HTI

Hiwar (Al Waie)

Jamaal Harwood: Amerika Pasti Ambruk!

Amerika selalu mempropagandakan dirinya sebagai negara besar dan kuat; senantiasa berusaha memberikan kesan bahwa negara itu tidak mungkin tumbang. Benarkah demikian? Lalu bagaimana dengan krisis besar yang dialami Amerika saat ini? Masihkah Amerika digdaya dengan krisis yang dialaminya? Bagimana pula peluang Dunia Islam di tengah kemungkinan ambruknya Amerika, sebagaimana diperkirakan sejumlah kalangan? Mungkinkah Khilafah akan menggantikan posisi Amerika dalam waktu yang tidak lama lagi?

Untuk menjawab beberapa pertanyaan di atas, Redaksi Al-Wa’ie mewawancarai Jamaal Harwood, perwakilan Hizbut Tahrir Kanada. Berikut petikannya.

Sebenarnya, bagaimana kondisi Amerika pada saat ini?

Amerika masih merupakan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Namun, pada saat ini Amerika sedang menghadapi defisit keuangan yang semakin membesar yang secara resmi mencapai angka $1.2 triliun pada tahun 2009. Angka itu menjadi jauh lebih buruk dengan adanya dana talangan yang baru dan rencana stimulus. Saat ini negara itu menghadapi defisit perdagangan yang serius ($677 miliar pada tahun 2008). Bank-bank dan pasar uangnya juga ambruk.

Pemerintah Amerika sedang berusaha memberikan dana talangan bagi bank-bank dan industri-industri lainnya dan berusaha merangsang pertumbuhan ekonominya. Namun, Amerika sebenarnya tidak memiliki uang untuk melakukan hal itu. Amerika menjadi semakin terbatas kemampuannya untuk meminjam uang (dari Cina, Jepang dan Timur Tengah). Ekonominya berkontraksi dengan sangat buruk. Pasar perumahannya juga ikut ambruk (sebagaimana pasar saham, dan banyak bisnis lainnya yang akhirnya mengakibatkan terjadinya pengangguran).

Krisis ekonomi yang kita saksikan pada hari ini adalah yang terburuk sejak terjadinya Depresi Besar (Great Depression) pada tahun 1930-an. Ini merupakan kegagalan sistematis sistem Kapitalisme secara keseluruhan yang berakar pada sikap individualisme yang berlebihan dan keserakahan moneter.

Roger Altman, seorang mantan Wakil Sekretaris Kementrian Keuangan, menulis pada Majalah Foreign Affairs edisi Januari/Februari 2009 yang mengakui, bahwa model pasar bebas Kapitalisme gaya Amerika pada saat ini sedang berada di bawah awan yang sangat kelabu dan Washington maupun pemerintahan di Eropa tidak memiliki sumberdaya maupun kredibilitas ekonomi yang bisa dimainkan dalam tingkat global yang seharusnya mereka lakukan.

Sejarah telah mencatat, banyak imperium yang muncul dan kemudian ambruk, dan kita tidak berpikir bahwa Kapitalisme pimpinan Amerika akan mengalami pengecualian atas hal ini.

Seberapa jauh pengaruh krisis keuangan global saat ini terhadap eksistensi Amerika dengan ideologi Kapitalismenya?

Memang, ekonomi dunia selama 60 tahun terakhir berada di bawah kendali Amerika. Karena itu, seseorang tidak dapat menyebut kesuksesan Kapitalisme tanpa menerima bahwa krisis yang terjadi pada saat ini adalah karena kapitalisme. Sayangnya, alih-alih mengakui bahwa kebangkrutan yang terjadi adalah karena sistem Kapitalisme, para politisi saat ini, termasuk Obama, malah mencari obat dan perban luka. Mereka menyalahkan krisis ini pada ketidakbecusan untuk mengatur dan tidak adanya rasa tanggung jawab Wall Street, tetapi mereka tidak menyelesaikan masalah fundamental bahwa sistem Kapitalisme, walaupun ada beberapa keuntungannya, selalu menimbulkan ledakan-ledakan yang tidak dapat dipertahankan dan akhirnya menimbulkan dentuman yang hebat.

Hal ini menyisakan kenyataan, bahwa pelayanan keuangan Amerika, termasuk pasar derivatifnya—ketamakan, kredit ribawi, globalisasi, dan pemberlakuan uang lembaran kertas yang lemah (Amerika memimpin dunia untuk meninggalkan standar emas sejak tahun 1977)— adalah pilar-pilar utama dari masalah ini dan prinsip-prinsip dasar Kapitalisme.

Benarkah Amerika saat ini berada di tepi kebangkrutannya? Sejauh manakah kondisinya pada saat ini?

