Pengantar:
Bulan lalu, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) me-launching “Manifesto Hizbut Tahrir” di Jakarta, yang kemudian serentak diikuti di berbagai kota di seluruh Indonesia. Sambutan antusias dari masyarakat luar biasa, termasuk para tokoh umat. Barangkali karena di tengah kebuntuan bangsa ini untuk mengatasi berbagai persoalan multidimensionalnya, ada semacam tawaran baru dari HTI yang—sebagaimana dinyatakan dalam manifesto tersebut—merupakan jalan baru untuk Indonesia yang lebih baik.
Pertanyaannya: Mengapa HTI merasa penting untuk me-launching manifestonya? Apa maksud dan tujuannya? Apa pula isinya? Bagaimana pula cara HTI merealisasikannya di tengah-tengah umat? Ustadz MR Kurnia memaparkan secara gamblang jawaban atas beberapa pertanyaan di atas melalui wawacara yang kami lakukan dengan beliau. Berikut petikannya.
Apa yang mendasari HTI meluncurkan manifesto itu?
Ini adalah sebagai salah satu wujud kecintaan dan tanggung jawab HTI terhadap kaum Muslim, khususnya yang ada di Indonesia. Kita melihat Indonesia negeri yang besar, kalau petanya ditumpangtindihkan pada peta dunia panjangnya membentang mulai dari Inggris hingga Laut Kaspia. Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2008 menggambarkan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 225 juta jiwa, suatu potensi sumberdaya manusia (SDM) yang luar biasa. Kekayaan alam demikian melimpah, dengan 60 cekungan minyak dan gas bumi (basin) yang 38 di antaranya telah dieksplorasi. Potensi kelautan dan perikanannya sangat menjanjikan, yakni mencapai 6,4 juta ton setiap tahunnya. Potensi sumberdaya kelautan yang besar itu kini baru dimanfaatkan 5,1 juta ton pertahun. Hutannya pun membentang laksana zamrud khatulistiwa.
Pendek kata, Indonesia demikian kaya-raya. Namun, semua itu tidak mampu menjadikan rakyatnya hidup dalam kebaikan. Sebaliknya, rakyat hidup dalam penderitaan, kemiskinan, kebodohan, kezaliman, dan ketidakadilan. Sebanyak 84% produksi migas yang dimiliki Indonesia kini dikuasai asing. Sisanya, yang kebanyakan adalah sumur tua, dikelola PT Pertamina. Sebanyak 329 blok migas ada di tangan asing (Walhi, 2008). Pada tahun 2008, menurut Pemerintah ada 34,96 juta jiwa (15,42%), sementara menurut Tim P2E-LIPI (2008) ada 41,7 juta jiwa (21,9%), yang berada pada garis kemiskinan Rp 195 ribu perbulan. Terdapat 9,4 juta orang pengangguran (8,5%); 4,5 juta orang di antaranya adalah lulusan SMA, SMK, program diploma dan universitas. Anak putus sekolah 20 juta jiwa (ANTV, 2 Mei 2009). Bahkan hasil penelitian Komnas Perlindungan Anak Indonesia menunjukkan 62,7% remaja usia 13-18 tahun mengaku pernah berzina. Selain itu, negeri Muslim terbesar ini dijerat hutang sampai Rp. 1.6667 Triliun per Januari 2009.
Mengapa ini terjadi? Sebab, jalan yang ditempuh Indonesia salah. Pada masa Orde Lama lebih cenderung ke sosialisme/komunisme yang ternyata gagal. Pada masa Orde Baru hingga sekarang diterapkan sekularisme kapitalisme yang ternyata hanyalah menimbulkan fasad, bukan rahmat. Karenanya, Indonesia butuh jalan baru. HTI menuangkan ringkasan jalan baru itu dalam manifesto ini. Inti jalan baru itu adalah syariah Islam dan penyatuan umat ke dalam Khilafah.
Apa maksud HTI menawarkan jalan baru tersebut?
Tentu untuk menyelamatkan Indonesia dan dunia dari keterpurukan serta menjadikannya lebih baik. Harapannya, manifesto HTI sebagai jalan baru ini dikaji dan dipahami lalu diperjuangkan bersama. HTI juga menyerukan kepada kaum Muslim bahwa Allah Swt. telah memberikan jalan hidup dan kehidupan di dalam al-Quran dan as-Sunnah yang telah dipraktikkan oleh Rasulullah saw. dan para khalifah sesudahnya. Melalui Manifesto ini kita menyeru umat Islam untuk berjuang bersama dalam upaya penegakan kembali Khilafah. Selain itu, kita pun menyeru semua pihak yang memiliki kekuatan untuk memberikan nushrah (dukungan)-nya kepada Hizbut Tahrir agar Khilafah bisa segera tegak kembali.
Mengapa mesti ada jalan baru?
