Wanita adalah salah satu ciptaan Allah yang menjadi sorotan. Pesonanya pun tak pernah pudar atau berkurang Hanya saja, tentu pada zaman sekarang peranan wanita lebih bervariasi atau mungkin lebih dominan dalam pola kehidupan. Bahkan saat ini atas nama emansipasi, wanita tak sadar telah menjadi budak, yaitu budak sebuah sistem yang bernama Kapitalisme.
Emansipasi wanita, begitulah topeng perbudakan ala kapitalis ini mem-booming. Secara nyata wanita diperjualbelikan. Contoh, iklan mobil mewah tanpa wanita dianggap seperti sayur tanpa garam; tubuh mereka dipertunjukkan untuk menarik para konsumen. Belum lagi sumber tenaga kerja saat ini hampir 80%-nya adalah wanita. Kehadiran mereka di kegiatan pabrik, perlombaan karir dan pasaran kerja telah mengacaukan peran sesungguhnya mereka sebagai wanita. Lalu bagaimana wanita di mata Islam?
Seorang wanita boleh memasuki pintu surga melalui pintu surga mana saja yang disukainya cukup dengan empat syarat saja: shalat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya. Seorang lelaki perlu pergi berjihad fi sabilillah. Namun, wanita, jika taat kepada suaminya dan menunaikan tanggung jawabnya kepada Allah, akan turut menerima pahala seperti pahala orang pergi berperang fi sabilillah tanpa perlu mengangkat senjata. Masya Allah, demikian sayangnya Allah kepada wanita.
Negara Islam, yaitu Daulah Khilafah Rasyidah, melalui undang-undang Islam dan nilai-nilainya menawarkan kepada masyarakat sebuah penghormatan tinggi bagi perempuan. Bukan hanya itu, syariah Islam juga menawarkan terjalin kuatnya ikatan keluarga, memastikan hubungan yang sehat antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan publik sambil menjaga kehormatan keduanya. Karena itu, hanya dalam naungan Khilafah. perempuan dijaga dan dilindungi kehormatannya. Allahu akbar! [Anindy Ummu Daffa; Guru PAUD Al-Marwa, Tangerang Selatan]
Emansipasi dan perjuangan wanita Islam harus selaras dg nilai-nilai ajaran Islam, kalau tidak mereka akan terjerumus pada pemikiran liberal yg sangat hedonistik, hyper ego gender sehingga kehilangan orientasi dalam perjuangannya.