Berkaitan dengan Konferensi Ekonomi Internasional, apa tujuan diselenggarakan konferensi ini?
Konferensi ini diselenggarakan setelah terjadi krisis ekonomi yang mematikan yang menimpa seluruh dunia termasuk dunia Islam. Sekarang seluruh dunia mencari solusi terhadap krisis tersebut. Seluruh dunia bersedia menempuh solusi yang berat dan tercepat. Namun, solusi-solusi itu tidak menambah bagi krisis ini kecuali krisis demi krisis. Di dalam konferensi ini kami ingin menjelaskan kepada seluruh dunia bahwa Islam adalah satu-satunya yang mampu menyelesaikan krisis-krisis global termasuk di dalamnya krisis finansial dan ekonomi. Sebab, hukum-hukum yang menyelesaikan masalah ekonomi ini adalah hukum yang berasal dari Allah Swt., Zat Yang menciptakan manusia dan Yang Mahatahu atas apa yang layak bagi dunia ini.
Apakah Anda memandang bahwa Kapitalisme telah gagal dan tidak layak bagi umat manusia?
Pasti, tentu saja. Kapitalisme telah gagal dan tidak layak. Sebab, Kapitalisme tegak di atas ideologi yang rusak, ideologi yang batil. Ini dari sisi dasar. Dari sisi praktik, ideologi Kapitalisme sejak kemunculannya hingga sekarang tidak berhasil menghadirkan kecuali krisis, yaitu krisis demi krisis yang menciptakan jutaan orang miskin hingga di negara-negara kaya sekalipun. Hal itu disebabkan politik ekonomi yang zalim, yang tidak memelihara urusan-urusan manusia. Pasalnya, negara kapitalis bukanlah negara yang memelihara segala urusan rakyat (laysa dawlah ri’âyah). Negara kapitalis merupakan negara pemungut harta (dawlah jibâyah).
Peserta Konferensi Ekonomi Internasional ini apakah berasal dari syabab Hizbut Tahrir saja atau juga berasal dari kaum Muslim umumnya di Khartoum?
Para peserta yang ikut dalam konferensi ini berasal dari syabab Hizb dan kaum Muslim dari luar syabab Hizb. Peserta konferensi ini juga bukan hanya datang dari dalam negeri Sudan, tetapi dari luar negeri, termasuk yang bukan syabab Hizb. Sebab, mereka mengetahui bahwa Hizbut Tahrir memberikan kepada mereka pandangan yang jelas tentang bagaimana keluar dari krisis ini. Selain itu, Hizbut Tahrir juga menjelaskan bahwa tidak jalan keluar bagi dunia, bukan hanya di Dunia Islam saja, kecuali dengan sistem Islam.
Berkaitan dengan masyarakat Sudan, bagaimana sikap mereka kepada Hizbut Tahrir? Apakah mereka mendukung Hizbut Tahrir atau bagaimana?
Anda bisa menyaksikan fenomena masa sebanyak ini. Mereka itu tidak semuanya berasal dari Hizbut Tahrir. Itu menegaskan bahwa masyarakat menyambut dakwah Hizbut Tahrir. Mereka mengetahui bahwa Hizbut Tahrir saat ini merupakan satu-satunya partai yang benar dan teguh di atas mabda’-nya. Karena itu, mereka mendukung dan membelanya. Pada hari-hari ke depan, dalam waktu yang tidak lama dengan izin Allah, Hizb akan berhasil menghadirkan Islam di Sudan, insya Allah.
Bagaimana sikap para penguasa di Sudan? Sepertinya mereka mengizinkan berlangsungnya acara ini. Apakah mereka benar-benar mendukung Hizbut Tahrir atau tidak?
Tentu saja mereka tidak benar-benar mendukung Hizbut Tahrir. Mereka tidak menginginkan Hizb muncul dalam bentuk seperti ini. Bahkan ketika kami mengajukan dikeluarkan izin bagi penyelenggarakan acara ini, izin itu digantung selama lebih dari dua puluh hari. Baru pada detik-detik akhir izin itu keluar. Pemerintah yang sedang eksis di Sudan pada dasarnya tegak di atas harakah islamiyah. Oleh karena itu, mereka tidak bisa menyerang Hizbut Tahrir dalam kapasitasnya sebagai partai islami yang sudah dikenal di seluruh dunia. Jika mereka bersikap menentang Hizb secara terang-terangan maka dunia dan seluruh rakyat jadi mengetahui bahwa mereka tidak menginginkan Islam dan mereka justru memusuhi Islam. Oleh karena itu, mereka tidak memusuhi Hizb secara terang-terangan. Akan tetapi, mereka berupaya menghambat aktivitas Hizb dan berupaya menggagalkan sebagian aktivitas Hizb. Namun, Allah Swt. menolong kita dan berdiri di samping kita, karena kita melaksanakan dakwah untuk memenuhi perintah-Nya dan kami merasakan kehadiran Allah di setiap aktivitas dan langkah-langkah kami, insya Allah.
Apa pesan Anda kepada kami, kaum Muslim di Indonesia umumnya dan secara khusus kepada para aktivis dakwah yang bergabung di dalam Hizbut Tahrir?
Saya katakan kepada saudara-saudara kami di Indonesia. Demi Allah, kami banyak berharap kepada mereka. Kami berharap banyak kepada mereka. Saya menghadiri konferensi yang diselenggarakan di Indonesia dua tahun lalu—yaitu Konferensi Khilafah Internasional di Gelora Bung Karno Jakarta pada tanggal 13 Agustus 2007 yang dihadiri sekitar 100 ribu orang. Konferensi itu benar-benar konferensi yang luar biasa, begitu menggetarkan hati saya. Konferensi itu menegaskan bahwa penduduk Indonesia pada dasarnya mencintai Islam, mereka menginginkan Islam. Jadi, pada tabiatnya mereka mencintai Islam.
Karena itu, risalah saya kepada mereka, hendaklah mereka, khususnya syabab Hizb, tetap teguh dan istiqamah di atas mabda’ Islam ini. Hendaknya mereka berjuang siang-malam hingga Allah mendatangkan pertolongannya dan Daulah Islam tegak, yang akan menghimpun kita semua dan menjadikan kita saling berhubungan erat. Para penguasa yang ada saat ini, mereka meletakkan berbagai halangan dan hambatan di antara kita sehingga kita hanya bisa berhubungan sesekali saja. Akan tetapi, ketika Daulah Islam tegak, insya Allah, kita semua akan mudah untuk saling bertemu, karena saat itu tidak ada lagi penghalang di antara kita. Hari itu akan segera datang, tidak lama lagi, insya Allah. []
ALLAHUAKBAR!! ……. ISLAM ADALAH ROHMATAN LIL’ALAMIN, “mereka” yang masih berjuang mempertahankan sistem kapitalis, adalah mereka yang masih mendapat “kasenangan” dan takut akan kehilangan kakuasaan saat tegaknya islam. WAHAI .. PENGEMBAN DAKWAH DIMANAPUN KAMU BERADA,TIADA YANG PERLU KAU TAKUTI DLM BERJUANG, JADILAH TENTARANYA ALLAH, YANG MENJADIKAN ALLAH PELINDUNG DAN PEMBELAMU.