Kemungkaran Marak Akibat Syariah Tidak Tegak

[Al-Islam 455] Akhir pekan lalu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengungkapkan keprihatinannya atas maraknya kejahatan dan kebejatan moral dewasa ini. Pernyataan keprihatinan itu dikemukakan kepada wartawan di Jakarta oleh KH Amidhan, salah satu ketua MUI, yang didampingi oleh ketua MUI lainnya, yakni KH Nazri Adlani dan KH Umar Shihab.

Menurut KH Umar Shihab, sejak tahun 2005 MUI mengusung tema Taghyîr al-Munkarât (Memberantas Kemungkaran). Menurut KH Nazri Adlani, setidaknya ada dua titik kelemahan yang menjadi penyebabnya. Pertama: Karena UU terhadap kejahatan tersebut hanya bersifat pembatasan semata. Menurut beliau, UU perjudian telah lama ada, namun perjudian dibolehkan jika ada ijin. Peredaran miras di tempat-tempat tertentu ternyata juga dibolehkan. RPH (Rumah Potong Hewan) babi mudah memperoleh ijin dan tidak direlokasi (dipindahkan) walau dekat dengan perkampungan masyarakat Muslim. UU produk halal juga sifatnya masih sukarela. Kedua: penegakkan hukum yang lemah oleh aparat. (Republika, 11/4/2009).

Kejahatan dalam Angka

Keprihatinan MUI sangat beralasan. Pasalnya, kejahatan telah lama menghiasi media cetak dan tv. Di televisi berita kriminal bahkan seolah menjadi ‘acara hiburan’. Sebagaimana acara-acara film/sinetron, berita-berita kriminal kini tidak saja menjadi tontonan, tetapi sekaligus menjadi ’tuntunan’. Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Bimo Nugroho pernah mengungkapkan, 30% kekerasan yang terjadi di masyarakat adalah akibat pemberitaan di tv. Namun, nomor satu penyumbang kekerasan di masyarakat justru acara-acara sinetron (Mediakonsumen.com, 5/12/2006).

Fakta juga berbicara jujur terkait dengan maraknya kemungkaran atau kejahatan ini:

1.    Pornoaksi/pornografi.

Pornoaksi sudah biasa disuguhkan ke hadapan masyarakat di televisi sebagai salah satu menu utama acara-acara hiburan, bahkan dalam tayangan-tayangan iklan. Adapun terkait pornografi, Indonesia sudah sejak beberapa waktu lalu dinilai sebagai ’surga pornografi’ kedua setelah Rusia. Di dunia cyber, menurut Sekjen Aliansi Selamatkan Anak Indonesia, Inke Maris, Indonesia menduduki peringkat ketiga pengakses internet dengan kata seks (Republika, 22/9/2008).

2.    Seks bebas.

Pornografi/pornoaksi tentu memicu kejahatan lain, utamanya seks bebas. Di Indonesia, seks bebas mencapai 22,6%. Ironisnya, sebagian besar dilakukan anak-anak remaja. Seks bebas tentu menaikkan angka kehamilan di luar nikah. Di Indonesia kehamilan remaja di luar nikah karena diperkosa sebanyak 3,2%, karena sama-sama suka sebanyak 12,9% dan ‘tidak terduga’ sebanyak 45% (Indofamily.net, 1/8/2008).

3.    Aborsi.

Akibat langsung dari hamil di luar nikah di kalangan remaja adalah maraknya kejahatan aborsi (pengguguran kandungan). Saat ini di Jawa Barat saja, angka aborsi remaja mencapai 200 ribu kasus pertahun. Secara nasional, jumlah remaja yang melakukan praktik aborsi mencapai 700-800 ribu remaja dari total 2 juta kasus aborsi (Detik.com, 9/4/2009).

4.    Pelacuran.

Secara nasional, berdasarkan data ILO, pada 2002-2006 saja ditemukan sebanyak 165 ribu pelacur. Sekitar 30 persennya atau 49 ribu jiwa adalah anak di bawah usia 18 tahun (Tempointeraktif, 8/2/2007).

Seks bebas dan pelacuran tentu sangat dekat hubungannya dengan kasus HIV/AIDS. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) menyebutkan bahwa seks bebas kini menjadi penyebab utama (55%) dari HIV/AIDS, selain narkoba (42%). (Aids.indonesia.or.id, 5/5/2009).

