Muslimah HTI : Kapitalisme dan Demokrasi Gagal Sejahterakan Rakyat

Jakarta – Mulimah Hizbut Tahrir Indonesia menilai kapitalisme dan demokrasi tidak menjamin kesejahteraan tiap individu rakyat. Kapitalisme membiarkan persaingan bebas, sementara demokrasi gagal lahirkan penguasa yang berpihak pada kesejahteraan rakyat.

Pendapat tersebut disampaikan oleh juru bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, Febrianti Abassuni, saat konprensi pers di Hotel Sofyan Jakarta, Kamis (11/12). Menurut dia, kapitalisme telah menghantarkan rakyat Indonesia mejadi “sapi perah”.

“Kapitalisme rentan krisis karena sistem keuangannya ribawi, pasar saham yang spekulatif seperti judi dan mata uang kertas yang tidak berdasarkan pada emas,” ujar Febrianti.

Sementara itu demokrasi sebagai sistem politik mengayomi penerapan sistem ekonomi kapitalisme. Praktek demokrasi menurut juru bicara Muslimah HTI, tidak menjamin terpilihnya penguasa yang kapabel. “Demokrasi membuka jalan “terbelinya” calon pemimpin oleh kaum kapitalis global saat kampanye,” lanjut dia.

“Demokrasi hanya mengokohkan penjajahan kapitalis dunia terhadap Indonesia,” tanda Febrianti. (OpiniIndonesia.com, 11/12/08)

7 comments

  1. Dengan Demokrasi kita tertindas, terlindas dan terhina…
    Dengan syariat kita semua menjadi mulya

    –Janji Alloh semakin tampak di depan mata–

  2. tidakkah kita mau mnjadikan fakta yang sudah berseliweran di depan mata kita berkali-kali itu sebagai pelajaran berharga saudaraku…??? bahwa, berkali-kali kita selalu dirundung kegagalan di segala bidang. ini makin menguatkan kita bahwa, kapitalisme dgn demokrasinya hanya menawarka kebangkrutan. lantas, masihkah kita ogah2an tuk menerima ISLAM sebagai solusi total? ISLAM dengan Syariah & Khilafahnya!!! MHTI telah membuat terobosan pantastik…\\\

  3. Yup. Betul sekali Ustadzah.Kapitalisme Sumber Kerusakan Manusia dan Krisis Global. dan Hanya dengan tegakknya Syariah dan Khilafah Islamiyyah Insya Allah akan menyelamatkan manusia dari kerusakan dan menjadikan kesejateraan bagi seluruh manusia. Dan itu telah terbukti dan dibuktikan pada masa Khalifah Umar bin Abdul Azis. Allahu Akbar

  4. Sangat jelas bukti kebobrokan sistem kapitalis dan penerapan demokrasi. Tapi herannya islam belum menjadi alternatif sebuah ideologi. Sebuah indikasi bahwa islam hanya dianggap ritual ibadah, belum menjadi fikroh. Tugas kita bersama untuk menjadikan islam sebagai sebuah ideologi yang mengatur kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

  5. kita adalah manusia

    ya Allah… sesungguhnya kami telah muak dengan sistem yang ada saat ini, sungguh kami sangat merindukan hukumMu tegak di muka bumi ini hingga terwujudlah baldatun thoyyibatun wa Robbun Ghofuur…

    semoga kita menjadi orang2 yang layak untuk diberikan nushroh olehnya, layaknya Muhammad Al-Fatif dan Juyuusy-nya.

    Amin…

  6. Jelaslah, siapa pun yang menetapkan suatu hukum dengan memutuskan kehalalan dan keharaman sesuatu tanpa seizin atau tanpa merujuk kepada Allah Swt. berarti telah melanggar batas yang ditetapkan-Nya sekaligus telah mengangkat dirinya sebagai tuhan. Demikian pula orang yang mengikutinya; mereka telah menjadikannya sebagai tuhan selain Allah!

    Walhasil, manusia sama sekali tidak memiliki hak membuat hukum. Segala sesuatu yang akan diundang-undangkan serta akan mengatur segala urusan rakyat, mengatur hubungan rakyat dan penguasa, mengatur lembaga-lembaga tinggi negara, dan mengatur hubungan institusi negara dengan negara lain harus diambil (argumentasinya) dari Kitabullah (Al-Quran) dan Sunnah Rasul-Nya.

    Oleh karena itu, wahai umat Islam, marilah kita kembali kepada akidah yang kita anut, dan kembalilah kepada syariat Islam yang kita yakini kebenarannya. Jangan sampai murka Allah Swt. menimpa kita.

    Na’ùdzu billâhi min dzâlik.

  7. Terus berjuang cerdaskan ummat bahwa Inilah hasil penerapan sistem buatan manusia, serba bebas dalam setiap aspek kehidupan tanpa standar yang jelas yang akhirnya hanya menguntungkan segelintir orang dan mendzalimi jutaan manusia. hancurkan DEMOKRASI tegakkan SYARI’AH & KHILAFAH li’izzatil ISLAM wal MUSLIMIN.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*