Beberapa waktu lalu pemimpin dunia Barat berkumpul memperingati dengan rasa penuh kemenangan tumbangnya tembok Berlin 9 November 20 tahun lalu; sebuah perayaan atas kemenangan yang palsu. Tumbangnya tembok Berlin secara simbolik merupakan awal dari kehancuran Komunisme pada 1989. Perayaan utamanya diadakan di Gerbang Brandenburg, Berlin, Jerman. Bangunan itu merupakan simbol reunifikasi Jerman Barat dan Timur pada 1990. Aksi penggulingan domino raksasa akan digelar untuk menggambarkan bagaimana pemerintah komunis di Eropa Timur jatuh satu-persatu pada 1989.
Para kepala negara dan pemerintahan dari seluruh 27 negara anggota Uni Eropa, Presiden Rusia Dimitri Medvedev, Menlu AS Hillary Clinton menghadiri perayaan besar ini. Sebagai tuan rumah adalah Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Horst Kِhler.
Komunisme telah gagal sebagai sebuah ideologi dan sistem. Sistem ini juga dengan tegas ditolak oleh masyarakat. Peristiwa bersejarah ini dianggap sebagai simbol kemenangan Kapitalisme, kebebasan (freedom) dan demokrasi. Pemimpin Barat memanfaatkan even ini untuk memperpanjang masa penjualan ideologi Kapitalisme. Padahal ideologi ini tengah mengalami kemunduran dahsyat, seperti yang pernah dialami oleh Komunisme.
Kegagalan ekonomi kapitalis telah nyata di depan mata banyak orang dalam beberapa tahun terakhir dengan runtuhnya sistem keuangan Barat. Begitu besarnya bencana ini membuat pemerintah Barat berupaya mati-matian untuk mencegah efek domino kegagalan perbangkan mulai dari London, New York, Paris hingga Bonn. Mereka sangat khawatir akan munculnya kerusuhan sosial di jalanan ibukota negara-negara Barat.
Meskipun berupaya menghibur diri dengan menyatakan sudah ada tanda-tanda perbaikan, kenyataan menunjukkan angka pengangguran masih terus meningkat mencapai puluhan juta orang. Kepercayaan terhadap perbankan belum sepenuhnya pulih. Tingkat pengangguran AS melonjak menjadi 10,2 persen pada Oktober karena 190.000 orang kehilangan pekerjaan
Dua puluh tahun setelah ambruknya Tembok Berlin, sebuah jajak pendapat BBC menemukan meluasnya ketidakpuasan terhadap Kapitalisme pasar bebas. Dalam jajak pendapat global untuk BBC World Service, hanya 11% mereka yang ditanya di 27 negara mengatakan Kapitalisme berjalan baik. Sebagian besar regulasi dan reformasi sistem Kapitalisme diperlukan. Hampir seperempat, yakni 23% dari responden, merasa Kapitalisme ini memiliki cacat besar. Di Prancis 43% memandang seperti itu, sedangkan di Meksiko 38% dan 35% di Brasil. Di seluruh dunia terdapat dukungan sangat kuat untuk mendistribusikan kekayaan lebih merata.
Kapitalisme global sukses ‘memiskinkan’ manusia. Sedikitnya 200 juta anak di bawah usia lima tahun (balita) dunia ini harus hidup dalam kondisi gizi buruk. Data ini dirilis lembaga PBB yang mengurusi anak-anak dan pendidikan, UNICEF, menjelang pertemuan yang membahas kelaparan dunia November lalu. Direktur Jenderal FAO, Jacques Diouf, seperti dikutip AP, menyatakan sepertiga dari jumlah anak yang mengalami gizi buruk itu berakhir dengan kematian. Berdasarkan penghitungan Diouf, saat ini setiap enam detik terdapat satu balita di dunia yang meninggal karena gizi buruk dan kelaparan. Sebanyak 90 persen balita yang mengalami gizi buruk itu sekarang berada di Afrika dan Asia. Wilayah Asia yang menghadapi problem tersebut secara serius meliputi negara-negara Asia selatan seperti Nepal, India, Pakistan, Bangladesh, juga Afganistan. Di wilayah itu terdapat sedikitnya 83 juta balita gizi buruk.
Negara-negara kapitalis dengan telanjang di depan mata telah menunjukkan kebuasan militer mereka. Militer digunakan oleh para pemilik modal untuk menduduki, merampas kekayaan alam dunia lain serta membunuh hampir sejuta rakyat sipil di Afganistan, Irak, Sudan dan negeri-negeri Islam lainnya. Demokrasi dan HAM digunakan sebagai alat penjajahan negara-negara Barat.
Melengkapi kesuksesan politik luar negeri Barat adalah penyiksaan tahanan di Penjara Guantanamo, Abu Ghraib dan penjara-penjara rahasia atas nama perang melawan terorisme. Kerusakan peradaban kapitalis semakin tampak saat mereka mendukung mati-matian institusi zionis Yahudi yang secara sistematis membantai kaum Muslim, termasuk mendukung rezim-rezim brutal di negeri-negeri Islam yang bertindak represif membunuh rakyatnya sendiri.
Kapitalisme juga telah ‘sukses’ membangun masyarakat individualis dan materialis yang berakibat munculnya masyarakat kejam dan rakus. U.S. Department of Justice pada tahun 1994 melaporkan rata-rata seorang wanita diperkosa setiap 2 menit. Tanggal 7 Febuari 2008 Reuters melaporkan sebanyak satu dari empat wanita di AS pernah menjadi korban kekerasan fisik, baik oleh suami atau bekas suami mereka atau oleh teman lelaki atau bekas teman lelaki mereka. Berdasarkan kajian Center for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika terdapat 1.200 wanita terbunuh dan 2 juta menjadi korban kekerasan fisik setiap tahun di negara itu.
Yang menjadi pertanyaan bagi kita apakah kita akan terus berpegang pada ideologi Kapitalisme yang terbukti menyengsarakan ini? Jelas ini adalah sebuah kebodohan yang nyata. Padahal Allah SWT telah memberikan kepada kita sistem yang adil dan sempurna karena berasal dari Allah Yang Mahasempurna, yakni syariah Islam. Sungguh menyedihkan nasib umat Islam, di samping menderita akibat menerapkan kapitalisme, juga akan mendapat murka dari Allah SWT karena melalaikan kewajiban menegakkan syariah Islam.
Komunisme sudah runtuh, sementara anda-tanda kehancuran Kapitalisme sudah didepan mata. Tinggal satu lagi ideologi yang akan menyelamatkan dunia, yakni Islam. Kitalah yang harus memperjuangkan dan menyongsong kemenangan ini! [Farid Wadjdi]