Hizbut Tahrir Kecam Tudingan Mendagri Bangladesh
Dalam pernyataan persnya (18/03/2009), Koordinator Pimpinan dan Juru Bicara Hizbut Tahrir Bangladseh Mohiuddin Ahmed mengungkapkan keprihatinan yang mendalam terhadap berita sebagian surat kabar yang mengutip pernyataan Menteri Dalam Negeri yang mengatakan, “Pemerintah menilai Hizbut Tahrir sebagai organisasi teroris.”
Mohiuddin Ahmed mengatakan, seluruh masyarakat mengetahui Hizbut Tahrir adalah partai politik internasional non-kekerasan yang ideologinya adalah Islam.
Masyarakat juga ingat terhadap penjelasan pers yang dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir di Bangladesh pada 28 Februari lalu. Saat itu Hizbut Tahrir menyatakan peristiwa yang disebut pemberontakan pasukan penjaga perbatasan merupakan bagian dari rencana makar jangka panjang yang dilakukan oleh India dan antek-anteknya yang ada di pemerintahan dan di luar pemerintahan. Pemerintah telah menahan 31 orang anggota dan aktivis Hizb karena menyebarkan selebaran pernyataan pers itu. Di sisi lain pemerintah berupaya mengamankan India dan agen-agennya. []
Amerika Serikat dan Eropa Berselisih Di Seputar Masuknya Turki ke Uni Eropa
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, mendorong Uni Eropa untuk menerima Turki sebagai anggota tetap. Ia mengatakan bahwa hal itu akan memberikan sinyal positif bagi Dunia Islam. Akhir pekan lalu, di kota Praha sebelum kunjungannya ke Turki, Obama sempat mengatakan bahwa Barat harus berusaha untuk meningkatkan kerjasama dan memperkuat hubungan dengan negara-negara Muslim.
Namun, Presiden Prancis, Sarkozy, mengatakan bahwa hal itu dikembalikan kepada negara-negara anggota Uni Eropa untuk memutuskan masuknya Turki sebagai anggota tetap. Eropa marah terkait penolakan Turki terhadap mantan Presiden Denmark, Anders Fogh Rasmussen, yang membela negerinya pada saat melakukan pelecehan dan penghinaan terhadap Islam. Eropa menuduh Turki menggunakan isu sensitif ini dengan tujuan untuk mendapatkan posisi penting dalam NATO. []
Amerika Serikat Desak India Berperan Lebih Besar di Afganistan
Richard Holbrooke, Perwakilan Khusus Amerika Serikat untuk Afganistan dan Pakistan, memberitahukan kepada wartawan, pada hari Rabu lalu, “Untuk pertama kalinya setelah pemisahan India dan Pakistan, Amerika Serikat menghadapi ancaman, tantangan dan tugas yang sama.”
Ini merupakan kunjungan yang pertama sejak Presiden Obama berencana meningkatkan upaya-upaya dalam perang melawan Taliban di Afganistan, dan mendesak Pakistan untuk mengusir para ekstremis dari wilayahnya.
Richard berkata, “Kami sekarang menghadapi ancaman yang sama dan untuk itu kami harus bekerjasama.”
Ia juga berkata, “Kami mengerti bahwa itu sulit, namun kepentingan keamanan nasional dari tiga negara dan ini jelas dalam bahaya.”
Jelas, bahwa strategi Pakistan yang tunduk dan mengekor pada Amerika dalam memerangi apa yang disebut dengan perang melawan terorisme tidak hanya menjatuhkan kedaulatannya saja, tetapi negeri itu sekarang menghadapi kemungkinan kerjasama antara India dan Amerika Serikat untuk melawan Pakistan. []
Cendekiawan Liberal Inggris Dukung Imam Perempuan
Menurut koresponden keagamaan The Times, Rut Hill, dalam minggu ini terdapat bola salju bahwa seorang cendekiawan liberal asal Afrika Selatan, DR. Harji, mendukung hak perempuan untuk menjadi seorang imam. DR. Harji sekarang telah mengumpulkan dua juta pound untuk membangun masjid liberal yang pertama di kota Oxford, Inggris. Ia berharap nantinya yang menjadi imam di sana adalah seorang perempuan yang akan memimpin pelaksanaan shalat berjamaah yang dicampur antara laki-laki dan perempuan.
DR. Harji bukan kali ini saja membuat kontroversi. Sebelumnya ia juga pernah menulis pada kolom utama di sebuah surat kabar ketika ia meminta seorang cendekiawan perempuan sekaligus tokoh gerakan gender Amerika, Aminah Wadud, untuk menjadi imam shalat Jumat di Pusat Pendidikan Islam Oxford. Konon shalat Jumat itu diikuti tidak kurang dari tiga ratus umat Islam. []
Obama Tetap Perangi Islam
Obama meminta persetujuan Konggres untuk anggaran operasi militer di Pakistan dan Afganistan sebesar USD 83 Milyar. (TV Al-Jazeerah, 10/4/2009).
Obama ternyata tidak beda dengan George W Bush. Ucapan Obama tidak memusuhi Islam bertentangan dengan tindakannya. Jadi, ucapan itu merupakan bentuk penyesatan opini/politik.
Dalam kunjungan rahasia pertamanya ke Irak baru-baru ini, Obama malah memuji keberadaan tentara Irak di sana. Menurutnya, tentara AS telah menolong Irak untuk menjadi sebuah negara demokrasi yang mandiri. “Ini adalah prestasi yang luar biasa. Untuk itu, Anda berhak mendapatkan ucapan terimakasih dari rakyat Amerika Serikat,” tegasnya.
Obama juga mengucapkan terimakasih kepada Jenderal Odierno yang telah membantu memimpin operasi yang sangat efektif di Irak.
Obama mengabaikan fakta yang dicapai AS dan sekutunya di Irak, seperti pembunuhan ratusan ribu rakyat sipil Irak, jutaan rakyat Irak mengungsi, terjadinya perang sektarian yang belum pernah terjadi sebelumnya serta pembunuhan dan penyiksaan di Abu Ghraib. Obama juga mengintensifkan serangan brutal AS ke Afganistan dan Pakistan serta melanjutkan perang sembunyi-sembunyi AS terhadap Pakistan. Presiden AS boleh berganti, tetapi penjajahan kolonial Barat tetap tak berubah. [FW; dari berbagai sumber]