Ada sebuah pertanyaan yang sungguh telah lama menjadi pembicaraan banyak orang: mengapa kaum Muslim mengalami kemunduran?
Siapapun yang mengamati keberadaan Dunia Islam pada abad XX pasti akan sampai pada sebuah kesimpulan, bahwa kaum Muslim mengalami kemunduran akibat ketidakpedulian mereka terhadap agama mereka. Sebab, mereka telah meninggalkan nilai-nilai dan dasar-dasar Islam. Mereka cenderung pada kehidupan yang serba materialistik, serba wah dan bergelimang kenikmatan. Hal itu merupakan kehidupan yang menipu. Akibatnya, mereka hidup dalam keterasingan, kerendahan, saling berebut, lebih mencintai diri sendiri dan tidak pernah memikirkan saudara-saudara mereka, kaum Muslim yang lain. Mereka telah menyembah harta, kedudukan dan kekuasaan.
Mengembalikan Keagungan Umat
Selamanya kita tidak akan dapat mengembalikan keagungan dan kemuliaan agung yang dulu pernah kita gapai, kecuali jika kita benar-benar beriman kepada Allah SWT. Kalimat kita bersatu. Hati kita saling bertaut. Setiap Muslim mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri. Semua itu disertai dengan memperjuangkan apa yang diserukan oleh Rabb kita, yaitu menerapkan syariah dan sistem Islam yang terwujud melalui Daulah Khilafah. Inilah satu-satunya sistem kehidupan yang tiada duanya. Di dalamnya seluruh manusia dengan berbagai ras dan bangsa berada dalam derajat yang sama (QS al-Hujurat: 13).
Ini sebagaimana perintah Islam agar selalu melindungi manusia; akal, perilaku dan perasaanya; sebagaimana Islam selalu menganjurkan untuk bersikap seimbang antara kebutuhan dunia dan akhirat (QS al-Qashash: 77)
Tidak diragukan lagi, bahwa persatuan umat adalah sebuah keniscayaan agar kita mampu mengembalikan keagungan dan kekuatan kita yang telah lalu. Pada saat itulah kaum kafir manapun tidak akan sanggup menghadapi umat Islam yang benar-benar beriman kepada Allah, yang jumlahnya membentang mulai Ghana hingga Farghana, dari daratan hingga samudera. Tidak ada satu pun kekuatan di dunia ini yang mampu melemahkan, mengontrol atau menguasai umat ini. Syaratnya, mereka lebih banyak berpikir tentang kematian daripada kehidupan.
»اِحْرِصْ عَلَى الْمَوْتِ تُوْهَبُ لَكَ الْحَيَاةُ«
Cintailah kematian, niscaya kamu akan diberi kehidupan.
Untuk itu, kita harus benar-benar memikirkan dan merancang untuk mengembalikan keagungan yang dulu pernah kita miliki dengan cara menyebarkan kesadaran Islam di berbagai negeri kita. Kita harus menyadarkan umat atas hak-hak mereka yang telah dirampas oleh hukum-hukum positif. Selain itu, kita harus menyadarkan umat bahwa ini tidak akan terjadi, kecuali kalau mereka hidup di bawah naungan Negara Khilafah.
Benar, Khilafahlah satu-satunya kemuliaan dan kekuatan. Khilafahlah yang akan menjaga agama dan dunia. Khilafahlah yang akan memberikan segala keputusan. Hanya dengan Khilafah hukum-hukum had akan ditegakkan. Hanya dengan Khilafah negeri-negeri akan terbebaskan. Hanya dengan Khilafah kehormatan kita akan terangkat.
Musuh-musuh Islam sesungguhnya tidak akan pernah kasihan kepada kita. Mereka tidak pernah mengharapkan kebaikan untuk Islam dan umatnya. Agama kufur sejatinya hanya satu. Mereka semua telah melepaskan anak panahnya kepada kita dari busur yang sama. Bukti-bukti akan hal itu sangatlah banyak. Di antaranya: Pertama, kaum Kafir akhir-akhir ini telah memposisikan kita dalam sangkar tuduhan dusta dan bohong terhadap agama dan Nabi kita yang mulia melalui mulut para orientalis, media massa serta lembaga-lembaga Barat; baik politik maupun keagamaan. Dengan penuh kebohongan, Islam dituduh sebagai agama yang keras, keji, ekstrem dan pembunuh. Selain itu ada tuduhan-tuduhan bohong dan predikat yang sangat memalukan yang diarahkan pada kaum Muslim, seperti tidak memiliki harga diri, oportunis, fundamentalis, teroris, gemar menzalimi dan beberapa tuduhan-tuduhan lain. Semua itu merupakan tuduhan yang dibuat-buat.
كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ إِنْ يَقُولُونَ إِلا كَذِبًا
Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta (QS al-Kahfi: 5).
Kekuatan imperialis dan para pengikut mereka terus berusaha menguasai negeri-negeri Islam dan kekayaan alamnya. Mereka menjadikan penduduk negeri-negeri itu menjadi banyak kelompok dan golongan. Akibatnya, kita menjadi seperti anak yatim yang mengerubuti meja makan kehinaan.
Kedua, Barat selalu memperlakukan Islam dan kaum Muslim dengan beribu-ribu standar. Sebaliknya, agama-agama dan keyakinan-keyakinan yang lain mereka perlakukan dengan standar yang sama.
