HIP Kabupaten Bogor: Selamatkan Palestina dengan Jihad dan Khilafah!

Halqoh Islam dan Peradaban edisi perdana DPD II HTI Kabupaten Bogor bertemakan “Selamatkan Palestina dengan Jihad dan Khilafah”, diselenggarakan pada hari Sabtu, 24 Januari 2009 kemarin bertempat di Gedung SerbaGuna I, Pemda Kabupaten Bogor, Cibinong. Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua DPD Kabupaten Bogor, ustadz Didik Suhermanto.

Alhamdulillah acara Halqoh ini dihadiri sejumlah tokoh dari berbagai ormas, dan masyarakat umum. Ketua Panitia, Amirullah, mengatakan tidak kurang dari 200 orang memadati tempat acara. Beberapa media massa meliput jalannya acara, seperti harian Jurnal Bogor dan RRI yang melakukan wawancara dengan Ketua DPD.

Hadir sebagai pembicara adalah: 1. K.H. Drs. Akbar S. Ag., Ketua MUI Kabupaten Bogor, bidang Ukhuwah Islamiyyah dan Hubungan antar Organisasi Keagamaan, dan 2. Ustadz Farid Wadjdi, Ketua Lajnah I’lamiyyah DPP HTI. Acara ini dipandu oleh moderator Ustadz Mujiyanto, redaktur pelaksana tabloid Media Umat.

Sebelum memulai acara, Ustadz Mujiyanto memberikan informasi bahwa selama 3 pekan Gaza diserang oleh Israel, telah lahir 3000 bayi Palestina, dan kebanyakan bayi-bayi itu adalah kembar. Subhanallah! Insya Allah, ini akan menjadi pengganti syahidnya 1300 orang Palestina yang gugur akibat kekejaman Zionist. Israel. Allahu Akbar!

Dalam pemaparan pembicara pertama, Kyai Akbar, dijelaskan bahwa karakter Yahudi adalah keras kepala dan cenderung selalu berbuat onar di mana-mana.

Contoh dari sifat keras kepala ini adalah di Kabupaten Bogor, ada satu komunitas masyarakat Yahudi, sekitar 40 orang yang ngotot ingin mendirikan rumah ibadah Sinagog seluas 3.5 hektar di daerah Sentul. Sementara penduduk Palestina selalu dihalangi untuk hanya sekedar masuk ke Masjidil Aqsa.

Kaum muslimin yang berada di Israel dibuat dalam kondisi tidak nyaman dalam kehidupan kesehariannya, sehingga banyak yang mengungsi. Padahal dalam masa kekhilafahan Islam dahulu, kaum yahudi selalu aman dalam lindungan Islam.

Penduduk Yahudi yang sedikit itu (populasi Yahudi:Muslim = 15 juta : 1 .1 milyard) selalu berbuat keonaran. Tetapi jumlah kaum muslimin yang besar ini ternyata tidak berdaya menolong Palestina yang selalu didzhalimi Yahudi. Pantaslah jika Hasan Nashrullah, mengatakan dimana ummat Islam, ketika Palestina sudah dalam kondisi sedemikian hancur? Agresi Israel ke Gaza, disebabkan adanya Hamas yang dianggap representatif Islam radikal.

Jihad telah diwajibkan Allah SWT dalam al-Qur’an surat at-Taubah ayat 20. “Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapatkan kemenangan.”

Menurut Kyai Akbar, jihad harus dilandasi dengan konsep hijrah dan keimanan yang baik. Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al-A’raaf [7:96]). Para relawan muslim yang akan berangkat ke Palestina adalah dalam rangka memenuhi kewajiban jihad itu. Hal ini juga disebabkan ketidak berdayaan PBB dalam menyelesaikan masalah Palestina.

Karena itu Kyai Akbar memberikan motivasi solidaritas sesama muslim berdasarkan surat Al-Lail, ada 3 point penting: (1) seberapa besar kontribusi kita terhadap orang lain (2) disiplin waktu (3) shodaqoh dalam kebaikan.

Pembicara kedua, ustadz Farid Wadjdi, melihat bahwa Palestina adalah persoalan yang sangat penting, dimana banyak korban yang terluka dan terbunuh. Lebih dari 5000 orang terluka, lebih dari 1500 gugur sebagai syuhada.