Seperti telah saya katakan, jalan lama yang diterapkan adalah sekularisme. Sistem sekular yang sekarang diterapkan di Indonesia, juga di negeri-negeri Muslim lainnya, tidak akan pernah dapat menghasilkan kebaikan dan kemajuan karena sistem tersebut merupakan sistem yang rusak dan bertentangan dengan akidah Islam. Sistem ini telah nyata menjauhkan umat Islam dari harta miliknya yang paling berharga, yaitu kecintaan kepada agama Allah Swt. Karenanya, di situlah pentingnya ada jalan baru yang sejalan dengan akidah umat.
Lalu apa keunggulan jalan baru yang ditawarkan HTI?
Pertama: gagasan syariah dan khilafah lahir dari akidah Islam dan digali dari sumber-sumber hukum Islam. Sistem yang lahirnya akan membentuk sinergi yang produktif antara sistem dan umat sehingga akan terjadi dinamika luar biasa di tengah-tengah masyarakat. Rakyat meyakini sistem ini, menerapkannya, dan menjaganya. Sistem Islam bekerja mengatur masyarakat dengan sebaik-baiknya sehingga kerahmatan yang dijanjikan benar-benar dapat terwujud. Sistem ini menyatukan dunia dengan akhirat.
Kedua: jalan baru ini mencakup segala aspek kehidupan. Kita menawarkan sistem pemerintahan, sistem ekonomi, sistem peradilan, sistem pergaulan, media dan informasi, politik luar negeri, politik dalam negeri dan sistem pendidikan. Semuanya diambil dari ajaran Islam.
Ketiga: jalan ini merupakan solusi kongkret terhadap berbagai masalah yang dihadapi. Sistem khilafah ini bukan sistem diktator, bukan pula demokrasi. Khilafah akan mengakhiri penjajahan di negeri-negeri Muslim. Pertanggungjawaban maupun check and balances-nya demikian tegas. Prinsip ekonomi yang diterapkan adalah pemenuhan kebutuhan pokok seluruh rakyat, menghapuskan pajak yang zalim, menghapus hutang luar negeri, menghilangkan sumber inflasi; membangun industri, teknologi militer, dan pertanian dalam arti luas. Dalam hal peradilan, keputusannya tidak berbelit-belit sehingga keputusan pengadilan dimana saja bersifat mengikat, tidak ada perbedaan tingkat kekuatan derajat pengadilan negeri, pengadilan tinggi, banding, dll. Penguasa pun dapat diajukan ke pengadilan melalui Mahkamah Mazhalim. Pergaulan laki-laki dan perempuan diatur berdasarkan Islam sehingga pergaulan bebas, perzinaan, pornografi pornoaksi, dll ditiadakan sehingga terbentuk masyarakat yang bersih, tenteram dan nyaman. Di dalam negeri ditetapkan kebijakan kewarganegaraan tanpa diskriminasi, baik Muslim maupun non-Muslim; dibolehkan adanya perbedaan mazhab dan tidak ada pengistimewaan suatu mazhab tertentu; kriminalitas dihilangkan yang dalam sistem kapitalisme justru tumbuh subur dan dirangsang; negeri-negeri Muslim yang selama ini dipecah-belah disatukan.
Pendidikan ditujukan untuk membentuk kepribadian Islam dan penguasaan sains dan teknologi, membangkitkan kecerdasan dan memperbaiki perilaku. Semua ini tidak dimiliki oleh sistem sekularisme-kapitalisme.
Keempat: sistem yang ditawarkan ini telah terbukti berhasil diterapkan selama 13 abad lamanya. Bandingkan dengan sosialisme-komunisme yang usianya tidak sampai satu abad. Sistem kapitalisme pun sudah dalam keadaan mati suri dalam usianya kurang dari dua abad.
Apa strategi HTI dalam memasarkan tawaran baru itu?
Strateginya seperti yang ditempuh Nabi saw., yakni dengan menciptakan educated market, masyarakat yang paham akan Islam. Hal tersebut ditempuh dengan cara terus menggencarkan dakwah di tengah masyarakat.
Bagaimana cara HTI untuk mengedukasi masyarakat terkait dengan menifesto yang ditawarkan itu?
Pertama: kita melakukan kajian dan bedah manifesto di berbagai daerah. Pembedahnya berasal dari berbagai pakar baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, pendidikan, ekonomi, bahkan militer. Dengan cara seperti ini berbagai kalangan dapat memahami bahwa apa yang ditawarkan oleh HTI adalah solusi bagi krisis multidimensional yang saat ini sedang melanda.
Kedua: menyampaikan manifesto ke para tokoh, kiai, ulama, politisi, akademisi, dll. Hal ini penting dilakukan karena kewajiban untuk memperjuangkan Islam sebagai solusi merupakan kewajiban dari Allah Swt. atas semua orang.