5.    Penyalahgunaan narkoba.

Kasus penyalahgunaan narkoba juga tak kalah marak. Kasus ini juga banyak melanda kalangan pelajar. Menurut Mangku Pastika, berdasarkan survei BNN 2006, dari 19 juta siswa SMP dan SMA, yang terkena narkoba sebanyak 1,1 juta (Okezone.com, 14/2/2009).

6.    Korupsi.

Sejak tahun 2004, sebanyak 4.348 perkara korupsi telah disidik Kejaksaan, Kepolisian, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (Jurnalnasional.com, 9/12/2008).

Namun, menurut Direktur HAM Bappenas, Diani Sadiawati, hingga tahun 2006, dari jumlah kasus korupsi yang terjadi di Indonesia, baru satu persen yang berhasil diselesaikan oleh komisi pemberantasan korupsi (KPK). Menurutnya, saat ini di Indonesia masih terjadi kebocoran dana pembangunan 45-50 persen. Sebagian besar terkait dengan pengadaan barang dan jasa untuk pemerintah/negara. Padahal dalam APBN/APBD tahun 2007 saja dana untuk pengadaan barang/jasa Pemerintah itu sebesar Rp 230 triliun (Tempointeraktif, 6/12/2006).

Kemungkaran yang Lebih Besar

Selain beberapa contoh di atas, tentu masih banyak kemungkaran atau kejahatan lain seperti pencurian, perampokan, perjudian, penipuan, kekerasan terhadap anak, pembunuhan, tawuran antara kelompok masyarakat, dll.

Namun demikian, semua itu baru merupakan kemungkaran yang dilakukan oleh anggota masyarakat. Ada kemungkaran yang jauh lebih besar, yakni kemungkaran yang dilakukan oleh penguasa dan wakil rakyat. Contohnya adalah diberlakukannya sejumlah UU yang merugikan rakyat seperti UU Migas, UU Penanaman Modal dan UU Minerba. Ketiga UU ini berpotensi semakin melepaskan peran negara dalam penguasaannya atas sumber-sumber kekayaan milik rakyat. Bayangkan, saat ini saja, menurut seorang pengamat ekonomi, migas (minyak dan gas), misalnya, 90%-nya sudah berada dalam kekuasaan asing. Ada juga UU BHP. UU ini berpotensi semakin melepaskan peran dan tanggung jawab negara untuk menyelenggarakan pendidikan murah bagi rakyat. Akibatnya, jutaan anak terancam putus sekolah, tidak bisa sekolah ke tingkat SLTA, apalagi ke Perguruan Tinggi.

Faktor Penyebab

Mengapa semua ini terjadi? Penyebabnya, sebagaimana diungkap oleh KH Nazri Adlani di atas, paling tidak ada dua. Pertama: UU yang lemah. Dalam sistem sekular yang diterapkan oleh negara saat ini, lemahnya UU sebagai produk dari proses demokrasi di Parlemen adalah wajar. Pasalnya, sering UU tersebut merupakan hasil dari tawar-menawar dan kompromi akibat tarik-menarik berbagai kepentingan di kalangan para pembuat hukum (para anggota DPR); entah kepentingan para anggota DPR sendiri, kepentingan partai atau kepentingan pihak-pihak di luar mereka (seperti pengusaha/pemilik modal). Misal: UU Pornografi. Alih-alih ditujukan untuk mencegah dan memberantas pornografi, UU ini terkesan sekadar ’mengatur’ pornografi. Sejumlah pasal bahkan cenderung seperti ’melegalkan’ pornografi/pornoaksi, asal ’atas nama seni/budaya’. Akibatnya, banyak pelaku pornografi/pornoaksi (yang didukung oleh para pemilik modal) malah merasa lebih bebas karena mereka melakukan semua itu atas nama seni/budaya.

Kedua: lemahnya aparat penegak hukum. Misal: Penerapan UU anti korupsi pada pelaksanaannya sering ’tebang pilih’. Kasus-kasus korupsi yang banyak disidik selama ini hanyalah kasus-kasus biasa dan kecil. Itu pun para pelakunya banyak yang bebas setelah menjalani proses pengadilan. Sebaliknya, kasus-kasus besar yang menghabiskan uang negara puluhan triliun rupiah, seperti Kasus BLBI, sampai sekarang tak jelas juntrungnya.