Meskipun sekarang sudah ada gencatan senjata sepihak, tetapi persoalan Palestina belumlah selesai, karena Israel selalu melakukan pembantaian yang berulang-ulang. Israel menggunakan zat kimia beracun fosfor putih dalam agresi militer ke Gaza, di mana banyak rumah-rumah dan fasilitas umum dihancurkan.

Akar masalah adalah penjajahan Israel atas Palestina. Padahal bumi Palestina itu adalah tanah kharijiyah yang diperoleh kaum muslimin dengan penaklukan oleh Khalifah Umar bin Khaththab r.a. Maka sejak itu tanah Palestina adalah milik kaum muslimin selamanya. Sementara Israel berdiri pada 14 Mei 1948. Dengan demikian maka Israel telah merampas tanah Palestina. Sebelum itu tanah Yahudi di Palestina hanya sedikit sekali. Perluasan wilayah Israel terus terjadi pada dekade 1946 – 1948 – 1967 – 2000. Saat ini wilayah Palestina hanya tersisa sedikit sekali dibandingkan keadaan tahun 1948.

Israel telah melakukan pengusiran sekitar 1 juta warga Palestina, merampas hak milik warga Palestina, mencaplok puluhan kota dan ratusan desa. Israel juga menyerang kamp pengungsi tahun 1982 di Libanon dan Shabra-Shatilla dengan jumlah korban 3500 orang.

Negara zionis Israel berdiri dibawah keruntuhan Khilafah. Pada saat Khilafah masih ada, Yahudi tidak diberikan izin untuk masuk ke Palestina. Khalifah terakhir, Sultan Abdul Hamid II (1897), dengan tegas menolak permintaan Yahudi untuk mendirikan komunitas di Palestina, karena Palestina adalah tanah kaum muslimin.

Inilah perkataan Khalifah: ”Tanah itu bukan milikku, tetapi milik ummatku. Nasihati Dr. Hertzl supaya jangan meneruskan rencananya. Aku tidak akan melepaskan walaupun segenggam tanah ini (Palestina), karena ia bukan milikku. Tanah itu adalah hak umat Islam. Umat Islam telah berjihad demi kepentingan tanah ini

dan mereka telah menyiraminya dengan darah mereka. Yahudi silakan menyimpan harta mereka. Jika Daulah Khilafah Utsmaniyah dimusnahkan pada suatu hari,

maka mereka boleh mengambil Palestina tanpa membayar harganya. Akan tetapi, sementara aku masih hidup, aku lebih rela menusukkan pedang ke tubuhku daripada melihat Tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari Daulah Islamiyah. Perpisahan adalah sesuatu yang tidak akan terjadi. Aku tidak akan memulai pemisahan tubuh kami selagi kami masih hidup” (Khalifah Abdul Hamid II, 1902).

Israel berdiri atas peran penting Inggris, disahkan oleh PBB dan dipelihara oleh AS dan sekutunya. Kepentingan mereka adalah bagaikan duri di dalam daging, sumber penyakit bagi umat Islam, dan menjadi sumber pergolakan. Berdasarkan perjanjian Sykes-Picot tahun 1916, maka wilayah kekuasaan Khilafah Islam Utsmaniyyah dibagi antara Inggris dan Perancis, dimana Palestina berada dibawah kontrol Inggris. Kemudian Inggris menyerahkan Palestina kepada zionis Israel melalui Deklarasi Balfour pada tahun 1917.

Isi dari Deklarasi Balfour:

Departemen Luar Negeri, 2 November 1917

Lord Rothschild yang terhormat, saya sangat senang dalam menyampaikan kepada Anda, atas nama Pemerintahan Sri Baginda, pernyataan simpati terhadap aspirasi Zionis Yahudi yang telah diajukan kepada dan disetujui oleh Kabinet.

“Pemerintahan Sri Baginda memandang positif pendirian di Palestina tanah air untuk orang Yahudi, dan akan menggunakan usaha keras terbaik mereka untuk memudahkan tercapainya tujuan ini,

karena jelas dipahami bahwa tidak ada suatupun yang boleh dilakukan yang dapat merugikan hak-hak penduduk dan keagamaan dari komunitas-komunitas non-Yahudi yang ada di Palestina, ataupun hak-hak dan status politis yang dimiliki orang Yahudi di negara-negara lainnya .“

Saya sangat berterima kasih jika Anda dapat menyampaikan deklarasi ini untuk diketahui oleh Federasi Zionis.

Salam, Arthur James Balfour

Kemudian pada 20 November 1947, PBB mengumumkan berdirinya negara Israel di wilayah Palestina setelah Khilafah Islam dinyatakan dibubarkan. Israel mendapatkan 55% tanah wilayah Palestina

Dengan demikian maka PBB-lah yang mensahkan berdirinya Israel. Maka bagaimana mungkin kita berharap kepada PBB yang merestui penjajahan Israel terhadap Palestina?

Kepentingan negara imperialis adalah sebagaimana dinyatakan oleh PM Inggris:

“Mereka (muslim) mendiami wilayah yang luas dan sumber daya alam yang kaya. Mereka mendominasi lalu lintas perjalanan dunia. Tanah mereka adalah pusat peradaban dan agama. Mereka memiliki satu keyakinan, satu bahasa, satu sejarah dan satu aspirasi. Tidak ada batas alam yang mampu memisahkan mereka, satu dari lainnya..kalau saja, bangsa mereka bisa tersatukan dalam satu negara, ia akan menggenggam nasib dunia dan memisahkan Eropa dari belahan dunia lainnya. Mengingat betapa pentingnya masalah ini, entitas asing perlu ditancapkan di jantung mereka agar mereka tidak akan pernah bisa bersatu dan menghabiskan energi mereka dalam peperangan yang tidak berkesudahan. Entitas itu juga bisa menjadi alat bagi Barat untuk mendapatkan apa yang sangat dia idam-idamkan.” (Perdana Menteri Henry Bannerman dalam Laporan Campbell-Bannerman terbit di tahun 1907)

Presiden Amerika yang baru, Barack Hussein Obama mengatakan di depan lobi Yahudi terkuat di AS (AIPAC):

Saya berjanji kepada Anda bahwa saya akan melakukan apapun yang saya bisa dalam kapasitas apapun untuk tidak hanya menjamin keamanan Israel tapi juga menjamin bahwa rakyat Israel bisa maju dan makmur dan mewujudkan banyak mimpi yang dibuat 60 tahun lalu,”

Obama bersikap diskriminatif terhadap masalah Palestina, dimana dia lebih banyak diam dan berlindung dibalik Presiden Bush. Sementara ketika muncul kasus Mumbai di India, Obama langsung memberikan komentar bahwa hal itu dilakukan oleh teroris Islam. Dalam pidato pelantikan Presiden AS, Obama mengatakan akan membangun hubungan yang baru dengan dunia Islam, berdasarkan persamaan kepentingan dan persamaan penghormatan. Sementara Obama tidak menyinggung sama sekali pembantaian Israel di Gaza dalam pidato pelantikan tersebut. Jelas Obama telah berdusta!

Oleh karena itu maka pandangan Islam terhadap Palestina adalah:

Pertama, persoalan Palestina bukanlah urusan Fattah, Hamas, atau PLO saja. Ini juga bukan sekedar konflik rakyat Palestina dengan Israel. Tapi merupakan persoalan umat Islam, karena tanah Palestina adalah milik umat Islam.

Kedua, persoalan pokok Palestina itu adalah adanya penjajah Israel yang merampas tanah kaum muslimin disana. Jadi perjuangan ini harus fokus pada bagaimana agar Israel mundur dari Palestina

Ketiga, perjuangan untuk membuat mundur Israel dari tanah Palestina, tidak mungkin bisa diraih dengan perdamain.Sebab perdamaian mensyaratkan dua hal : pengakuan eksistensi negara penjajah Israel dan yang kedua Israel dan Palestina akan menjadi dua negara yang berdampingan. Jalan satu-satunya adalah jihad fi Sabilillah.