Ketiga, setelah Sosialisme runtuh, Barat menjadikan Islam sebagai musuhnya, bahkan sebagai satu-satunya bahaya yang mengancam negeri dan kepentingan mereka. Karenanya, mereka kemudian merekayasa berbagai persoalan. Seuntai biji mereka jadikan sebuah kubah. Mereka tak hentinya menuntut dan merumuskan—atas nama demokrasi, kebebasan dan HAM—untuk mengenyahkan ide Khilafah Islam di berbagai negeri.
Keempat, kacaunya sikap Barat terkait dengan persoalan-persoalan politik di Palestina, Kashmir, Irak, Afganistan, Chechnya dan Darfur. Posisi mereka selalu berada pada pihak yang menganiaya, zalim dan diktator. Adapun pihak yang terzalimi harus dienyahkan dari muka bumi.
Kelima, dukungan Barat terhadap setiap penguasa yang zalim, diktator dan penjahat selama masih berjalan sesuai dengan kepentingan mereka. Penguasa diktator semacam ini selalu didukung dan didorong untuk berbuat zalim, merampok, dan menkorupsi kekayaan umat yang kemudian disimpan di bank-bank Barat.
Keenam, penggunaan Barat atas PBB sebagai mainan di tangan mereka dan sekaligus sebagai pedang yang terhunus yang siap memenggal leher kaum Muslim. Karenanya, mereka tak segan mengusir kaum Muslim di manapun berada, tanpa alasan yang jelas. Bahkan mereka tidak pernah mengakui hak-hak kaum Muslim serta tidak pernah memperlakukan mereka dengan seimbang dan adil.
Ketujuh, Barat sengaja menciptakan kekacauan dan peperangan lokal antarpenduduk satu negeri. Mereka juga memberikan otoritas kepada pemerintah atas rakyatnya dan menindas mereka dengan tangan besi. Akibatnya, jadilah mereka pasukan perang dan singa bagi bangsa mereka sendiri dengan penyerbuan dan penghancuran terhadap desa-desa dan kota. Itulah yang kini mereka lakukan di Pakistan di daerah Peshawar, Lembah Swat, Bonaire, Deir, Bajaur, Mahnamd, Khaibar dan Waziristan. Tentara Pakistan membantai anak bangsanya sendiri. Kini daerah itu telah menjadi area peperangan yang telah memakan korban orang-orang yang tak berdosa dari orang-orang tua dan anak-anak. Di sisi lain, pesawat-pesawat Amerika dan pasukan NATO yang berada di Afganistan siang dan malam tak henti-hentinya membantai penduduk Afganistan; membakar wilayah Afganistan dan membabi buta membombardir sisa-sisa korban dengan ribuan bom tanpa ada sedikit pun kekuatan dari Pakistan yang bergerak mencegahnya. Bahkan seluruh pemimpin politik tak mampu berkutik meskipun hanya sekadar mencela atau menyalahkan. Sungguh benar ungkapan seorang penyair mengenai perangai mereka:
Ia bak singa yang angker
tetapi saat perang telah tiba
ia menjadi seekor burung unta yang terikat
lari terbirit-birit karena takut suara burung kepodang.
Solusi Persoalan Kaum Muslim
Secara singkat telah saya sampaikan posisi Barat terhadap kaum Muslim serta perlakuannya terhadap mereka. Tampak sekali bahwa keadaan kaum Muslim hari ini telah sampai pada level yang paling rendah. Selanjutnya, izinkan saya untuk mengatakan bahwa seluruh pemerintahan di Dunia Islam tidak memiliki keputusan apapun. Bahkan, pemerintahan-pemerintahan itu telah dikendalikan oleh kedutaan-kedutaan Barat yang telah menjadi pusat pemerintahan negeri-negeri Islam.
Parlemen juga telah gagal dan tidak mampu memberikan solusi problem sekecil apapun yang dihadapi oleh kaum Muslim. Keadaan kita kini persis seperti apa yang digambarkan oleh seorang penyair:
Bagaimana harus ada perundingan, bagaimana kehinaan harus kita terima
Betapa jeleknya sifat diam, sementara para penguasa itu mampu untuk mengancam
Hak telah dirampas, kehormatan telah direnggut
Sementara reaksi paling besar hanya ingkar dan celaan
Khilafah yang bagaikan matahari itu bukan gurauan, bukan pula kedustaan
Hati ini selalu yakin, dan Allah adalah Zat Yang selalu ada
Tunggulah matahari Khilafah, wahai Gaza
Wahai Gaza, bersabarlah, sebab fajar akan segera terbit.
Solusi satu-satunya adalah hendaknya kita bersatu dan melepaskan diri dari subordinasi serta sifat mengantek kepada Barat, disertai dengan berjuang menegakkan Daulah Islam. Hendaknya, keyakinan kita kepada Allah sangatlah kuat. Hendaknya seluruh kekuatan yang kita miliki kita gunakan di jalan yang benar menuju penegakan Daulah Khilafah.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
Hai orang-orang Mukmin, jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian (QS Muhammad: 7).
وَلا تَهِنُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الأعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Janganlah kalian bersikap lemah, jangan (pula) kalian bersedih hati, Padahal kalianlah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kalian beriman (QS Ali Imran:139).
Ya Allah, sesungguhnya aku telah menyampaikan. Karena itu, saksikanlah. []
Ahmad Jan (Ketua dan Dosen Bidang Dakwah dan Tsaqafah Islam Universitas Islam Internasional Islamabad, Pakistan)