Kedua faktor penyebab di atas sebetulnya hanya faktor sampingan. Penyebab utamanya tidak lain adalah sistem yang mungkar yang diterapkan di negeri ini. Sistem yang mungkar ini (baca: sistem sekular; sistem yang tidak menerapkan syariah Islam) hanya memproduksi hukum-hukum yang lemah dan tak berdaya dalam mencegah berbagai kemungkaran dan kejahatan. Sistem ini pun tidak mampu melahirkan para penguasa dan aparat penegak hukum yang bertakwa kepada Allah SWT. Akibatnya, banyak penguasa atau para aparat penegak hukum—yang seharusnya berfungsi sebagai pemberantas kemungkaran dan kejahatan—justru kemudian menjadi bagian dari orang-orang yang berbuat mungkar dan jahat. Penangkapan sejumlah wakil rakyat, jaksa, pejabat (gubernur, walikota, bupati), bahkan yang terbaru, Ketua KPK, hanyalah secuil contoh. Mereka terjerat baik oleh kasus korupsi, pembunuhan atau perselingkuhan.

Butuh Kekuasaan

Kemungkaran sistem tentu merupakan kemungkaran terbesar. Sebab, dalam sistem yang mungkar seperti saat ini, syariah Islam atau hukum-hukum Allah SWT dicampakkan. Manusia justru membuat hukum sendiri yang terlepas dari hukum-hukum Allah SWT. Padahal Allah SWT telah berfirman:

]إِنِ الْحُكْمُ إِلا لِلَّهِ[

Membuat hukum itu sesungguhnya hanyalah kewenangan Allah (QS al-An’am [6]: 57).

Karena itulah, sudah saatnya kaum Muslim, khususnya para ulama (terutama MUI), partai-partai Islam, ormas-ormas Islam, juga seluruh komponen umat Islam (dari tingkat penguasa sampai rakyat biasa) segera bahu-membahu menerapkan syariah Islam. Tidak selayaknya kaum Muslim menolak syariah Islam. Tidak sepantasnya partai-partai Islam tidak mau lagi menyuarakan syariah Islam, dengan alasan syariah Islam sudah ’tidak laku’. Pasalnya, penerapan syariah Islam bukan persoalan laku-tidak laku, tetapi karena ia merupakan kewajiban dari Allah SWT. Bahkan Allah telah dengan keras mengecam orang-orang yang enggan berhukum dengan hukum Allah sebagai orang kafir, zalim atau fasik (Lihat: QS al-Maidah: 44, 45 dan 47).

Tidak layak pula jika ada tokoh Islam yang memandang bahwa syariah Islam tidak perlu diterapkan secara formal oleh negara. Pasalnya, sudah terbukti, kemungkaran dan kejahatan semakin meningkat dari waktu ke waktu sebagai akibat tidak diterapkannya syraiah Islam secara formal oleh negara. Dalam hal ini, Allah SWT berfirman:

]وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا[ 

Katakanlah, "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara benar dan keluarkan pula aku secara keluar secara benar, serta berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.” (QS al-Isra’ [17]: 80).

Saat menafsirkan ayat ini, di dalam tafsirnya Ibn Katsir mengutip pernyataan Qatadah ra., bahwa Nabi saw. menyadari, beliau tidak memiliki kesanggupan untuk mengemban Islam kecuali dengan kekuasaan. Karena itulah, beliau memohon kepada Allah SWT kekuasaan yang bisa digunakan untuk ‘menolong’ (sulthân[an] nashîrâ) Kitabullah, menerapkan hukum-hukum-Nya dan menegakkan agama-Nya. Dikatakan pula, “Sesungguhnya Allah mencegah dengan kekuasaan (sulthân) apa saja yang tidak bisa dicegah dengan al-Quran.” Maknanya, Allah berkehendak dengan kekuasaan itu mencegah manusia dari perbuatan mungkar yang sering tidak bisa dicegah dengan al-Quran yang berisi ancaman yang keras.

