HTI-Press. BANJARBARU, Sekitar 1.500an kaum muslimin Banjarbaru menghadiri Tabligh Akbar dan Penggalangan Dana dengan tema Solidaritas Kaum Muslimin Banjarbaru untuk Palestina atas Kedholiman Israel. Acara ini terselenggara berkat kerjasama MUI Kota Banjarbaru, Nahdlatul Ulama Banjarbaru, Muhammadiyah Banjarbaru, dan DPD II HTI Banjarbaru, serta didukung penuh pihak Pemko Banjarbaru dan kalangan pondok pesantren. Adapun pospes-ponpes yang terlibat adalah Al Falah, Darul Ilmi, Nurul Maad, dan Misbahul Munir. Beberapa tokoh ormas Islam juga turut hadir di antaranya KH Adenan Nawawi (perwakilan MUI Kota Banjarbaru), Drs H Ruslan AR (Ketua NU Kota Banjarbaru), dan Drs Asrani (Ketua Muhammadiyah Kota Banjarbaru). Acara yang diselenggarakan di Masjid Jami’ Hidayatul Muhajirin Banjarbaru ini juga dilengkapi dengan sholat ghaib, orasi tokoh, dan juga pemutaran film.
Walikota Banjarbaru, H. Rudy Resnawan, pada saat memberikan sambutan dan membuka acara mengatakan bahwa tabligh akbar ini adalah acara yang sangat bagus sebagai respon atas apa yang terjadi dengan kaum muslimin di Palestina khususnya Jalur Gaza. Beliau juga mengatakan bahwa apa yang dilakaukan oleh Israel adalah sebuah kebiadaban yang luar biasa, merampas tanah air Palestina, pembunuhan besar-besaran, dan menghalangi bantuan kemanusiaan. “Sesama muslim kita wajib menolong!”, kata beliau. Di samping berkomentar tentang krisis Gaza, beliau juga memberikan penghargaan yang sangat tinggi terhadap ormas-ormas Islam di Banjarbaru yang mampu saling bahu-membahu dan bergandengan tangan mengenyampingkan perbedaan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama. Suatu bentuk persatuan yang patut diacungi jempol. Hal serupa juga sebelumnya sudah disampaikan oleh Drs. H. Muslih Amberi, M.Si., Ketua Panitia kegiatan, ketika memberikan sambutan pada awal acara. Memang demikianlah mestinya bahwa persatuan bukanlah hal yang sulit diwujudkan dan menjadi tabiat kaum muslimin.
Sesudah sholat Isya, para jamaah disuguhi pemutaran video yang telah disiapkan panitia. Suara rentetan senjata dan dentuman bom-bom serta raungan sirene ambulan dari film yang diputar sangat menyita perhatian jamaah. Video yang berisi tentang dokumentasi sejarah Zionisme dan kebrutalannya sejak dahulu kala, kemuliaan umat Islam serta umat lainnya (ahl Adz Dzimmah) di bawah kekhilafahan, serta keadaan terkini penderitaan muslim Palestina dapat membuka wawasan jamaah yang hadir. Apalagi saat tampilnya foto-foto keakraban pemimpin-pemimpin Arab dan kaum muslimin dengan pemimpin AS dan Israel. Tampilan demi tampilan yang menyayat-nyayat tersebut terasa sangat sayang untuk dilewatkan.
Acara dilanjutkan dengan orasi tokoh yang terdiri dari Sofyan Sauri (perwakilan NU), M. Tauhid Firdaus (perwakilan Muhammadiyah), KH Imam Turmudzi (perwakilan Pesantren), serta M. Natsir (perwakilan HTI). Sofyan Sauri, pada orasi pertama, mengatakan bahwa muslim dengan muslim yang lain adalah satu tubuh. Bagian yang satu dengan bagian yang lain harus saling menopang dan melengkapi. ”Layaknya tubuh kita jika ada bagian yang terluka maka seluruh tubuh akan merasakan demam. Maka demikianlah mestinya kita merespon penderitaan muslim Palestina,” ujar beliau. Dengan semangat berapi-api beliau mengobarkan semangat untuk membantu kaum muslimin Palestina serta mendoakan kehancuran Yahudi Israel dan pertolongan kaum muslimin.
Sedangkan M. Tauhid Firdaus, pada orasi kedua, mengatakan bahwa watak Yahudi sejak zaman Nabi tidak akan pernah senang kepada kaum muslimin. Ketidaksenangan ini tidak saja berwujud invasi militer di Palestina seperti yang terjadi saat ini –dan kita wajib menolongnya– tetapi juga berwujud peperangan secara pemikiran dan sasarannya sangat luas termasuk kita di Indonesia. Beliau berpesan bahwa kaum muslimin harus menguatkan aqidah untuk menghadapi segala ”serangan” tersebut.
Orasi dilanjutkan oleh KH Imam Turmudzi. Pada awal orasi beliau terlebih dahulu menyampaikan pujian dan penghargaan atas perwujudan persatuan ormas Banjarbaru yang sebenarnya berangkat dari latar belakang yang berbeda-beda lebih khusus masalah mazhab dan masalah khilafiyah lainnya namun mampu bersatu bekerjasama. Bahkan beliau mengatakan bahwa acara ini bisa jadi menjadi tonggak bersatunya kaum muslimin Banjarbaru untuk masa selanjutnya. Beliau melanjutkan, bahwa umat Islam sebenarnya adalah umat terbaik yang diturunkan Allah di muka bumi ini dan tidak layak diperlakukan seperti saat ini yang terjadi di Palestina. Oleh karenanya, kata pemimpin Ponpes Misbahul Munir Banjarbaru ini, kita yang telah dipersaudarakan secara aqidah di bawah bendera laa ilahailallah, tidak bisa berdiam diri saja tetapi harus bersatu melawan perlakuan tersebut.
Orasi terkahir disampaikan oleh M. Natsir sebagai perwakilan DPD II HTI Banjarbaru. Beliau mengatakan bahwa pangkal masalah krisis Palestina adalah terpecahbelahnya umat Islam ke berbagai negara. Perpecahan ini pula yang hingga kini menjadi penyebab tidak mampunya umat Islam menyelesaikan masalah dan menolong muslim Palestina. Dengan semangat yang menyala-nyala beliau menuturkan bahwa tak ada jalan keluar lain untuk menghadapi kebiadaban Israel saat ini kecuali dengan jihad dan khilafah. Tak ayal orasi beliau ini berkali-kali mendapat sambutan takbir yang membahana. Beliau juga menyerukan kepada penguasa-penguasa muslim untuk mengirimkan pasukan untuk menghentikan kebiadaban Israel. Menurut beliau perundingan-perundingan yang dilakukan saat ini tidak lain hanya merugikan pihak muslim Palestina.
Acara selanjutnya ditutup dengan doa yang dipimpin oleh KH Abdurrahman dari Ponpes Al Falah Banjarbaru. Sedangkan dana yang terkumpul untuk perjuangan muslim Palestina total adalah Rp. 13.248.000. Subhanallah!!! (nugi/i’lamiyah hti-banjarbaru)
Galeri Foto: