Sebulan terakhir ini kita menyaksikan pemandangan yang menyayat hati setiap hari: penduduk Gaza dibantai dengan biadab oleh bangsa terlaknat (al-maghdhûbi ‘alayhim), Yahudi. Dalam waktu 18 hari saja, sudah 930 jiwa gugur sebagai syuhada’, dan 4280 jiwa terluka, sebagai korban kebrutalan dan kebiadaban Israel. PM Israel, Ehud Olmert (12/1/09), bahkan sampai menyatakan bahwa apa yang telah dilakukannya dalam 16 hari itu belum pernah dilakukan sebelumnya sepanjang pendudukan.
Meski demikian, yakinlah apa yang dialami oleh Israel saat ini sesungguhnya adalah kegagalan dan kekalahan. Pejabat Israel semula menyatakan, bahwa target mereka menyerang Gaza, yang didahului dengan blokade selama bertahun-tahun, adalah untuk melumpuhkan kekuatan Hamas dan kelompok-kelompok perlawanan yang ada di Gaza, seperti Brigade al-Qasam, al-Quds dan lain-lain dalam waktu lima hari. Namun, sudah 18 hari target ini tidak berhasil mereka capai. Meski Israel telah mengerahkan seluruh kekuatannya, bahkan dengan menggunakan senjata terlarang, seperti bom fosfor putih, ternyata mereka tak kunjung berhasil.
Pada hari yang sama (13/1/09), Menlu Mesir Abu Ghaith menyatakan tidak akan mentoleransi negaranya digunakan untuk membangun kekuatan Hamas. Ya, pemerintah Mesir bukan hanya mengkhianati Hamas, tetapi juga rakyat Gaza dan Palestina. Lihatlah, ketika penduduk Gaza hendak memasuki Rafah, perbatasan Gaza-Mesir, polisi Mesir melepaskan tembakan peringatan ke udara, dan mengusir mereka. Bahkan kini, ketika Gaza sudah dijadikan sebagai zona militer tertutup oleh Israel, dan satu-satunya pintu keluar adalah Rafah, lagi-lagi penguasa Mesir hanya diam menyaksikan saudara-saudara mereka dibantai di depan mata mereka.
Wajar, jika Hasan Nashrullah, pimpinan Hizbullah, menyatakan jika penguasa Mesir tidak membuka pintu Rafah, berarti mereka terlibat dalam tindakan kriminal Yahudi. Jika rakyat Mesir juga diam, tidak mendesak penguasa mereka, maka mereka pun sama; sama-sama terlibat dalam tindakan kriminal Yahudi terhadap Gaza.
Rupanya pernyataan Hasan Nashrullah itu begitu menakutkan penguasa Mesir. Bukan hanya Menlu Abu Ghaith yang menanggapi pernyataan tersebut, tetapi penguasa Mesir langsung melakukan mutasi besar-besar di tubuh angkatan bersenjata Mesir, karena khawatir akan terjadi kudeta. Apalagi sebelumnya, seorang perwira Mesir menyatakan akan menggulingkan Husni Mubarak jika dia berpihak kepada Israel. Dengan sigap penguasa Mesir pun telah menangkap dan menjebloskan sejumlah perwira tinggi mereka ke penjara.
Pengkhianatan penguasa Mesir tidak hanya sampai di situ. Suara rakyatnya pun dibungkam. Tidak kurang puluhan anggota Ikhwan al-Muslimin ditangkap dalam demonstrasi menentang kebrutalan Israel, dengan dalih menjadi anggota organisasi terlarang.
Pemerintah Yordania juga melakukan hal yang sama. Meski demonstrasi diizinkan, sejumlah demonstran ditangkapi di depan Kedubes Israel di Amman ketika memprotes kebiadaban Israel.
Yang lebih ironis lagi adalah penguasa Saudi. Jika televisi di Suriah, Libanon, Qatar, Libya dan lain-lain hampir setiap saat memutar tayangan tragedi Gaza berulang-ulang, hal yang sama tidak akan Anda jumpai di televisi Saudi, baik channel 1 maupun 2. Bukan hanya itu, Mufti Saudi pun diminta mengeluarkan fatwa yang mengharamkan demostrasi jalanan untuk menentang kebrutalan Israel. Tentu saja, fatwa aneh ini pun ditentang oleh para ulama yang lain. Dari Suriah, seorang ulama secara terbuka di televisi al-‘Alam meminta sang mufti bertobat kepada Allah, karena fatwanya yang ngawur itu. Bukan hanya itu, pemerintah Saudi juga menolak seruan Iran untuk mengembargo pasokan minyak ke Israel. Qatalahumu-Llâh fa ayna yu’fakun (Semoga Allah segera membinasakan mereka. Bagaimana mereka sampai bisa berpaling seperti itu)?
