Muslimah Uzbek Dipaksa Mengakui Kejahatan di Bawah Ancaman yang Menghinakan

Kerutalan dan kezhaliman penguasa tiran di Asia Tengah terhadap para Muslimah tiada henti. Bukan hanya memenjarakan namun mereka pun kerapkali melakukan penyiksaan dan ancaman. Baru-baru ini, Polisi di Tashkent menahan 28 Muslimah pada pekan lalu atas keterlibatan mereka dengan apa yang mereka sebut sebagai tindakan ekstrimisme agama. Sanak kerabat mereka menduga perempuan tahanan itu telah dianiaya di penjara, demikian seperti dilaporkan RFE/RL.

Sebuah sumber polisi yang tak disebutkan namanya di Tashkent, 05/12/08, mengatakan bahwa dua dari wanita itu merupakan pimpinan daerah dari gerakan Islam Hizbut Tahrir. Muslimah tersebut telah ditahan dengan laporan terkait orang-orang yang telah dihukum atas keterlibatan dalam aktivitas Hizbut Tahrir dalam beberapa waktu terakhir.

Shahlo Sultonova, seorang ibu dari tahanan perempuan, mengatakan kepada RFE/RL bahwa polisi telah menyiksa anaknya dalam upaya mendapatkan sebuah pengakuan. Dia menambahkan bahwa kelompok wanita yang ditahan tersebut difilmkan untuk video pornografi dan peringatan yang serupa akan dikenakan jika mereka tidak mengakui kejahatan. Sungguh-sungguh tindakan penguasa yang jahat dan keji serta menghinakan. Semoga Allah melaknat mereka, dan menghinakan para penguasa zhalim tersebut.

Kepala investigasi kepolisian dalam konfirmasinya terkait kasus tersebut, bahwa perempuan yang telah ditangkap itu tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Di Asia Tengah, seruan penyatuan kaum Muslim di bawah payung Khilafah Islamiyyah itu mendapat sambutan hangat dari masyarakat Muslim yang haus atas kehidupan Islam. Wajar, karena negeri tersebut merupakan negeri yang pernah menorehkan sejarah penting dalam catatan perjalanan Islam. Di negeri tersebut juga, lahir seorang ulama terkemuka, ahli hadits, imam Bukhori.

Namun, para penguasa korup telah bertindak zhalim terhadap kaum Muslim. Tak sedikit diantara kaum Muslim yang menjadi tahanan politik dari penguasa korup, Karimov. Bahkan pembunuhan dan penyiksaan telah mejadi bagian gelap di dalam penjara-penjara di negeri tersebut. Farhad Usmanov, seorang aktivis Hizbut Tahrir yang dibunuh di penjara oleh penguasa tirani Karimov telah memperlihatkan kejahatan penguasa tiran di negeri itu.

Penguasa korup Uzbekistan, negeri Imam Bukhori ini kerap kali menutup-nutupi tindakan jahatnya. Pembunuhan terhadap para pengemban dakwah di negeri tersebut terus terjadi. 13 Mei 2005, kaum Muslim tak akan melupakan kekejian Karimov pada tragedi Andijan, di mana ribuan kaum Muslim dibantai di bawah senjata pasukan Karimov. Sangat disayangkan dunia bungkam, pegiat hak asasi manusia pun tak bersuara, terlebih lagi Amerika yang menyebut dirinya pembela Hak Asasi Manusia, nyaris tak terdengar.

Tindakan refresif penguasa tiran Uzbekistan itu dilakukan setelah mereka tak punya lagi cara untuk menghentikan aktivitas dakwah Islam di negeri tersebut. Mereka tak berani menghadapi debat intelektual yang sering dilontarkan oleh gerakan yang dikenal tak pernah menggunakan kekerasan itu. Namun, gerakan tersebut malah seringkali menghadapi tindakan kekerasan para penguasa korup, setelah penguasa korup itu tak mampu berdebat.

Seperti juga yang pernah menimpa kelompok dakwah Rasulullah Saw., ujian dakwah berupa penganiayaan terjadi, menguji keimanan dan keikhlasan para pejuangnya. Hingga pertolongan Allah yang teramat dekat datang dan memberikan kemenangan. Ketika kemenangan tiba, dengan kembalinya Khilafah Rasyidah yang kedua kalinya, akan segera mengadili para penguasa yang korup tersebut. Insya Allah takkan lama lagi. (Syabab.Com, 11/12/08)