Bagaimana kondisi dakwah di Yaman saat ini?
Kondisi Yaman, berkat karunia Allah, dalam kondisi baik. Kami memohon kepada Allah agar membantu para pengemban dakwah untuk mengemban pemikiran-pemikiran Islam. Banyak orang dari kaum Muslim memiliki pemahaman dan keimanan, memahami Islam sebagai sistem kehidupan. Islam di Yaman tidak berbeda dengan di negeri lainnya seperti Najad, Mesir, Suriah, dan lainnya. Kita menghadapi perang yang sama; perang melawan ide-ide sistem Kapitalisme yang ingin menjadikan Islam sebagai agama kependetaan (asketis), yang menjadikan Islam hanya bersifat individual saja; juga yang menjadikan Islam hanya sebagai warisan, bukan sebagai sistem kehidupan.
Apa tantangan dan hambatan dakwah di Yaman?
Hambatan dan tantangan yang dihadapi oleh saudara-saudara Anda di Yaman sama seperti yang ada di Mesir, Suriah, Najad dan seluruh neger-negeri Arab secara khusus. Kita katakan negeri Arab, yaitu Jazirah secara khusus, karena negeri Arab nanti akan menjadi tempat berdirinya Daulah Islamiyah, insya Allah. Wilayah Arab dengan izin Allah menjadi medan utama perjuangan penegakan Khilafah. Oleh karena itu, orang-orang Yahudi dan Nasrani dari segala penjuru dunia memahami bahwa perang terhadap Islam dan dakwahnya adalah penting, khususnya di negeri-negeri Arab dan di seluruh dunia. Akan tetapi, tantangan di negeri-negeri Arab, termasuk Yaman, lebih banyak.
Lalu bagaimana menyelesaikan tantangan itu?
Pertama: sesungguhnya kita harus mengimani secara tegas dan pasti bahwa Allah SWT selalu menemani dan menolong kita (Lihat: QS ar-Rum [30]: 47).
Kita harus meyakini bahwa apa yang kita baca di dalam al-Quran dan hadis-hadis sahih yang berasal dari Rasul merupakan janji dari Allah dan berita gembira dari Rasulullah saw. Jika seseorang merenungkan firman Allah tersebut maka akan jelas kepada siapa dan untuk apa hak mendapat pertolongan itu diberikan? Ini yang pertama.
Kedua: orang-orang yang memiliki pengetahuan dan juga seluruh kaum Muslim harus tampil menolong Allah dan Rasul-Nya dengan berjuang mewujudkan Islam di tengah pentas kehidupan; mewujudkan Islam yang telah dibawa oleh Muhammad saw., tetapi bukan Islam yang telah dipotong-potong, melainkan Islam yang menyeluruh yang tercermin dalam sistem-sistem pemerintahan, ekonomi, tata tergaulan, politik dalam dan luar negeri serta solusi-solusi atas semua perbuatan manusia dengan hukum-hukum syariah. Jadi, solusinya adalah keberanian dan tampil berjuang di atas dasar iman serta bersabar dalam menanggung ujian dan menghadapi masalah; dengan meneladani Rasulullah saw. (Lihat: QS al-Ahzab [33]: 21)
Bagaimana kondisi masyarakat di sana terhadap dakwah?
Kita tidak membicarakan kondisi masyarakat di Yaman saja, tetapi kondisi masyarakat di Dunia Islam. Seandainya bukan karena penolakan penguasa upahan dan media massa yang loyal kepada mereka, niscaya kembalinya Islam lebih dekat dari kedipan mata. Ini tentang Dunia Iislam. Adapun tentang masyarakat Yaman maka bisa saya katakan bahwa nafsiyah mereka masih islami. Akan tetapi, ke dalam pola pikir mereka masuk hal-hal yang bertentangan dengan nafsiyah mereka sehingga terdapat lubang atau penyimpangan. Perilaku partai-partai sekular dan pendidikan yang ditanamkan pada masyarakat yang berlandaskan pada manfaat, kepentingan dan ikatan materi mendatangkan keburukan. Keengganan dan pengingkaran orang-orang yang berilmu terhadap pelaksanaan kewajiban yang dibebankan kepada mereka menjadikan keburukan merasuki tubuh masyarakat di Yaman yang merupakan bagian dari umat Islam seluruhnya. Jadi, kondisi orang-orang Yaman tidak lebih baik daripada kaum Muslim lainnya. Kami memohon kepada Allah agar memberikan pertolongan kepada Islam dan kaum Muslim dalam waktu dekat ini. Amin.