Karena itu pula, Allah SWT telah mewajibkan kepada kaum Muslim agar mereka memiliki kekuasan (sulthân) untuk menerapkan Islam. Kekuasan itulah yang disebut dengan Khilafah. Hanya Khilafahlah yang bisa menerapkan syariah Islam. Hanya dengan kekuasaan Khilafah yang menerapkan syariah Islamlah taghyîr al-munkarât (memberantas kemungkaran) bisa secara sempurna dilakukan. Wallâhu a’lam []

KOMENTAR AL-ISLAM:

Nasionalis-Islam Terbaik (terkait capres/cawapres, red.) (Republika, 12/5/2009).

Yang terbaik adalah yang mau menerapkan syariah Islam secara total dalam negara.

17 comments

  1. rez al fatih

    telah nyata kerusakan di bumi akibat tangan-tangan manusia
    barang siapa yang berpaling dari peringatan ku, maka bagunya kehidupan yang sempit dan akan dikimpulkan diakherat dalam keadaan buta. naudzubila min dzalik.
    saatnya kita kembali pada syaroah islam. Allahuakbar

  2. Wahai kaum Muslim,

    Sadarlah! Telah begitu lama luka Anda bertambah busuk oleh suatu penyakit yang sebenarnya membuat kemuliaan Anda semakin hina. Ketahui pula! Kemiskinan dan beban hidup yang Anda rasakan saat ini, bukankah kian melangit? Maraknya pergaulan bebas, meningkatnya kriminalitas, privatisasi aset-aset negara yang tak terbendung, KKN yang membudaya, ketimpangan hukum, pemimpin tidak amanah, dll, sebenarnya semakin menggores luka yang selama ini menganga di tubuh Anda.

    Anda sekalian pun tahu, setelah didiagnosis, akar penyakitnya tiada lain adalah goyahnya kepercayaan pada pemikiran dan hukum-hukum Islam. Islam sebagai pandangan hidup yang sempurna, tetap saja Anda abaikan. Bahkan keraguan itu mencuat ketika ditanya: Siapa yang layak sebagai pembut hukum? Dan sistem apa yang terbaik dalam mengatur dinamika kehidupan mu’amalah Anda? Sedangkan obatnya juga telah nyata bagi Anda sekalian, yakni dengan menegakkan Khilafah Islam dengan pemikiran dan hukum-hukum Islam yang akan meretas seluruh problematika kehidupan yang ada.

    Wahai kaum muslim, sahutlah seruan ini! Berjuanglah untuk sembuh dari penyakit kronis yang menghantui Anda selama ini. Jangan berdiam diri atas kezholiman tidak diterapkannya syari’at Allah sebagai sistem hidup Anda di muka bumi.

    Telah tiba masanya bagi Anda tuk turut beraktivitas dengan kesadaran teguh dan keikhlasan yang penuh demi menegakkan kembali Daulah Khilafah Islamiyah. Tapakilah roda dakwah tersebut dengan cara menyebarluaskan pemikiran Islam dan berani berkorban memperjuangkannya. Dan semua ladang amal yang kita emban ini tiada lain adalah dalam rangka menegakkan Dien-Nya, tuk melanjutkan kembali kehidupan Islam yang penuh ampunan, berkah dan keridhoan Allah! Takbiir..!!! Allahu akbar!!!

  3. Subhanallah, luar biasa.
    Bahasan al Islam pekan ini harus disebarluaskan oleh seluruh syabab HTI dengan oplah yang berlipat ganda. Sukses untuk redaksi al Islam. sukses untuk para pejuang syariah dan khilafah.

  4. UU pro asing seperti UU Migas efeknya bakal jangka panjang. Mungkin sekarang tidak begitu kerasa, nanti bakal nyekik rakyat.

  5. Ahmad Bobby Yuskar

    Bismillaahirrahmaanirraahiem.
    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

    Cukup Tiga Solusi Sederhana, Insya Allah “negeri” ini akan “aman dan terkendali”, yaitu:
    (1) Buang ke tong sampah KUHP warisan Belanda ganti dengan AL-QURANUL-KARIM.
    (2) Buang ke comberan Pancasila dan UUD 45, setelah 63 th bukannya makin “PANCASILAIS” MALAH “JADI PEJABAT-PEJABAT “BENGIS-SADISTIS BIN IBLIS!!!” ganti dengan HADIT’S Rasulullah SAW.
    (3) Terapkan Hukum QISOS! (KALAU JANTAN HANTAM TUH IBLISRAEL N’ SETANMERIKA,…BERANINYA AMA MAHASISWA YG DEMO…PENGECUT Loooohhh!!!