Inilah bukti-bukti pengkhianatan mereka, bukan hanya terhadap Gaza, tetapi juga terhadap bumi Isra’ dan Mikraj Nabi saw. Jatuhnya Palesina ke tangan Yahudi adalah buah pengkhianatan para penguasa itu. Hal itu terjadi sejak Perang 1948, Perang 1956 hingga Perang 1967 yang secara keseluruhan peperangan tersebut berhasil membangun mitos, bahwa Israel tak terkalahkan, dan tidak bisa dihadapi dengan peperangan. Padahal pengkhianatan para penguasa itulah yang menyebabkan Israel seolah tidak terkalahkan. Buktinya, Israel yang konon hebat itu ternyata pernah kalah berperang melawan Hizbullah pada Juli 2006.
Ya, para penguasa itulah sesungguhnya yang menjadi penyakit bagi Islam dan umatnya. Ketika tentara-tentara Islam siap berjihad, merekalah yang justru mengikat tangan dan kaki tentara-tentara itu untuk berangkat berjihad. Ketika rakyat meluapkan perasaan mereka untuk memprotes diamnya para pengkhianat itu, justru mereka terus-menerus menjaga kepentingan Yahudi di negeri mereka. Mereka bahkan telah diajari oleh seorang Hugo Chaves, yang notabene bukan pemeluk Islam. Anehnya, mereka tidak malu. Ya, mereka sudah tidak mempunyai rasa malu. Sebab, akidah mereka sudah mati. Mereka bukan lagi umat Muhammad. Lalu masihkah umat Muhammad ini berharap kepada mereka?
Tidak. Umat Muhammad yang mulia ini membutuhkan seorang pemimpin yang ikhlas, yang berjuang dan mengabdi hanya untuk kepentingan Islam dan umatnya. Dialah Khalifah kaum Muslim. Ya, sudah saatnya umat ini mengangkat seorang khalifah untuk mengurusi dan menyelesaikan seluruh urusan mereka. Khilafahlah yang akan segera menyambut jeritan anak-anak, wanita dan orang tak berdaya di Gaza. Khilafahlah yang akan mengerahkan pasukannya untuk berjihad melawan tentara Israel dan menghancurkan negara Yahudi itu hingga ke akar-akarnya. Khilafahlah yang akan menghadapi Amerika, Inggris, Rusia dan negara-negara Eropa yang mendukung eksistensi negara Zionis itu. Khilafahlah yang akan membersihkan negeri-negeri kaum Muslim dari antek-antek negara-negara penjajah itu.
Allâhumma ikhla’ kiyân al-Yahûd wa a’wanaha wa duwal al-lati da’amathâ wa da’amat wujûdahâ min Falasthin wa sai’ri bilâd al-Muslimîn min judzûrihâ. Wa ‘aqim ‘alayhâ Dawlata al-Khilâfah, yâ Rabb. Allâhumma ‘ajjil lanâ nushrataka bi qiyâmihâ (Ya Allah, cabutlah entitas Yahudi, para pendukungnya, juga negara-negara yang mendukungnya dan mendukung eksistensinya dari Palestina dan seluruh negeri kaum Muslim hingga ke akar-akarnya. Ya Rabb, dirikanlah di atas puing-puingnya Negara Khilafah. Ya Allah, segerakanlah pertolongan-Mu dengan tegaknya Khilafah).
Allahhumasyhad, fa inna qad ballaghnâ..[]
Pengkhianat tak bisa dipercayai. Di kalangan Islam termasuk ke dalam thaifah, firqah, aliran sesat yang jumlahnya tujuh puluhan. Penguasa Arab Saudi, Mesir, Yordania dan muftinya sudah tak bisa lagi dipercaai. Mereka sudah berada di barisan musuh-musuh Islam. Waspadalah.
ya kita harus waspada dengan penguasa-penguasa muslim yang mendukung musuh kaum muslim saat ini….tetap istiqomah wahai kaum muslimin,kita semua rindu khilafah untuk menyelesaikan semua masalah ini…