Bagaimana kondisi dakwah di negeri Syam saat ini?
Baik-baik saja. Akan tetapi, dakwah di sana memang menghadapi berbagai musibah yang berbeda-beda satu negara dengan negara yang lain. Misalnya, di Palestina, kemudian Libanon, lalu Yordania. Suriah adalah paling sulit bagi dakwah di negeri Syam secara keseluruhan. Perlakuan terhadap syabab di Suriah sangat keras. Banyak syabab ditangkap dan dipenjara untuk waktu yang sangat lama dan kecil harapannya keluar dari penjara. Misalnya, syabab yang bernama Shalih dari Palestina, ia masuk ke Suriah sekitar tahun enam puluhan abad lalu, kemudian ia tidak muncul hingga sekarang dan tidak diketahui keberadaannya. Ini hanyalah satu contoh. Ia telah hilang sejak lama. Keluarganya, anak-anaknya terus menanyakan dia. Ibu mereka pernah pergi ke Suriah dan bertanya-tanya dari satu penjara ke penjara yang lain. Ia telah berusaha menggunakan berbagai macam cara sekadar untuk memperoleh informasi keberadaannya, namun semuanya tidak membawa hasil. Suriah adalah negara yang sangat keras memerangi Hizbut Tahrir dalam menjalankan dakwah. Yordania juga terus mengawasi dakwah dan menangkap para syabab pengemban dakwah, tetapi lebih ringan dari Suriah. Artinya di Yordania masih bisa diketahui seseorang itu kapan ditangkap, karena apa dan dimana ia dipenjara. Bisa saya katakan bahwa Yordania jauh lebih kecil dari Suriah dari sisi penyiksaan dan penangkapan terhadap para pengemban dakwah. Namun demikian, Yordania tetap saja memerangi dakwah dan memenjarakan para syabab pengemban dakwah hanya karena menyebarkan leaflet.
Di Libanon Hizb bisa menyelenggarakan beberapa konferensi dan diskusi. Palestina adalah yang paling baik. Namun, penguasa Palestina yang berhubungan baik dengan institusi Yahudi aggressor (Fatah) pada akhir-akhir ini juga memerangi Hizb dan melarang konferensi yang akan diselenggarakan dalam rangka mengenang keruntuhan Khilafah. Penguasa menangkap lebih dari 400 syabab dalam waktu satu hari penuh. Kemudian mereka dilepaskan setelah penguasa merasa yakin telah menggagalkan konferensi itu. Salah seorang syabab dipukuli secara kejam yang menyebabkan luka parah di tubuhnya dan harus dirawat selama beberapa hari.
Ini dari sisi kondisi Hizb di Palestina. Akan tetapi, kondisi Hizb di Palestina bisa dikatakan yang paling baik dari seluruh negeri Syam. Khusus tentang kondisi Hizb di Gaza, bisa saya katakan bahwa otoritas Hamas di Gaza menangkap sekitar tujuh orang syabab pasca pendistribusian leaflet Hizb akhir-akhir ini berkaitan adanya indikasi Hamas menerima pendirian negara Palestina pada batas pencaplokan Yahudi pada tahun 1967. Hizb menilai hal itu berarti memberikan legalitas terhadap eksistensi Yahudi meski secara tidak langsung atau secara implisit. Karena itu, Hizb menasehati saudara-saudara kami di Hamas, tetapi mereka tidak memperhatikan nasehat ini. Mereka malah memperlakukan syabab secara represif dengan melakukan penangkapan, pemukulan dan penyiksaan dalam banyak kondisi. Inilah secara global kondisi dakwah, tingkat kesulitan dan penyiksaan yang diderita syabab kita.
Ada tantangan selain itu?
Masyarakat di dunia Arab berbeda dengan kondisi masyarakat di Dunia Islam lainnya. Masyarakat di Dunia Islam punya kesempatan mengekspresikan diri; mengungkapkan pendapat dan aspirasinya melalui konferensi, diskusi, aksi longmarch dan demonstrasi. Sebaliknya di dunia Arab masyarakat dipaksa dengan kekuatan senjata dan dihalangi melakukan aksi longmarch, misalnya. Di Palestina otoritas di sana melarang konferensi dan beberapa aktivitas Hizb yang mengingkari tindakan otoritas Palestina dan perundingan dengan Yahudi. Mereka membunuh salah seorang syabab, yaitu Hisyam Baradi karena ia keluar untuk ikut longmarch. Ia dibunuh sebelum bergabung dalam longmarch.
Yordania juga melarang aksi longmarch kecuali yang memang direkayasa oleh penguasa. Jika rakyat ingin melakukan aksi longmarch, sementara rezim tidak menghendakinya, maka aksi apapun itu akan dibungkam tanpa belas kasihan.
Di Suriah tidak mungkin dilakukan longmarch kecuali dengan isyarat dan arahan dari penguasa di sana. Di Libanon masih mungkin dilakukan aksi longmarch (demonstrasi).
Begitulah kondisi dakwah di negeri-negeri Syam.
Bagaimana menghadapi kondisi seperti itu?
Untuk menghadapinya, kita tidak boleh menyerah, tunduk dan putus asa. Kami memahamkan para syabab seluruhnya bahwa mereka tengah melaksanakan tugas para rasul dan para nabi terdahulu yang dilingkupi rahmat oleh Allah. Jika kita bertindak seperti tindakan kaum Muslim yang jujur, mukhlis dan mengimani Allah maka kekuatan yang ada di dunia—betapapun kuat, represif dan berat—tidak akan bisa memalingkan para pengemban dakwah dari misi mereka. Para pengemban dakwah mendapat beban dakwah dari Allah SWT sehingga tidak mungkin untuk mundur ke belakang. Sebaliknya, negara-negara itu mendapat tugas dari Amerika dan Barat sehingga mungkin untuk menarik diri darinya. Jelas, Allah SWT jauh lebih kuat daripada segala kekuatan di muka bumi. Allah SWT akan menolong Anda jika Anda bersabar di atas fitrah yang menjadi dasar penciptaan manusia.
