Tak kalah menarik sekaligus mengharukan adalah kisah sejumlah ulama dari daerah Bandung dan Sumedang Jawa Barat. Misalnya kisah Ustad Drs. Anwar Mulyadi, peserta MUN dari Kp. Ciuwur-uwur Sukamukti Majalaya Kab. Bandung. Menurutnya, HTI adalah pemersatu semua kalangan. Ini semakin dikuatkan oleh peristiwa unik, yaitu beliau bertemu dengan kawan lamanya satu pesantren yang sudah 30 tahun tak bertemu. Karenanya, beliau optimis, HT sebagai parpol internasional mampu mempersatukan umat sedunia, dan beliau bangga bisa bergabung dan berjuang bersama dengan HTI.
Kesan yang tak jauh beda dirasakan Ustadz Hasan Sodiqin, Pengasuh (Kepala Aliyah) Ponpes Modern Matlaul Huda Kec. Baleendah Kab. Bandung. Beliau mengaku, baru pertama mendapatkan sajian yang luar biasa mengenai perjuangan penegakkan syariah yang begitu gamblang, sistematis dan sangat rasional. Padahal sebelumnya beliau sering diundang oleh harakah-harakah lain, tetapi tidak pernah mendapatkan pejelasan tentang penegakkan syariah sejelas yang digagas oleh HT. Sepulang acara beliau langsung meminta untuk bergabung dengan HTI, Insya Allah dalam waktu dekat beliau siap ngaji dengan HTI.
Peserta lainnya adalah Ustad Apif dari Majalaya Kab. Bandung. Beliau juga adalah salah seorang kepala penyiar di salah satu radio swasta. Sehari setelah MUN langsung menceritakan (on air) setiap kejadian di Jakarta, mulai kemegahan acara di istora, makanan yang melimpah sampai pidato perwakilan ulama LN, yang sebagian besar isinya tidak dimengerti (karena mayoritas berbahasa Arab dan Inggris, red.). Yang penting ketika ada teriakan takbir beliau ikut takbir. Di akhir ceritanya, beliau meyakini bahwa dunia hanya layak diatur oleh aturan yang datang dari Pencipta.
Ada pula KH KM. Odang, Ketua MUI Kec. Cangkuang Kab. Bandung, Pimpinan Ponpes Saepul Niayah. Beliau semangat sekali dalam memperjuangkan syariah dan Khilafah setelah mengikuti daurah ulama dan mengikuti beberapa kali halaqah umum. Sayangnya, pada detik-detik keberangkatan ke Jakarta, beliau mendapat halangan sehingga tidak jadi berangkat.
Peserta lainnya adalah Ustad Asep Wawan peserta dari Kp. Kubang Desa Mekarlaksana Kec. Ciparay Kab. Bandung (pengurus YPI). Ketika disampaikan tentang acara MUN, beliau langsung merespon dan mau ikut. Tentang infak tiket beliau mengatakan, ini belum seberapa pengorbanan. Bahkan jika ada ulama yang mau ikut namun tidak memiliki biaya, beliau akan berusaha untuk membiayainya.
Sikap serupa ditunjukkan juga oleh Ustad H. Sobari, dari Kp. Kukun Desa Cikoneng Kec. Ciparay Kab. Bandung (pengurus SI), yang menginfakkan senilai 2 tiket.
Yang tak kalah menarik adalah KH Dadan Tazul Arifin, Pimpinan Pesantren Miftahul Khoir, Dusun Pande Desa Buluh Kec.Ujungjaya Kab. Sumedang. Menjelang keberangkatan para ulama berkumpul di masjid agung Sumedang, beliau merasakan suasana yang sangat menakjubkan yaitu adanya silah ukhuwah yang hangat dan penuh semangat, mereka secara bergantian saling memberi tausiah. Pada saat acara di Istora beliau kagum dan bangga karena begitu banyak ulama nasional dan internasional yang memperjuangkan Daulah Khilafah. Beliau sendiri merasa terbangunkan dari tidur yang panjang, sadar begitu terlambat untuk berjuang. Pasca acara beliau berkomitmen untuk siap mengikuti halaqah murâkazah dan akan menziarahi ulama-ulama di Sumedang yang selama ini negatif terhadap HTI.
Ada lagi kisah lain. Ustad Ujang Rohendi, peserta dari Desa Nangerang Kec. Jatinangor Kab. Sumedang, karena Bom Marriot II, beliau khawatir dengan acara MUN dan ragu menghadirinya. Malam H-1 beliau istikharah meminta petunjuk kepada Allah. Ba’da Isya beliau didatangi oleh Ustadz yang lain masih dari desa yang sama, dan menanyakan: apakah jadi ikut ke MUN? Beliau menegaskan bahwa kita harus ikut, karena setelah istikharah ternyata tidak ada halangan/gangguan, berarti acara MUN penuh dengan kebaikan.
Terakhir adalah Ustad Abdul Qudus dari Dusun Sindangsari Desa Sukasari Kec. Jatinangor Kab. Sumedang. Beliau sudah berbulan-bulan sakit, tetapi memaksakan diri ikut MUN. Sepanjang acara, beliau tampak sangat bersemangat sekali ketika takbir sembari meneriakkan: Khilafah! Khilafah! [Dadan Hamdani]
Subhanallah …Alhamdulillah …
semoga Ulama2 menjadi GARDa perjuangan Syariah dan KHILAFAH …
Barokallahu Fi a’,alikum… kisah yg mengahrukan dan menyemangtkan perjuangan Ini ..