Resesi/depresi ini adalah yang terburuk sejak tahun 1930-an dan mungkin akan menjadi jauh lebih buruk karena gelembung kredit (credit bubble) yang ada saat ini jauh lebih besar (yang diperkirakan melebihi $100 triliun dari kredit baru yang dibuat dalam 10 tahun terakhir). Ini dua kali lipat lebih besar daripada ekonomi dunia secara keseluruhan. Belum lagi dengan adanya gelembung derivatif yang diperkirakan bernilai $1.000 triliun (Satu Kuadriliun) yang merupakan 20 kali lipat nilai ekonomi dunia secara keseluruhan. Semua posisi ini pada saat ini menjadi terbuka dan menyebabkan keuntungan yang sangat besar bagi segelintir orang dan kerugian yang sangat besar bagi yang lainnya di pasar uang. Karena angkanya sedemikian besar, ada keterbatasan pada apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk memberikan dana talangan bagi pihak-pihak yang rugi tadi.

Waktulah yang akan berbicara bagaimana dan kapan ekonomi akan berangsur baik. Namun, kepemimpinan global Amerika telah sangat terpukul. Abu Ghraib, Teluk Guantanamo, dan penyiksaan semuanya telah melukai kepemimpinan moral Amerika. Kepemimpinan ekonomi Kapitalisme seperti yang diwakili oleh kekuatan ekonomi terbesar di dunia (Amerika) telah menjadi sangat terpukul oleh adanya krisis ini. Sistem ini tidak bisa lagi dipercaya dan diperhitungkan. Kelemahan yang paling parah dari ekonomi Amerika mengungkapkan kelemahan ideologis dari Kapitalisme yang merupakan ancaman terbesar jangka panjang dari keberlangsungan hidup Amerika.

Apa yang seharusnya dilakukan oleh kaum Muslim untuk melebihi (atau mengalahkan) Amerika?

Alhamdulillah, kita telah memiliki semua pemikiran dan solusi yang diperlukan, tetapi hanya kurang mekanisme untuk mengimplementasikan semua solusi itu, yakni sebuah negara. Jadi, solusinya adalah menegakkan kembali negara kita (Khilafah) dan menerapkan Islam. Pemikiran-pemikiran itu semua harus diterapkan dan tidak berlaku sebagai teori-teori. Islam tidak pernah datang sebagai argumen-argumen teoretis atau filosofis, melainkan sebagai sebuah agama yang bisa dipraktikkan bagi seluruh manusia. Firman Allah (yang artinya), “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang,” adalah sama pentingnya untuk diterapkan sebagai mana ayat-Nya (yang artinya), “Dirikanlah shalat”.

Kesedihan terbesar yang kita miliki adalah bahwa kehidupan seperti ini tidak kita praktikkan pada saat ini sehingga kepemimpinan intelektual dan ekonomi Islam tidak ada pada masyarakat. Semua ini menambah alasan bagi kaum Muslim untuk bekerja lebih giat guna mengembalikan kehidupan Islam ini sesegera mungkin.

Sejauh mana sistem Islam bisa menggantikan posisi Amerika untuk memimpin Peradaban Dunia?

Kita harus ingat bahwa Dunia Islam adalah peradaban yang memimpin dunia selama lebih dari 1400 tahun yang lalu. Posisi kita pada saat ini dengan adanya perpecahan dan kelemahan adalah bukan karena lemahnya hukum. Kita harus meraih kepercayaan lagi dan memiliki rasa tanggung jawab sebagai sebuah umat untuk menjadi masyarakat yang bisa memimpin, baik bagi kaum Muslim maupun non-Muslim, yang hanya dimungkinkan jika syariah diterapkan.

Saat ini kita memiliki semua jawaban. Namun, siapa yang akan menerapkan semua jawaban itu? Ekonomi yang bebas riba, hukum yang jelas dan akuntabilitas pemerintahan atas kepemilikan publik dan kepemilikan individu, pelarangan judi dan instrumen keuangan yang berkaitan dengannya (penjualan saham, future trading/derivative – semuanya dilarang dalam Khilafah). Kemakmuran masyarakat tidak akan dibuat sia-sia dengan adanya inflasi yang disebabkan mata uang kertas (fiat) karena kita menerapkan standar emas dan perak untuk mata uang kita.

Bagaima Khilafah mampu menyelesaikan konflik-konflik di dunia dan permasalahan kemiskinan dunia dan bukan hanya permasalahan yang terjadi di wilayah Khilafah saja?

Allah Swt. berfirman (yang artinya): (Islam) adalah petunjuk dan rahmat bagi alam semesta (QS). Dunia menangis karena ketiadaan kepemimpinan pada saat ini. Tanggung jawab kita untuk memberikannya. Ingatlah ketika Rasulullah saw., bersabda: “Tidak ada yang lebih baik bagi seorang anak Adam saat dia memiliki roti, air, tempat tinggal dan selembar pakaian untuk menutupi auratnya.” Beliau meletakkan prinsip-prinsip yang sangat penting, bahwa semua orang (tanpa memandang agamanya) harus terpenuhi semua kebutuhan dasarnya: makanan, tempat tinggal dan pakaian.

