafir, syirik, cinta dunia memuja kesenangan/hedonisme termasuk ilmu pengetahuan dan iptek yang membuiat manusia takabur dan mengeksplopitasi alam dan manusia untuk kepentingan probadi atau kelompopk ( penjajahan ). Jangan tonton acara – acara tv yang menjadi agen kafir, fasik dan munafikun yang memuja manusia seperti kontes, lomba nyanyi, debat demokrasi, kampanye pemilu dan anasir anasirnya. Selamatkan anak dan isterimu ari api neerak.Kembalilah pada akidahn islamiyah . ” Wa man yakfur billahi wa malaaikati bihi, wa kutubihi wa rosulihi wal yaumil akhir. La kod kaa na dhollalam bai’dan. Barang siafa kufur kepada Allah, malaikat, rosul, ktabnya dan hari akhir maka sesungguhnya mereka dalam kekesatan yang se jauh jauhnya. Cukup Allah sebagai pelindung dan penolong kita. jangan cari perlindungan dan pertolongan kepada selain Allah. Wallahu a’lam bishshawab.

  3. MUHAMMAD SHOFWAN

    Daulah Islamiyah dan syariah islam mutlak harus di tegakan. AS dan sekutu2nya jelas musuh islam. Tapi di dalam negeri Indonesia sendiri apa gak kelihatan dan gak banyak musuh – musuh islam yang dibayar oleh kafir2 dunia. Perangi dulu para munafikun lokal, kafirun lokal, dan muslim – muslim sesat, bid’ah, klhurafat dan takhyul yang semua masih berjejalan di Indonesia. Ayo murnikan aqidah saudara -saudara kita yang tersesat, terbujuk rayuan syaithon yang berwujud manusia. Wahai saudara-saudara ku ikhnu fiddin ayo bergabung dengan majelis majelis taklim yang nyunnah di mesjid mesjid, rumah-rumah, pesanteren-pesantren, situs -situs islam sunnah. “Tak ada Islam kecuali dengan syariah, tak ada syariah kecuali dengan daulah tak ada daulah kecuali dengan al madinatul islam.” Negeri ini negrei berpenduduk islam mayoritas tapi pemahaman dan pengamalan aqidahnya abu abu termasuk para pemimpinnya. Untuk menghentikan pengaruh – pengaruh buruk infiltrasi ajaran kafir maka kita harus hindari dan tinggalkan system ekonomi, politik sosial dan budaya mereka yang tidak islami. Seperti musik, fasion, film, media massa, makanan – makanan produk mereka, ritual-ritual sosial yang bermuatan fasik, munafik, kafir, syirik, cinta dunia memuja kesenangan/hedonisme termasuk ilmu pengetahuan dan iptek yang membuiat manusia takabur dan mengeksplopitasi alam dan manusia untuk kepentingan probadi atau kelompopk ( penjajahan ). Jangan tonton acara – acara tv yang menjadi agen kafir, fasik dan munafikun yang memuja manusia seperti kontes, lomba nyanyi, debat demokrasi, kampanye pemilu dan anasir anasirnya. Selamatkan anak dan isterimu dari api neerak.Kembalilah pada akidahn islamiyah . ” Wa man yakfur billahi wa malaaikati bihi, wa kutubihi wa rosulihi wal yaumil akhir. La kod kaa na dhollalam bai’dan. Barang siafa kufur kepada Allah, malaikat, rosul, ktabnya dan hari akhir maka sesungguhnya mereka dalam kekesatan yang se jauh jauhnya. Cukup Allah sebagai pelindung dan penolong kita. jangan cari perlindungan dan pertolongan kepada selain Allah. Wallahu a’lam bishshawab.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*