Ketiga: manifesto disebarkan dalam bentuk tulisan seperti buku, web site, dll.
Keempat: terus melakukan pembinaan di tengah masyarakat seperti selama ini berjalan.
Apa saja kendala dan tantangan yang mungkin muncul dan bagaimana solusinya?
Ini adalah bagian dari dakwah. Karenanya, kendala dan tantangan yang muncul pun tidak akan berbeda dengan apa yang dihadapi aktivitas dakwah pada umumnya sebagaimana dialami Rasulullah saw. Kendala pertama yang mungkin dihadapi adalah mengakarnya paham pragmatisme di tengah masyarakat. Masyarakat juga ingin serba instan. Padahal perjuangan menerapkan Islam kâffah itu perlu waktu, kesabaran, dan keistiqamahan. Selain itu, Nabi saw. pernah menghadapi pembunuhan karakter dari kaum kafir Quraisy seperti disebut gila, tukang sihir yang dapat memecah-belah keluarga, dll. Kini, yang dihadapi berupa pembunuhan karakter dengan tuduhan ekstremis, fundamentalis, garis keras, membahayakan Indonesia, dsb. Jika Rasulullah saw. dikatakan merusak paham nenek moyang mereka, kini para pejuang yang hendak menegakkan Islam dituduh sebagai merusak kehidupan berbangsa. Mereka berupaya mengadu domba umat Islam dan organisasi Islam. Begitu seterusnya. Namun, pengala-man menunjukkan, dengan terus memberikan penjelasan dengan dakwah secara bijak dan tanpa kekerasan, orang yang sebelumnya tidak atau kurang paham menjadi paham. Apalagi dengan membongkar bahwa sikap-sikap permusuhan terhadap tegaknya syariah tersebut dimotori oleh kaum kafir imperialis yang tidak ingin negeri-negeri Muslim bangkit dan bersatu menjadi kekuatan dahsyat. Sebagai misal, apa yang ditulis kaum Liberal dalam buku Ilusi Negara Islam yang penuh fitnah dan kebohongan itu persis seperti apa yang direkomendasikan Zeno Barran dan Nixon Center.
Sejauh mana peluang Manifesto HTI itu akan sukses diterima oleh masyarakat?
Penerimaan gagasan apapun bergantung pada dua pihak, yaitu masyarakat itu sendiri dan proses sosialisasi yang dilakukan oleh para pengemban dakwah. Semakin paham masyarakat akan kebobrokan sistem sekular, dipadu dengan semakin gencarnya sosialisasi, maka kesadaran masyarakat akan urgennya syariah Islam dan Khilafah juga semakin cepat. Konsekuensinya, peluang menjadi besar. Apalagi realitas menunjukkan, masyarakat semakin muak dengan sistem sekular kapitalis yang kian terbukti kebobrokannya. Semakin besar minat umat untuk menerapkan Islam secara keseluruhan. Belum lagi bila dilihat dari kacamata keimanan. Allah Swt. berjanji bahwa masa depan adalah milik Islam.
Sejauh ini apa saja tanda-tanda kesuksesan itu?
Di antaranya, secara internal HTI semakin hari semakin membesar. Dulu pada awal aktivitasnya hanya berpusat di Jakarta dan sekitarnya. Kemudian kini sudah berkembang di lebih dari 30 provinsi, lebih dari 300 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. Media kita juga sering mendapatkan respon, misalnya saja Buletin Al-Islam. Pada awalnya kan hanya 500 lembar. Sekarang sudah 1,3 juta lembar. Ingat, Al-Islam ini tidak dibagikan secara gratis, tetapi dibeli oleh masjid-masjid atau donatur yang ingin menyebarkan Al-Islam di masjid yang mereka inginkan. Nah, tidak mungkin sampai sebanyak ini kalau tidak ada respon dari masyarakat. Ini juga menunjukan bahwa apa yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir itu semakin berkembang. Seruannya pun, termasuk jalan baru yang ditawarkan, makin diterima. Hal ini senada dengan hasil beberapa penelitian seperti Muhammad Nawab Muhammad Omar, peneliti dari Singapura.
Selain itu, kini makin banyak pihak yang menyerukan syariah dan khilafah karena sadar bahwa itu adalah ajaran al-Quran dan as-Sunnah. Pengalaman saya pribadi dalam berbagai interaksi, saat ini semakin banyak tokoh dan praktisi politik yang makin tertarik dengan sistem Khilafah. Para kiai dan ulama semakin banyak yang tersadarkan bahwa syariah dan khilafah bertebaran di dalam kitab-kitab para ulama mu’tabar. Insya Allah, masa depan milik Islam. []
InsyaAllah,the future is come
Islam is the best
religious proselytizing must then walk to greet the straighten of be shelter khilafah
Allahu Akbar