Penghapusan kemiskinan adalah sebuah keharusan dalam Negara Khilafah. Melalui pungutan-pungutan yang berorientasi pada kekayaan seperti zakat atau pungutan atas tanah yang memiliki kapasitas produksi (kharaj dan ’usyr), Daulah akan memastikan bahwa semua orang paling tidak akan terpenuhi kebutuhan dasarnya, sambil pada saat yang sama, mendorong orang untuk menjadi sukses dan bisa memenuhi kebutuhan mewahnya. Bandingkanlah hal ini dengan tujuan-tujuan dari Komisi Millenium Kelompok G-7 pada hal yang mereka sepakati untuk berikan. Hanya 0,1% GNP mereka tahun 2005 dipakai sebagai usaha untuk menghapus separuh dari kemiskinan dunia. Saat ini kita berada di awal tahun 2009, yang telah melebihi tahun itu. Negara-negara anggotanya pada saat ini sibuk mengurusi pembayaran (hutangnya), sementara masalah kemiskinan belum lagi terpecahkan. Namun, pada saat yang bersamaan dengan ambruknya sistem perbankan, mereka dapat mengucurkan sejumlah uang yang lebih besar dalam seminggu untuk memberikan dana talangan bagi para bankir yang telah berjudi dan menghilangkan kekayaan para nasabahnya.

Bagaimana bentuk hubungan antara Barat dan Islam di bawah kepemimpinan Khilafah Islam?

Kaum Muslim mencari hubungan perdagangan dan dakwah yang positif dengan negara-negara non-Muslim sebagaimana yang mereka lakukan sebelumnya. Tujuan kita senantiasa adalah menyebarkan agama dan menerapkan keadilan Allah Swt. di muka bumi ini, bukannya menumpuk kekayaan, sebagaimana tujuan dari negara-negara kapitalis. Dalam Islam, perdagangan dunia didorong secara terbuka tanpa dibatasi oleh tarif dan pajak.

Keuntungan apakah yang diperoleh dunia ketika dipimpin oleh Peradaban Islam (Khilafah)?

Kepemimpinan yang diberikan oleh Khilafah (menurut sejarah dan pada saat kembalinya nanti) adalah untuk keuntungan masyarakat secara umum, dan bukan hanya untuk segelintir orang. Ketika Islam tersebar dengan cepat pada masa lalu, para sejarahwan kagum pada bagaimana Islam bisa menaklukkan orang untuk memeluk cara hidupnya, dan menjadi pemimpin di wilayahnya (dengan menerapkan syariah) dan mendukung terus tersebarnya Islam. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Pada saat ini, ketika banyak orang kehilangan pekerjaan, rumah dan kekayaan mereka (melalui resesi, pajak yang memberatkan dan pemerintahan yang melakukan inflasi), mereka mulai mencari alternatif-alternatif dan amat penting bagi Muslim untuk menunjukkan kepada mereka alternatif itu.

Islam di dalam Khilafah memberikan sistem ekonomi yang stabil dengan sedikit bahkan tidak ada inflasi, tidak ada pemberian dana talangan bagi bank-bank, pelarangan pajak dan future trading (perjudian), pungutan atas kekayaan bukan pada pendapatan, dan mengakhiri siklus naik-turunnya ekonomi secara tajam.

Itu semua adalah tujuan yang dicari semua orang yang beragama. Pendirian kembali Khilafah akan bertindak sebagai motivator raksasa bagi masyarakat luas untuk mencari, menemukan dan memahami apa yang bisa ditawarkan Islam, khususnya dengan semakin meluasnya penderitaan yang dialami orang yang terjadi pada saat ini sebagai akibat dari malapetaka Kapitalisme. [Jamaal Harwood; Perwakilan HT Kanada] [riza auliya]

3 comments

  1. Ass. Akhi Jamal Harwood dari HT Kanada antum sangat cerdas, semoga pemikiran antum menyebar dengan cepat di Kanada, sehingga cepat dipahami kaum muslim maupun non muslim. Ana kagum dan salut, dinegeri kafir tulen antum dan kawan-kawan HT eksis menyuarakan Islam. Semoga kita bisa bertemu di negara kita akhi. Negara yang didambakan semua mahluk.. WW.

  2. Insya alloh khilafah segera datang dengan perjuangan umat islam seluruh dunia danpertolongan alloh,jihad fi sabii lillah doa amin.

  3. nabila hibban

    Amerika ada dan tetap berkuasa karena Allah menghendaki demikian,tetapi Amerika pasti hancur sesuai janji Allah dengan tegaknya Khilafah.Tiada daya dan kekuatan melainkan semua adalah milik Allah semata.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*