HTI

Opini (Al Waie)

Wanita: Mulia Hanya dengan Islam

Saat ini banyak wanita menjadi barang incaran empuk untuk diperdagangkan di pasar globalisasi ciptaan Kapitalisme. Tidak sedikit wanita dijadikan pajangan etalase di mal-mal, berlenggak-lenggok demi me-launching style pakaian terbaru bak kucing berjalan, menjadi buruh-buruh pabrik milik pemodal yang rakus akan bisnis. Bahkan tak sedikit wanita terjebak dalam profesi yang dulu dianggap sebagai sampah masyarakat alias pelacur. Sungguh naas nasib kaum wanita selama ini. Mereka dijadikan objek bulan-bulanan Kapitalisme yang berlindung di balik “globalisasi”, yang sesungguhnya terasa sangat dipaksakan kepada seluruh umat manusia di dunia. Dalam buku yang berjudul, Globalisasi, Skenario Mutakhir Kapitalisme, dijelaskan bahwa globalisasi merupakan corong masuknya doktrin neoliberalisme (penjajahan gaya baru) ala Barat dan menjadi alat Barat kapitalis untuk memupuk keuntungan dan self interest mereka.

Berbeda jalan ceritanya jika kaum wanita dibesarkan dan dididik dalam naungan Islam. Hal ini dibuktikan dengan besarnya bentuk penghargaan Islam kepada makhluk bernama wanita, mulai dari buaian ibu hingga akhir hayatnya. Ketika wanita lahir ke dunia sudah dijamin penghidupannya oleh kedua orangtua hingga ia memilih untuk melanjutkan hidup dengan pasangannya. Kemudian ketika sudah menikah, tanggung jawab menghidupi wanita berada di pundak suami hingga akhir kehidupan wanita. Sungguh betapa dimuliakan dan dimudahkan wanita oleh Islam.

Ironisnya, perlakuan wanita nan agung oleh Islam sekarang seolah sudah mulai menghilang bahkan sedikit demi sedikit musnah dilibas oleh Kapitalisme. Lihat saja bagaimana saat ini kaum wanita digiring massal untuk memasuki ranah publik yang sedikit banyak melalaikan orientasi utamanya di ranah domestik (rumah tangga). Para wanita, khususnya ibu-ibu, bekerja siang-malam atas tuntutan tren wanita karir (orientasi materi). Bahkan akhirnya ada guyonan, “bukan wanita karir, tapi wanita kurir”. Yang lebih fatal lagi adalah ketika para wanita harus banyak meluangkan waktu di sektor publik karena faktor ekonomi yang membelit (kemiskinan). Padahal hidup mereka seharusnya sudah dijamin oleh suami, keluarga besar, lingkungan hingga negara. Bukan justru negara yang menjual warga negara (wanita) keluar negeri melalui TKI ataupun TKW, kemudian secara terang-terangan menghina mereka dengan menyebut “pahlawan devisa negara”. Masih hangat di ingatan kita bagaimana saat ini institusi perlindungan terakhir wanita (keluarga) sudah mulai diobok-obok dengan adanya UU PKDRT, UU Kespro, Usulan Amandemen UU Perkawinan, dan lain-lain.

Baru saja kita melewati momen kaum remaja wanita Muslim bersuka cita menyambutnya sebagai hari kasih sayang, yaitu hari Valentine. Mereka secara halus telah dipaksa mengikuti tradisi yang sebenarnya tidak ada akar historisnya dalam Islam. Cokelat dan kondom menjadi barang musiman yang laris manis diborong waktu malam Hari H. Para remaja sekali lagi menjadi budak-budak tren global agar tidak dibilang “katrox” alias ketinggalan zaman. Pertanyaanya, siapa yang diuntungkan dari semua ini? Tentu saja para pemodal jahat yang orientasinya selalu pasar, uang dan modal. Inilah prinsip kapitalis, sang parasit kehidupan.

Melihat permasalahan di atas, tidak ada cara dan solusi yang lebih tepat untuk menyelamatkan kehormatan dan kemuliaan kaum wanita selain ideologi yang secara fitrah dimiliki oleh setiap manusia yang lahir ke dunia, yaitu ideologi Islam. Hanya Islamlah yang dapat memanjakan wanita, karena sesungguhnya wanita ingin dimanja dan dimengerti. Meskipun Islam telah ada di dada mereka, sayangnya Islam belum ada di negara mereka.

Oleh karena itu, mari kaum wanita di seluruh negeri, kita mengembalikan Islam pada tempat sesungguhnya. Ada di hati setiap umat dan tercermin dalam institusi negara. Yakinlah bahwa hanya Islam dan khilafah yang mampu menghargai eksistensi kalian sebagai wanita dan manusia. Wallâhu a’lam bi ash-shawâb. [Emma Lucya Fitriani; Ketua Divisi PSDM BASIC, Lembaga Pers Mahasiswa MIPA UNIBRAW, Malang.]

One comment

  1. dyah amir zainun

    Sungguh, Hanya islam yang memuliakan perempuan dan meninggikan derajat perempuan… Surga itu di bawah telapak kaki ibu!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*