Bisa Anda gambarkan kondisi dakwah saat ini di Inggris?
Apa yang terjadi saat ini memang sulit; persis seperti yang digambarkan di dalam hadis Rasul saw.:
«يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ»
Akan datang satu masa kepada umatku saat orang yang bersabar di atas agamanya laksana orang yang memegang bara api (HR at-Tirmidzi dan Ibn Adi).
Fakta yang sudah dan sedang kita lihat bahwa ideologi Barat Kapitalisme mengalami kesulitan dalam memerangi pemikiran Islam. Kita menyerukan pemikiran Islam dengan ajakan dan debat. Namun, mereka berupaya memerangi pemikiran Islam dengan meloloskan hukum dan undang-undang di Perlemen yang menghalangi khutbah dan pembicaraan. Inilah yang sedang kita saksikan hari ini. Namun, kita tetap menjalankan aktivitas seperti biasa, karena kita tahu bahwa kita memiliki kewajiban yang dikalungkan di leher setiap kita.
«وَمَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِي عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً»
Siapa saja yang mati, sementara di pundaknya tidak ada baiat, maka ia laksana mati Jahiliah (HR Muslim).
Anda katakan tadi bahwa dakwah di sana banyak mendapat kesulitan. Saya pikir kesulitan itu bisa saja datang dari Muslim maupun non-Muslim?
Penting untuk kita ingat bahwa kadang kala kita tidak perlu membicarakan tentang Muslim dalam masalah ini karena seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya.
Memang ada beberapa hambatan yang datang dari non-Muslim. Yang harus dilakukan oleh Muslim di Inggris adalah kita perlu berinteraksi dan mendiskusikan aktivitas kita dengan non-Muslim. Kita berinteraksi bukan dengan cara defensif karena mereka menyerang kerudung, cadar, burqa dan semua nilai-nilai Islam. Jadi, saatnya ofensif telah tiba; kita tidak hanya membela Islam saja, tetapi kita harus menyerang.
Bagaimana respon non-Muslim terhadap dakwah yang Anda serukan?
Kita harus banyak berdiskusi dengan mereka, terutama para intelektual. Dalam banyak kesempatan orang berkata, “Kami ingin tahu tentang Islam.”
Jika berdiskusi dengan non-Muslim, Anda jangan pernah berdiskusi tentang hukum. Anda harus mendiskusikan masalah akidah terlebih dulu. Jika berhasil membawanya kepada akidah yang benar barulah dilanjutkan mendiskusikan masalah hukum. Kesalahan yang biasa dilakukan orang, dia berdiskusi tentang hukum, kenapa kita melakukan ini dan itu; kenapa kita berpuasa Ramadhan; kenapa wanita mengenakan ini dan itu. Ini tidak benar.
Bagaimana respon orang-orang Inggris dan Eropa pada umumnya terhadap dakwah bagi tegaknya Khilafah?
Jika kita menengok beberapa tahun ke belakang, pada awal tahun sembilan puluhan, jika Anda berdiskusi dengan orang di Inggris maka akan Anda rasakan bahwa meyakinkan tentang Khilafah sangat berat. Ada sejumlah kesulitan karena itu berkaitan dengan konsep jalan hidup. Tahun 95-an masih begitu, tetapi orang mulai bertanya tentang Khilafah, bagaimana Anda mewujudkannya. Kita tetap mendakwahkan aspek pemikiran. Akhirnya, non-Muslim mulai bertanya bagaimana Anda memperlakukan kami di dalam Khilafah. Sampai di sini terlihat bahwa kita tidak mengajak orang kepada Hizbut Tahrir. Kita mengundang orang dalam rangka mendakwahkan Islam dengan membicarakan isu-isu vital. Apa yang bisa kita temukan sekarang.
Jika Anda melihat hasil kajian Universitas of Maryland, yang mereka keluarkan dua tahun lalu dan yang baru saja mereka keluarkan ternyata statistik menunjukkan bahwa Muslim menginginkan Khilafah. Ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Inggris sendiri yang menunjukkan bahwa orang menginginkan syariah. Inilah yang sedang berjalan di Inggris atau di Eropa pada umumnya. Di Eropa sekarang minimal terdapat dua puluh juta orang Muslim. Jumlah itu merupakan minoritas yang signifikan.
Lalu bagaimana respon dari orang-orang yang berpengaruh?
Kita berinteraksi dengan para intelektual, dengan orang-orang yang berpengaruh di masyarakat dari kalangan Muslim di seluruh Inggris. Satu hal yang sangat jelas, saat ini umat Islam di seluruh Dunia Islam menginginkan perubahan. Fokus kita bukan untuk menegakkan Khilafah di Inggris. Fokus kita adalah menegakkan Khilafah di negeri Muslim. Setelah dilakukan diskusi dengan para intelektual maka muncul banyak artikel yang positif, di samping artikel tentang Khilafah itu sendiri.
Bagaimana Anda bisa meyakinkan orang-orang di Barat bahwa Islam itu akan membawa rahmat bagi semua?
