HTI

Cover (Al Waie)

Puasa dan Taqarrub ila Allah

Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Pembaca yang budiman, saat ini kita sudah berada dalam bulan suci nan mulia, bulan Ramadhan1430 H. Untuk ke sekian kalinya, Allah SWT memberikan anugerah dan kenikmatan luar biasa, yakni kesempatan untuk meraup keberkahan-Nya sebanyak-banyaknya pada bulan ini. Tentu, selayaknya dan sepatutnya kesempatan ini tidak boleh kita sia-siakan sedikitpun. Bulan ini mesti kita jadikan momen untuk semakin meningkatkan taqarrub kita kepada Allah SWT dalam makna yang seluas-luasnya. Kita tidak boleh lagi mempersempit makna taqarrub ini hanya sebatas dalam tataran ritual dan spiritual belaka. Upaya penyempitan makna taqarrub semacam ini, selain dosa, juga berdampak mengkerdilkan Islam, menjauhkan Islam dari makna yang sesungguhnya, serta menjadikan taqarrub kepada Allah bersifat semu dan temporer; hanya saat bulan Ramadhan atau momen-momen ibadah ritual atau spiritual belaka. Di luar itu, umat Islam justru jauh dari Allah SWT.

Karena itu, al-waie edisi kali ini sengaja ’mengupas tuntas’ pengertian, hakikat dan ruang lingkup taqarrub ilâ Allâh; tidak lain untuk mengembalikan umat ini pada taqarrub yang sebenarnya dan langgeng; bukan taqarrub yang semu dan bersifat temporer.

Tentu tidak bisa dipungkiri, betapa umat saat ini memandang taqarrub sebagai hal yang tidak ada kaitannya dengan politik, pemerintahan, ekonomi dll. Tentu benar jika semua itu terjadi di alam sekular seperti sekarang ini. Namun, pemahaman seperti ini amat keliru jika dikaitkan dengan aktivitas politik, pemerintahan, ekonomi dll berdasarkan syariah Islam. Sebab, semua perkara yang muaranya adalah melaksanakan hukum-hukum Allah SWT merupakan bentuk taqarrub yang amat agung; apalagi jika semua itu terkait dengan perkara-perkara yang status hukumnya adalah wajib; baik wajib ’ain maupun kifayah.

Kita semua berharap, pada bulan Ramadhan tahun ini kita benar-benar meraup keberkahan yang luas. Keberkahan yang luas ini hanya mungkin diperoleh jika syariah Islam tegak secara kâffah di tengah-tengah kita. Itulah harapan dan cita-cita kita, yang tentu harus kita perjuangkan bersama.

Itulah tema utama al-wa‘ie kali ini, di samping sejumlah tema penting lainnya yang layak untuk dibaca. Selamat membaca!

Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*