Bagaimana dengan ahlul-quwwah di sana?
Ahlul-quwwah ada tiga macam: para pemimpin suku, pengusaha dan militer. Para pemimpin suku, pengusaha dan komandan-komandan militer semuanya adalah Muslim. Tentu perlu dilakukan kontak dakwah kepada mereka. Ini adalah tugas para da’i. Mereka harus bersabar terhadap apa yang menentangnya dan ujian-ujian yang telah ditetapkan oleh Allah hingga ia diberi ganjaran.
Para pemimpin suku mengetahui benar bahwa Islam di kita ini telah hilang, tidak eksis. Para komandan di tengah-tengah kami paham benar bahwa pemerintahan atau aktivitas berhukum dengan apa yang telah diturunkan oleh Allah gaib atau tidak ada. Para pengusaha di tengah-tengah kita juga yakin terhadap kebobrokan sistem ekonomi Kapitalisme dan kerusakan yang ditimbulkannya terhadap negeri.
Bagaimana kita harus menghadapi peperangan yang sedang terjadi?
Medan peperangan itu adalah perang pemikiran. Berbagai kajian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa Hizbut Tahrir tinggal menjadi satu-satunya petarung di medan pemikiran menghadapi Sosialisme-komunisme atau Kapitalisme, demokrasi dan Liberalisme. Perang kita adalah perang pemikiran. Ide harus dihadapi dengan argumentasi dan bukti. Kita tidak menghadapi ide dengan kebohongan, tetapi dengan kebenaran, kejujuran dan hukum-hukum Allah. Allah telah menugaskan setiap Muslim untuk mengatakan kebenaran dan berbuat sesuai dengannya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas semua itu. Itulah yang harus kita lakukan di dalam perang pemikiran.
Apa pesan yang ingin Anda sampaikan kepada para ulama?
Seruan saya kepada saudara-saudara saya para ulama di seluruh dunia, bertakwalah saudara di dalam Islam. Di dalam agama kita tidak ada yang namanya agamawan. Yang ada di kita adalah Muslim yang bertanggung jawab terhadap Islam, apalagi para ulama memiliki tanggung jawab yang jauh lebih besar. Kami mengatakan kepada siapa saja yang takut kesusahan di dunia: bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya masalah rezeki itu ada di tangan Allah. Kami katakan kepada siapa saja yang takut terhadap tindakan orang-orang zalim: ketahuilah bahwa masalah ajal/kematian itu ada ditangan Allah. Kami katakan kepada saudara-saudara kami yang takut: Padahal Allahlah yang berhak untuk kamu takuti jika kamu benar-benar orang yang beriman (QS at-Taubah [9]: 13).
Jadi, Allahlah yang berhak ditakuti. Karena itu, kita mengatakan yang haq. Perkataan yang haq tidak akan mengurangi apa-apa, juga tidak mendatangkan upah layaknya pekerjaan; melainkan akan mendatangkan pahala dan surga-Nya.
Saya katakan kepada saudara-saudara saya para ulama: sesungguhnya saudara bertanggung jawab mengangkat posisi umat; hendaklah saudara berjuang membangkitkan umat sehingga kembali mulia dan terhormat seperti pada masa Khulafaur-Rasyidin. Mereka yang menjawab, “Kami takut,” maka kami berkata sebagaimana sabda Rasul saw., “Cukuplah Allah sebagai penolong kami.” []
al-Alim asy-Syaikh Husein Abu Bilal (Perwakilan Ulama Yaman):