Kewajiban Jihad menurut Imam Nawawiy adalah, “Madzhab kami berpendapat, hukum jihad sekarang ini adalah fardlu kifayah, kecuali jika kaum kafir menyerang negeri kaum muslim; maka seluruh kaum muslim diwajibkan berjihad (fardlu ‘ain). Jika penduduk negeri itu tidak memiliki kemampuan (kifayah untuk mengusir mereka), maka seluruh kaum muslim wajib berjihad hingga kewajiban itu tersempurnakan (mengusir orang kafir).” [Imam Nawawiy, Syarah Shahih Muslim, 8/63-64]. lihat Imam Qurthubiy, al-Jaami’ al-Ahkaam al-Quran, 8/150; Imam al-Syafi’iy, al-Umm, 4/170; al-Kasaaiy, al-Badaai’ al-Shanaai’, 7/98; al-Dardiri, Syarah al-Kabiir; 2/174-175

Dalam al-Qur’an, kewajiban jihad dijelaskan dalam surat al-Baqarah: 191, 216, al-Baqarah: 190, dan al-Hajj:39. Jelas disini makna Jihad adalah perang di jalan Allah.

Sementara tawaran perdamaian, apa yang didapat? Hanya dusta, pengkhianatan dan darah.

Maka dengarlah pendapat PM Israel:

Seandainya saya seorang pemimpin Arab, saya tidak akan pernah menandatangani sebuah perjanjian dengan Israel. Adalah hal yang normal; kami telah merampas negara mereka. Benarlah, Tuhan menjanjikan tanah itu kepada kami, tapi bagaimana hal itu dapat menarik perhatian mereka? Tuhan kami bukanlah Tuhan mereka. Telah ada Anti – Semitisme, Nazi, Hitler, Auschwitz, tapi apakah itu kesalahan mereka? Mereka tidak melihat malainkan satu hal: kami telah datang dan telah mencuri tanah mereka. Kenapa mereka mau menerima itu?” David Ben Gurion – Perdana Menteri Israel yang pertama. (1)

David Fromkin dalam bukunya, A Peace to End All Peace, “Pembagian bekas Kekaisaran Ottoman setelah Perang Dunia I menjadi biang keladi ketidakpastian politik dan kemelut di Irak modern dan seluruh Timur Tengah dalam setengah abad belakangan ini.”

Kesimpulannya adalah ada penjara besar yang melemahkan kita saat ini:

1. Faham Nasionalisme dan bentuk nation state –sekuler

2. Penguasa pengkhianat negeri Islam

3. PBB dan hukum internasional

4. Dominasi global AS

Kenapa kita butuh khilafah ?

Yang kita hadapi sebenarnya adalah AS dan negara-negara Barat yang mendukung penuh negara Israel. Jadi bukan hanya Israel yang merupakan negara boneka. Karena itu memang dibutuhkan kekuatan seimbang. Sebab yang kita hadapi adalah negara-negara imperialis. Kekuatan yang seimbang itu tidak ada yang lain kecuali Daulah Khilafah Islam. Negara global yang menyatukan kaum muslim.Daulah Khilafah ini nanti akan menyerukan jihad fi sabilillah kepada kaum muslim seluruh dunia untuk membebaskan Palestina. Perlu kita catat, Palestina saat dibebaskan oleh Sholahuddin al Ayyubi pada saat kaum muslim memiliki Daulah Khilafah Islam. Jadi ini merupakan komando langsung dari Khilafah Islam.

Mari kita perhatikan pendapat para ulama tentang Khilafah:

Imam al-Ghazali mengatakan dalam kitabnya Al-Iqtishodu fil I’tiqod:

Agama adalah pondasi (asas) dan kekuasaan adalah penjaganya. Segala sesuatu yang tidak berfondasi niscaya akan runtuh dan segala sesuatu yang tidak berpenjaga niscaya akan hilang-lenyap.

Imam an-Nawawiy dalam kitab Syarah Shohihul Muslim:

Mereka (para Imam Madzhab) sepakat wajib mengangkat Kholifah.

Imam al-Mawardi dalam kitab Ahkamus Sulthoniyyah:

Mengangkat Imam (Kholifah) bagi yang menegakkanya ditengah-tengah umat merupakan kewajiban berdasarkan ijma’.

Bantuan dana dan obat-obatan memang bisa meringankan penderitaan saudara kita tetapi tidak menghilangkan penderitaan itu. Hanya kepada persatuan Islam dalam bingkai Khilafah yang dapat menghilangkannya. Khilafah akan mengkomando 1,5 milyar muslim untuk mengusir Israel dari tanah kaum muslim.

Tegakkan Khilafah, Jihad Menyelesaikan!

[Kantor DPD II Kabupaten Bogor, IS]

Artikel terkait: Foto HIP: Selamatkan Palestina dengan Jihad dan Khilafah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*