Bagaimana sikap masyarakat sendiri terhadap dakwah?
Dakwah bukanlah ide yang asing bagi masyarakat. Mereka menerima Islam, Daulah Islam dan hukum-hukum Islam. Pada dasarnya masyarakat tidak menerima hukum selain Islam. Hanya saja, masyarakat di negeri Arab didominasi oleh urusan mereka sendiri. Mereka tidak berkorban untuk bergerak atau bertindak. Masyarakat terbagi dalam dua kelompok besar. Kelompok yang mencari sesuap kehidupan dan kelompok yang mau dan berupaya berkorban, tetapi mereka tidak memiliki tekad yang cukup. Jadi mereka harus kita pengaruhi. Jiwa mereka harus digerakkan hingga mereka melakukan aktvitas perubahan. Namun, secara umum tidak ada masalah untuk berkomunikasi dan menyerukan dakwah ke tengah-tengah masyarakat. Sebenarnya mereka sendiri telah meyakini Islam dan menerima ide-idenya, namun mereka takut terhadap berbagai konsekuensi yang bisa muncul. Sebaliknya, para pengemban dakwah tidak takut terhadap semua itu berkat pertolongan dari Allah SWT.
Bagaimana dengan dukungan dari ahlul-quwwah?
Ahlul-quwwah di negeri-negeri kaum Muslim banyak yang seperti para tukang sihirnya Fir’aun. Kondisi mereka yang paling baik adalah ketika ditunjukkan kepada mereka bukti-bukti pasti dan mukjizat Allah maka mereka bersujud dan beriman kepada Allah, lalu durhaka dan menentang Fir’aun. Mereka berkata kepada Fir’aun, “Putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja.” (QS Thaha [20]: 72).
Ahlul-quwwah di negeri-negeri kaum Muslim, khususnya Arab, diberi previlage khusus dan diberi gaji/imbalan yang tinggi. Mereka memahami, bahwa ketika mereka menjaga negara yang zalim itu sebenarnya mereka tengah menjaga kepentingan, pendapatan dan prestasi mereka sendiri. Akan tetapi, hal itu bukan berarti kita berpangku tangan saja. Kita yakin bahwa di antara mereka ada tokoh yang mudah-mudahan Allah akan membuka hatinya. Allah tentu berkuasa membukakan hati siapa saja yang Dia kehendaki. Kami senantiasa menyeru ahlul-quwwah agar mereka berdiri bersama Allah dan para pengemban dakwah; agar mereka memberikan nushrah mereka sehingga Allah akan memuliakan mereka pada Hari Kiamat kelak.
Bagaimana menghadapi kediktatoran penguasa?
Kediktatoran itu bagi orang-orang yang ideologis merupakan perkara yang mudah sebagaimana para rasul menghadapi Namrud, Fir’aun; juga sebagaimana Muhammad saw. menghadapi Abu Jahal, Abu Lahab, atau Mughirah. Mereka menghadapi rezim-rezim seperti itu dengan keteguhan di atas mabda’; juga dengan kekuatan tekad dan iman. Jika kita bersandar pada keimanan kita kepada Allah ‘Azza wa Jalla maka kita akan mampu menghadapi kediktatoran penguasa itu dengan kesabaran, keteguhan, kekuatan; tanpa mundur atau ragu. Kita juga akan sanggup menghadapi semua cara penyiksaan dan hukuman yang dikeluarkan oleh rezim-rezim itu. Akhirnya, kepasrahan kepada Allah Rabb semesta alam, bersandar kepada-Nya, meminta pertolongan dan bantuan-Nya sungguh cukup untuk mengalahkan pada diktator dan rezim-rezim yang ada dengan izin Allah SWT.
Apa pesan yang ingin disampaikan kepada kaum Muslim, khususnya para ulama di Indonesia?
Saya katakan kepada para ulama pada umumnya dan khususnya di Indonesia firman Allah SWT (yang artinya): Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang benar (QS at-Taubah [9]: 119).
Hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mencari posisi ash-shâdiqûn dan al-mukhlishûn sehingga Allah akan memuliakan mereka dengan pertolongan-Nya di dunia dan akhirat. Saya katakan, jika mereka mengelompokkan diri mereka sendiri bersama para penguasa yang zalim dan realita yang rusak, sesungguhnya mereka telah mengelompokkan diri ke dalam kelompok orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya. Mereka telah mengeluarkan diri dari predikat tinggi dan mulia yang diberikan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya yang benar dan mukhlis. Siapa saja yang ingin mendapatkan predikat mulia di dunia dan di akhirat harus berdiri di pihak umat dan berdiri di samping orang-orang yang berjuang dan mukhlis, bukan berdiri di samping penguasa yang akan lenyap kekayaannya dan akan hancur kekuasaan dan negaranya atas izin Allah SWT. Saya katakan kepada para ulama, jadilah Anda semua bersama Allah, bersama Khilafah. Jadilah Anda semua berdiri di samping orang-orang yang benar para aktivis yang mukhlis yang berjuang untuk kemuliaan Islam. []
Syaikh Yusuf Mukharza Abu Humam (Imam Masjid al-Quds, Wakil Ulama Syam):