HTI

Dari Redaksi (Al Waie)

AS: “The Rogue State”

Profesor Avi Shlaim menulis di The Guardian (7/07) bahwa Israel telah menjadi negara biadab (the Rogue State). Menurut Profesor Hubungan Internasional Universitas Oxford ini, Israel memenuhi syarat sebagai negara biadab karena tiga alasan: terbiasa melanggar hukum internasional; memiliki senjata pemusnah masal; melakukan tindakan terorisme, menggunakan kekerasan menyerang penduduk sipil untuk tujuan politik.

Kalau Israel dikatakan sebagai negara biadab dengan alasan-alasan di atas, bagaimana dengan Amerika Serikat (AS)? Dalam skala yang lebih besar AS sangat memenuhi semua kriteria di atas. AS biasa melanggar hukum internasional, melakukan penyiksaan di Guantanamo, memiliki dan menggunakan senjata pemusnah masal yang jauh lebih besar dan lebih merusak dibandingkan dengan Israel. AS membunuh ratusan ribu orang di Hiroshima dan Nagasaki dengan bom atom. AS menggunakan senjata kimia ‘agent orange’ di Vietnam, pospor putih dalam Perang Irak (yang kemudian diikuti oleh Israel) serta melakukan perang brutal lain di Afganistan, Pakistan, dan Sudan. Korbannya juga jauh lebih besar daripada yang dilakukan oleh Israel.

Untuk menutupi nafsu imperialismenya, AS berdalih dengan alasan palsu: mengancam keamanan nasional, membendung Komunisme, melawan terorisme. AS.

Negara ini semakin mantap menjadi negara biadab nomor satu dunia dengan cara mendukung penuh zionis Israel tanpa malu. Dengan cara itulah Israel bisa leluasa melakukan pembantaian massal di Palestina.

Namun, di sisi lain banyak pelajaran dan optimisme yang bisa kita petik dari serangan brutal Israel di Gaza kemarin. Optimisme ini menjadi tanda-tanda yang mempercepat tegaknya Khilafah Islam. Pertama: umat semakin tidak percaya kepada pemimpin-pemimpin sekular pengkhianat mereka. Di depan mata dengan sangat jelas, sebagian besar pemimpin negeri Islam menunjukkan pengkhianatan mereka terhadap umat Islam. Penguasa negeri Islam bahkan kalah beraninya dengan pemimpin negara kafir seperti Veneuzela dan Bolivia yang berani memutus hubungan diplomatik dengan negara Zionis itu dan mengusir para diplomatnya. Beberapa penguasa negeri Islam seperti Husni Mubarak malah membantu pembantaian umat Islam di Palestina serta memblokade perbatasan Mesir-Palestina yang menghalangi masuknya obat-obatan dan makanan. Lebih konyol lagi, Husni Mubarak malah menyalahkan Hamas dan tidak menyalahkan Israel sama sekali yang telah membunuh lebih dari 1500 umat Islam.

Ketidakpercayaan umat kepada pemimpin pengkhianat ini adalah sinyal positif yang akan mempercepat tegaknya kembali Khilafah. Sebab, salah satu penghalang tegaknya Khilafah adalah penguasa pengkianat ini masih dipercaya oleh rakyat. Kalau rakyat sudah tidak percaya, tinggal menunggu waktu, umat akan bergerak menumbangkan mereka dan menggantinya dengan pemimpin Islam sejati: Khalifah.

Kedua: umat Islam di dunia adalah umat yang satu. Reaksi membela Gaza, meskipun baru sebatas demontrasi, terjadi di seluruh negeri Islam. Puluhan juta umat Islam dari berbagai penjuru dunia menunjukkan bahwa mereka marah, tidak rela dan sedih karena saudara mereka dibantai bagaikan anjing yang hina. Apalagi itu dilakukan di bumi Palestina, tempat terdapat masjid Al-Aqsha, yang berulang-ulang mereka baca di dalam surat al-Isra’.

Ini menunjukkan umat Islam bisa bergerak bersama-sama karena satu isu yang sama, yakni Palestina. Kenyataan ini sekaligus membantah pandangan yang melemahkan umat Islam dengan melontarkan kata-kata keji, “Umat Islam tidak mungkin bersatu!”

Kalau isu Khilafah dianggap penting oleh umat Islam di seluruh dunia, kita yakin umat juga akan bergerak bersama-sama menuntutnya.

Gerakan umat Islam menentang kebiadaban Israel merupakan jawaban bagi orang-orang liberal-sekuler yang selalu bersikap pesimis bahwa umat tidak bisa bersatu, umat tidak bisa bergerak, selalu menganggap umat tidak mampu. Terbukti kesadaran umat melampaui para penguasa dan partai politik sekular yang hanya diam.

Perlawanan umat Islam Gaza menggambarkan bahwa keberanian umat Islam—yang didorong oleh akidah dan kewajiban jihad fi sabilillah—bisa bertahan melawan gempuran Israel. Sebaliknya, tentara-tentara Israel menunjukkan sikap pengecut dan kelemahan mental mereka. Cinta umat Islam kepada kematian fi sabilillah mengalahkan kecintaan pasukan kafir terhadap kehidupan.

Inilah modal besar untuk membuktikan kalau umat Islam benar-benar berpegang teguh pada akidah Islam, mereka sulit dikalahkan. Dengan akidah Islam, kita akan menjadi umat yang berani, siap berkorban, dan siap mengalahkan musuh. Khilafah—yang Insya Allah akan segera tegak dalam waktu dekat—akan menjadi negara kuat dengan tentara-tentara yang kuat. Tidak ada lain karena kita berjuang didasarkan pada akidah Islam. Tentara-tentara Khilafah akan mengalahkan negara adidaya AS dan sekutunya yang hanya didasarkan pada kecintaan pada materi. Tentara Khilafah ini akan menjadi sama dengan tentara yang membebaskan Palestina pada masa Khalifah Umar bin al-Khaththab ra., tentara Shalahuddin al-Ayyubi yang mengusir pasukan salib dari Palestina dan tentara Muhammad al-Fatih yang menaklukkan Konstantinopel.

Terakhir: umat semakin sadar jawaban bahwa satu-satunya—hanya satu-satunya—untuk membebaskan Palestina dan negeri Muslim lain yang dijajah adalah Khilafah Islam. Umat menyaksikan bagaimana penguasa Islam, OKI, PBB, semuanya mandul menghadapi Israel. Dengan ideologi Islam, pemerintahan Islam global ini akan menyatukan umat Islam di seluruh dunia, menggerakkan jutaan tentara Islam dari berbagai penjuru dunia, berjuang membebaskan Palestina.

Kita sudah memiliki semuanya; akidah yang satu, syariah yang satu, Rasul yang satu, kitab suci yang satu (al-Quran) dan kiblat yang satu (Baitullah). Kita juga memiliki jumlah penduduk yang besar (lebih kurang 1,5 miliar), kekayaan alam yang luar biasa, tentara yang jumlahnya jutaan, senjata yang cukup dan geopolitik yang strategis. Kita hanya membutuhkan satu hal lagi, yakni Khilafah Islam yang menyatukan dan menggerakkan umat Islam dengan tujuan yang satu. Inilah fokus perjuangan kita. Allahu Akbar! [FW]

2 comments

  1. israeil memang biadab…hanya orang yg tak waras yang msh berharap melakukan hubungan diplomatik dengan mereka

  2. Insya ALLOH khilafah akan segera datang dengan perjuangan dan pertolongan Nya doa amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*