Ketika Rasulullah saw. datang ke Madinah di sana masih banyak non-Muslim. Jadi, kesalahpahaman non-Muslim adalah menganggap jika Islam datang mereka harus berganti keyakinan. Padahal Islam tidak pernah mengubah keyakinan seseorang dengan kekuatan, karena kita memiliki hukum-hukum tentang non-Muslim. Rasulullah saw. bersabda:
«مَنْ اَذَى ذِمِّيًا فَقَدْ اَذَانِيْ»
Siapa saja yang menyakiti kafir dzimmi berarti ia telah menyakiti aku.
Pada kenyataannya, kondisi non-Muslim di dalam Khilafah adalah kondisi terbaik bagi mereka. Di dalam Khilafah mereka akan terbebas dari tekanan pajak. Khilafah tidak menarik pajak dari non-Muslim sekaya apapun dia. Jadi, non-Muslim tidak perlu takut dengan sistem Islam. Ketakutan terhadap Islam sebenarnya merupakan ketakutan irasional yang dibuat oleh pemerintah mereka dan oleh media Barat. Karena itu, kami mengajak non-Muslim, mari berdiskusi dengan kami tentang itu. Kami mengundang mereka untuk melakukan diskusi intelektual dan beradab; bukan dengan beraktivitas di balik pintu dengan menetapkan hukum untuk meng-counter Islam. Hanya ideologi yang lemah saja yang memilih lari ke balik pintu dan tidak berani berhadapan secara intelektual dan beradab, lalu menetapkan hukum untuk melawan Islam.
Bagaimana Anda menanggapi isu terorisme?
Sebenarnya siapa yang lebih cocok dengan terminologi itu. Apa yang dimaksud radikal, ekstrem. Ketika orang memaksakan Kapitalisme kepada kita tanpa melihat apakah kita setuju atau tidak, mengapa itu tidak dikatakan ekstrem, padahal itu jelas ekstrem. Jadi, mari kita lihat masalahnya secara rasional. Ketika kita dikatakan radikal, apa yang dimaksud radikal itu. Mereka ingin agar kita mendiamkan situasi yang ada. Jika kita punya pemerintah yang rusak tidak berlaku layaknya pemerintah, tidak bertanggung jawab, mereka ingin agar kita tetap diam. Ketika kita melihat kakayaan telah dikelola secara keliru, mereka ingin agar kita diam saja. Inilah yang mereka inginkan. Jika kita berbicara tentang masalah itu maka kita disebut radikal. Jika kita berbicara lagi kita dituduh melawan sistem.
Jadi, dalam isu terorisme kita tidak boleh idiot. Saya benar-benar menasihati orang untuk tidak melakukan aktivitas teror karena bertentangan dengan Sunnah; ditolak oleh Allah dan Rasulullah karena menggunakan pesan yang tidak diterima oleh Islam.
Apa pesan dan harapan Anda kepada para ulama?
Rasulullah saw. memberikan perumpamaan:
«إِنَّ مَثَلَ الْعُلَمَاءِ فِى الأَرْضِ كَمَثَلِ النُّجُومِ فِى السَّمَاءِ يُهْتَدَى بِهَا فِى ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ فَإِذَا انْطَمَسَتِ النُّجُومُ أَوْشَكَ أَنْ تَضِلَّ الهُدَاةُ»
Perumpamaan ulama di muka bumi ini laksana bintang di langit; dijadikan petunjuk jalan di kegelapan daratan dan lautan. Jika bintang tenggelam orang yang berjalan hampir tersesat (HR Ahmad).
Ulama adalah pewaris para nabi. Mereka tidak mewarisi uang. Yang mereka warisi adalah ilmu. Nasihat saya, hendaknya mereka merujuk kepada para ulama dulu. Imam Abu Hanifah mengatakan, “Jika kalian melihat seorang alim di pintu penguasa maka ragukanlah agamanya; ragukanlah agamanya!”
Ulama adalah orang yang harus kita hormati. Mereka adalah pewaris nabi. Mereka harus menjaga kemuliaan, menjaga ‘izzah. Mereka harus ada di garis depan, bukan di samping.
Apa yang ingin Anda pesankan kepada kaum Muslim umumnya?
Surga itu memerlukan pengorbanan. Itu artinya setiap kita harus berjuang untuk mendapatkan kunci surga. Itulah yang harus kita lakukan. Tantangannya pasti ada. Nasihat saya kepada setiap orang bahwa Allah akan menguji kita:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedangkan mereka tidak diuji lagi? (QS al-‘Ankabut [29]: 2).
Perjuangan ini harus digerakkan oleh para ulama karena kita selama ini telah dikritik, apakah Anda ulama atau bukan. Namun, kita harus ingat sabda Rasul saw.:
«بَلِّغُوْا عَنِّيْ وَلَوْ آيَةً»
Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat (HR al-Bukari, at-Tirmidzi, Ahmad dan Ibn Hibban).
Hadis ini ditujukan tidak hanya kepada ulama, tetapi kepada setiap Muslim. []
Dr. Muhammad Salim (Wakil Cendekiawan Muslim Eropa):