HTI

Siyasah & Dakwah (Al Waie)

Indonesia-Bangladesh-Pakistan Akan Bersatu

Seberapa pentingkah konferensi ini bagi ekonomi umat menurut Anda?

Konferensi ini sangat tepat saatnya dan penting bagi umat, khususnya bagi mereka yang menganggap bahwa sistem kapitalis adalah satu-satunya pilihan yang ada untuk aspek pemerintahan, ekonomi dan sosial. Sekarang kita bisa menunjukkan pada dunia bahwa sistem kapitalis ini telah gagal karena memiliki banyak kelemahan dan telah busuk dari akarnya. Kita dapat menunjukkan pada dunia bahwa sistem ini membawa krisis dan bukannya menyelesaikan masalah bagi kemanusiaan. Kita juga dapat menunjukkan bahwa Islam memiliki alternatif bagi sistem ekonomi pada saat ini. Sistem ekonomi Islam tidak menciptakan krisis.

Konferensi ini menunjukkan model yang lengkap atas sistem ekonomi bagi umat. Oleh karena itu, hal ini menciptakan kepercayaan diri bagi umat atas sistem ini dan insya Allah akan membantu umat untuk memutuskan bahwa Khilafah, sistem pemerintahan Islam, adalah satu-satunya alternatif bagi umat dan kemanusiaan.

Kita tahu bahwa sistem ekonomi Islam tidak diterapkan pada saat ini dan ada banyak tantangan. Menurut Anda tantangan-tantangan apakah yang ada untuk menerapkan ekonomi Islam di Dunia Islam pada saat ini?

Hal yang paling penting di sini bagi umat adalah bahwa kita memiliki banyak sumberdaya dan orang. Tantangan bagi Khilafah adalah untuk menyatukan Dunia Islam dan tanah kaum Muslim serta memanfaatkan segala sumberdaya itu untuk kepentingan kaum Muslim. Hal ini perlu waktu yang lama karena umat tidak bisa bersatu hanya dalam satu hari. Namun, selain dari hal itu, saya tidak melihat masalah lain yang dihadapi Negara Khilafah. Hal ini akan bergantung pada dimanakah Khilafah akan berdiri dan bagaimana menyatukan tanah kaum Muslim. Jadi, poin kuncinya adalah unifikasi (penyatuan) tanah kaum Muslim. Semakin cepat kita melakukannya, semakin cepat pula solusinya.

Bagaimana kondisi dakwah Islam di negara Anda?

Pada dasarnya, kita melakukan dakwah Islam di Bangladesh selama 7-8 tahun. Selama periode ini kita memperhatikan bahwa masyarakat Bangladesh pada umumnya mencintai Islam. Mereka menginginkan Islam, tetapi dengan lingkungan yang lebih sekular. Artinya, mereka ingin mempraktikkan Islam pada ibadah ritual dalam kehidupan pribadi, tetapi mereka tidak melihat Islam secara politis seperti misalnya masyarakat Islam, ekonomi Islam dan politik Islam dan dalam hubungan internasional. Jadi, kehadiran dan peran Hizb di Bangaladesh adalah memberikan Islam sebagai solusi yang menyeluruh sehingga masyarakat mengerti bahwa Islam adalah sistem yang lengkap yang bisa diterapkan, bisa diaplikasikan.

Baru-baru ini dalam 2-3 tahun yang lalu mereka berkumpul dengan kami. Mereka ikut berdemonstrasi bersama kami mengenai banyak isu. Jadi, selama beberapa tahun yang lalu, saya bisa menyebutkan beberapa program khusus, seperti jika Anda masih ingat ada kasus kartun di Denmark yang menghina Nabi Muhammad saw. Mereka yang datang dan bergabung bersama kami untuk memprotes penghinaan ini jumlahnya ribuan. AFP mengatakan jumlah yang datang untuk menghadiri demonstrasi itu mencapai 20 ribu orang, dan pada koran-koran lokal disebutkan jumlah yang hadir pada demonstrasi kami itu mencapai 20 ribu orang. Artinya, jika Anda melihat kehadiran kami di sini yang singkat, yakni 7-8 tahun, berarti banyak orang yang telah merespon seruan kami. Tugas kami adalah untuk menjangkau lebih banyak orang lagi, insya Allah.

Apa pesan Anda untuk para aktivis Islam di Indonesia, khususnya para aktivis Hizbut Tahrir?

Untuk para ikhwan dan akhwat Hizbut Tahrir Indonesia, kami banyak membicarakan Indonesia karena ini adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, khususnya mereka yang memberi inspirasi kepada kami. Kami katakan kepada para ikhwan dan akhwat di sini, bahwa kita harus melakukan sesuatu sebagaimana yang dilakukan di Indonesia dan insya Allah wilayah Indonesia, Bangladesh dan Pakistan, yang merupakan tiga negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia dan wilayah yang sama di Asia Selatan dan Asia Tenggara akan bersatu pada suatu hari. Hal itu tidak terlalu lama lagi, insya Allah. Kami harus bekerja lebih keras lagi dan berusaha mewujudkannya pada saat kita masih hidup, insya Allah; secepat mungkin, insya Allah. []

Biografi Muhyidin Ahmad

Ia adalah pengajar pada Institute of Business Administration di University of Dhaka. Menyelesaikan BBA (Bachelor for Business Administration) dan MBA (Master of Business Administration) dari lembaga yang sama. Saat ini pun aktif dalam associate professor pada business administration. Ia bergabung dengan Hizb dari sejak awal berdirinya di Bangladesh, yakni tahun 2000. [Jubir HT Bangladesh Muhyidin Ahmad]

One comment

  1. rasanya… ketika baca berkali-kali setiap jubir yang di wawancarai ma JUBIR HTI.. khilafah semakin dekat, terasa sudah di depan..

    semakin rindu..

    rindu akan khilafah..

    ALLAHU AKBAR!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*