Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.
Pembaca yang budiman, selama puluhan tahun negeri ini membiayai dirinya dari pajak, selain dari utang luar negeri. Pajak bahkan akhir-akhir ini membiayai 75% APBN kita. Ini berarti, sebagian besar pembiayaan rutin maupun pembangunan negeri ini dibiayai langsung dari uang rakyat. Jika demikian, kemanakah hasil-hasil sumberdaya alam negeri ini selama ini? Siapa yang menikmatinya? Mengapa negeri yang terkenal kaya-raya dengan sumbedaya alam ini malah harus ’memalak’ rakyatnya sendiri lewat pajak demi memenuhi kebutuhan APBN setiap tahunnya?
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang selama ini tidak pernah dipertanyakan oleh rakyat sendiri. Kebanyakan mereka tidak sadar, bahkan tidak tahu, karena memang dibuat bodoh oleh penguasa dan para pejabat negeri ini terkait dengan persoalan yang sebenarnya. Rakyat tidak tahu bahwa 90% kekayaan minyak dan gas (migas) kita saat ini telah diberikan oleh penguasa negeri ini kepada pihak asing seperti Exxon, Shell, Mobil Oil, dll. Jutaan ton emas di Bumi Papua sejak tahun 60-an—bahkan hingga nanti 2020—juga dibiarkan oleh penguasa negeri ini untuk terus dinikmati oleh perusahaan asing, PT Freeport. Rakyat juga banyak yang ’buta’, bahwa selama puluhan tahun hutan negeri ini yang semula memiliki luas sekitar 160 juta hektar, kini tinggal 70 jutaan hektar. Artinya, sekitar 60%-nya hilang. Kemana? Tidak lain ditebangi oleh segelintir konglomerat, yang hasilnya tentu mereka nikmati sendiri. Negara hanya mendapatkan bagian yang sangat kecil plus pajak dari semua yang mereka nikmati itu.
Sadisnya, saat penguasa negeri ini begitu ’berbaik hati’ selama puluhan tahun dengan memberikan semua kekayaan alam negeri ini kepada pihak asing dan swasta, selama puluhan tahun itu pula mereka terus menindas rakyatnya sendiri. Subsidi untuk rakyat (BBM, listrik, pupuk dll), misalnya, setiap tahun malah terus dikurangi.
Negara macam apa ini? Haruskah negara kapitalis sekular semacam ini terus dipertahankan? Masih haruskah rakyat negeri ini tetap bersabar? Sampai kapan? Tentu tidak! Rakyat negeri ini harus melakukan perubahan. Tidak boleh diam saja! Karena itu, kami tak bosan-bosannya mengajak kepada bangsa ini yang mayoritas Muslim, untuk terus bersemangat dalam berjuang melakukan perubahan yang bersifat total; tentu bukan asal berubah, tetapi perubahan ke arah Islam; perubahan ke arah tegaknya syariah Islam dalam institusi Khilafah Islam.
Itulah di antara perkara penting yang dipaparkan dalam tema utama al-wa‘ie kali ini, selain sejumlah tema penting lainnya. Selamat membaca!
Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.
Kilhafah islam harus ditegakkan dbumi indonesia…Hnya dg syari’at islam problem indonesia bisa teratasi..
Assalamu’alaikum..
Kok kayaknya saya ndak menemukan Al-Wa’ie edisi Oktober yah??
Padahal ada tulisan yg bagus neh yg mo saya copy..
Jzk
Wassalam..
Khilafah menjadi wajib untuk kita tegakkan di negeri ini.
Negeri yang penduduknya mayoritas Muslim.
Jayalah KHILAFAH, Tegaklah ISLAM.
undang-undang kapitalis sosialis harus di hapuskan di muka bumi dan tegak kan undang-undang islam dan dirika khilafa di bumi ini
allohu akbar
Kalo langganan gimana caranya?…
say juga mau langganan ini majalah. coba kirim ke Email saya dong
emang tu edan banget pemerintah kita, bingung kali mereka ya mau dapat uang masuk dari mana lagi.
giliran kita orang yang punya z haruz dikejar – kejar pajak.
malah katanya kemiskinan menurun lha…….
tapi bener juga kemiskinan semakin menurun sampai kecucu n cicitnya, nah kalo it baru bener banget.
n habis itu banyak yang mati, jadi bangsa indonesia menjadi bangsa yang kaya karena yang miskin dah pade meninggal.
semoga Allah melaknat para penguasa yang dzalim.