  6. Biang keroknya iblis Liberalisme

  7. bagus artikelnya…mohpn ijin ngambil untuk disebarkan

  8. ayaa al waie

    semua telah jelas
    bahwa tidak diterapkannya syariah islam itulah yang meneybabkan segala fasad di muka bumi ini
    hanya aturan AllahLah yang mampu menjadi solusi
    hanya islam
    karena aturan islam pasti membawa kemaslahatan bagi manusia
    karenaaturan yang berasal dari pencipta, yang mengetahui hakekat manusia itu siapa
    oleh karena itu saudarake
    saatnyalah kita kembali kepada islam
    kita gunakan aturan islam yang telah terbukti hampir 14 abad mensejahterakan manusia
    aturan dari siapa lagi klo bukan dari ALLah
    masih maukah kita menggunakan aturan manusia dalam sistem kapitalisme ini?
    kapitalisme hanyalah tambal sulam, sudah tidak mampu lagi menjdi solusi
    gunakan aturan islam
    aturan dari Allah
    TAKBIR!!!

  9. wahai orang2 yang anti syariah, cobalah berpikir jernih dan carilah kebenaran yang hakiki; bukan kebenaran versi masing2. niscaya akan ketemu bahwa syariah satu2nya solusi masalah bangsa ini yang semakin ruwet ini.ALLAHU AKBAR!

  10. Subhanallah,…
    sebegitunya iblis sekular merongrong kita..
    sungguh saya sangat merindukan khilafah, semoga saya masih dapat merasakan keindahan khilafah nanti,… Amien..

  11. kakang zazat

    03 juni 2009
    Assalamu ‘alaikum ww.
    saudaraku seiman & seagama, satukan tekad – ucap dan lampah untuk tegaknya syariat islam.bukankah kita telah bersaksi?
    persaksian pertama dalam surat Al ‘Araaf : 172.kemudian persaksian kedua setelah aqil balig (shahadatein ).perhatikan surat 2 : 208,jangan setengah- setengah kalau jadi muslim.perhatian surat 9 : 33 dan 48 : 28 dan 61 : 9.Menangkan lah syariat Islam ini walaupun orang – orang kafir dan musyrik tdk suka.Telah jelas dalam Alqur’an dan ASsunnah,Para nabi dan rasul diutus untuk menegakkan din islam.tidak perlu takut kepada orang-orang kafir dan orang musyrik.Takutlah kepada ALLAH yg telah menciptakan kita. Dunia dan akhirat ini milik Allah. Ayo rapatkan barisan demi tegaknya din islam.
    Wassalam. ww.

  12. Bagaimana kalau kita perjuangkan kembali Piagam jakarta, demi kemenangan Islam di dunia!

  13. Untuk itu wahai kaum mu’minin mari kita da’wahkan Al-Islam ke tengah-tengah umat sehingga Islam menjadi solusi sehingga terwujud Islam sebagai rahmatan lil alamin

  14. assalamu’alaikum,,
    2 pertiga dunia telah kita kuasai, kita telah berkuasa, tapi kenapa pada akhir zaman ini kita menjadi diperbudak oleh orang-orang yang ingin menghancurkan islam,, sebetul nya pada akhir zaman ini lah kemenangan islam jaya, karena tidaka ada yang menghalang, kalau sekiranya kita lihat pada zaman dahulu islam ditegakkan dengan cucuran air mata dan darah tapi kenapa islam jaya saudaraku..??????????/
    jawaban nya hanya satu mereka KOMPAK dalam menegakan amar ma’ruf nahi mungkar, tapi sekarang boro-boro kompak, malahan banyak yang saling tuding menudingg iya tohhhhhhhhhhhhhhh……..

  15. harusnya indonesia juga di hidupkan syariah nya agar negri ini menjadi damai..karena kita nga ngerasa,, umat islam di indonesia di injak injak pula

  16. capeee dechhh….bangsa ini slalu dijejali kemungkaran n kekufuran,ayo boikot partai islam yg berkompromi dgn SYAITHON(sekuler)

  17. capeee dechhh….bangsa ini slalu dijejali kemungkaran n kekufuran,ayo boikot partai islam yg berkompromi dgn SYAITHON(sekuler………..)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*