Polisi Menutup Satu-satunya Masjid di Malta

Sejumlah besar kaum Muslim di Malta, tepatnya di kota “Salim” di sebelah timur laut negara memprotes tindakan penguasa melalui Pejabat Perencanaan dan Penataan Lingkungan yang menutup satu-satunya masjid yang ada di kota tersebut dengan alasan tidak memiliki izin. Itu dilakukan setelah beberapa hari sejak dilakukan penutupan beberapa tempat shalat pada beberapa kota di negara Eropa dengan alasan yang sama.
Ada sekitar sepuluh orang di antara kaumMuslim, sedang di tangan masing-masing mereka terdapat sajadah untuk mendirikan shalat di pusat kota. Ini dilakukan oleh beberapa pemimpin kaum Muslim sebagai bentuk protes atas ditutupnya masjid mereka di kota “Salim”.
Imam Syaikh Badar Zena salah satu peserta yang ikut dalam melakukan protes tersebut berkata: “Semua kita ingin melakukannya karena ini adalah untuk menyembah Allah. Dan kami di sini tidak untuk unjuk rasa, atau melakukan ancaman kekerasan. Namun ini merupakan ekspresi tentang hak dasar dari setiap manusia, yaitu berkumpul untuk mendirikan shalat”, seperti yang dikutip oleh surat kabar “Times of Malta”.
Surat kabar tersebut menyatakan bahwa sekitar lima puluh umat Islam di kota “Salim”, mereka berkumpul di kota pada hari Jumat untuk menuntut dibukanya kembali salah satu rumah mereka yang selama ini digunakan untuk tempat shalat, setelah pemerintah melalui Pejabat Perencanaan dan Penataan Lingkungan di Malta menutupnya dengan alasan tidak memiliki izin.
Wartawan surat kabar tersebut bertanya pada Syaikh Zena: “Sejak kapan untuk mendirikan shalat itu harus ada izin? Dengan begitu apakah bisa kalian untuk mendirikan shalat di tempat ini jika tidak ada perlindungan polisi?”
Syaikh Zena menjelaskan bahwa pihak berwenang telah menutup apartemen beberapa hari lalu di kota Bojiba, yang sebagian sudutnya digunakan untuk tempat shalat. Dia berkata: “Saya tidak pernah melihat penutupan tempat ibadah untuk kelompok minoritas yang lain, selain minoritas Muslim”.
Memang tidak ada statistik resmi mengenai jumlah umat Islam di Malta, negara kepulauan yang dihuni oleh 400 ribu jiwa ini. (mb/akhbaralaalam).

5 comments

  1. Si Pahit Lidah

    INI ADALAH FAKTA YANG SANGAT JELAS BETAPA KAUM KAPIR TIDAK AKAN MEMBIARKAN UMMAT ISLAM UNTUK MENYEMBAH ALLAH SWT. MASIHKAH FAKTA YANG JELAS DAN GAMBLANG INI TIDAK BISA MEMBUAT PARA PENGUASA NEGERI2 MUSLIM ITU MELOTOT? LIAT TUH LIAAAAATTT!!! KLO BELOM BISA NGELIAT JUGA BIAR GW SIRAM SPIRTUS MATANYA BIAR BUTA SEKALIAN

  2. Khalil Rusyd

    Salah satu bukti bentuk diskriminasi dalam negara yang katanya sekular. Padahal dalam Khilafah (negara yang nyata-nyata dibangun berdasarkan aqidah Islam), kebebasan beragama dan menjalankan ibadah bagi warga negara (walaupun non Islam) adalah DIJAMIN!

  3. Tunggu Apa lagi UMMAT ISLAM..
    Alasan apalagi Untuk Menunda…
    Segera Dirikan Negara Khilafah Islamiyah..
    Hanya itu yang bisa menyelematkan Ummat Muslim di Dunia..
    Ayo, Ayo , Ayo Bergegas…
    AllahuAkbar, AllahuAkbar, AllahuAkbar….

  4. Saya pernah kerja di salah satu perush Malta selama 6,5 thn dan baru pulang agustus th kemarin.Saya banyak bergaul dgn penduduk lokal.

    Selama saya di sana tdk ada yg namanya kota Salim, yg ada Sliema. Di sana ada masjid besar yg di dirikan pem.Libya, di sliema dkt hotel juga ada masjid kecil. Memang di sana aturan sangat di tegakkan tanpa kecuali. Apalagi yg tidak memiliki ijin, gerejapun akan di tutup.

  5. Sebagai tambahan komentar saya tadi, saya barusan kontak dgn temen saya bahwa masjid besar tsb masih terbuka seperti biasa, saya nggak tahu masjid yg mana yg di maksud.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*