HTI

Opini (Al Waie)

Hanya dengan Khilafah, Negara Bangkit

Peradaban Barat menyatakan bahwa dasar kebangkitan adalah kebebasan (liberalisme) dan pemisahan agama dari kehidupan (sekularisme).  Menurut mereka, dengan kebebasan yang ada pada setiap diri dan masyarakat, akan lahir inovasi, kreativitas dan daya pikir hingga melahirkan “kebangkitan”.  Berbeda halnya dengan peradaban Islam. Kaum Muslim bangkit ketika mengamalkan Islam secara kaffah, baik sebagai akidah maupun sebagai sistem kehidupan. Dengan kata lain, umat Islam bangkit dengan landasan Islam sebagai ideologi (mabda’). Sebaliknya, ketika umat Islam menerapkan sekularisme dan liberalisme, kemunduran pun mereka alami.

Pada hakikatnya manusia akan tetap dalam keterpurukan hingga syariah Islam kembali ditegakkan. Dalilnya adalah QS al-Baqarah ayat 143 (yang artinya): Demikian (pula) Kami telah menjadikan kalian (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kalian.

Karena itu, sebagai solusi menuju kebangkitan, harus dilakukan dua hal penting. Pertama,: melakukan perubahan secara aktif. Terkait Indonesia, umat Islam yang merupakan mayoritas di Indonesia sejatinya menjadi pelaku utama dalam membangkitkan Indonesia. Kedua: perubahan diawali dengan apa yang ada di dalam diri umat, yakni pemikiran, perasaan dan sistemnya. Sebab, masyarakat merupakan kumpulan individu yang di dalamnya terdapat pemikiran, perasaan dan sistem yang diterapkan atas suatu masyarakat (M. Husain Abdullah, Mafâhîm Islâmiyyah, hlm.112). Ketika pemikiran, perasaan dan sistemnya yang diemban dan diyakini oleh masyarakat itu tinggi, maka masyarakat itu akan bangkit. Sebaliknya, jika pemikiran, perasaan dan sistemnya yang diemban dan diyakini masyarakat itu rendah, mereka pun menjelma menjadi masyarakat yang rendah. Dengan demikian, kebangkitan itu identik dengan kemajuan dan ketinggian taraf pemikiran (al-irtifâ’ al-fikri).

Pemikiran yang tinggi, yang akan mewujudkan kebangkitan, tentu bukan sembarang pemikiran. Ia adalah pemikiran tentang pandangan hidup dan apa yang terkait dengannya. Sebab, kebangkitan yang sahih adalah kebangkitan yang didasarkan pada pemikiran yang sahih. Itulah kebangkitan yang didasarkan pada akidah Islam sebagai satu-satunya akidah yang sahih. Sebaliknya, kebangkitan yang salah adalah kebangkitan yang didasarkan pada akidah yang juga salah. Contohnya, kebangkitan Barat yang didasarkan pada Sekularisme, atau kebangkitan Sovyet dengan Komunismenya.

Sebab itu, untuk mewujudkan kebangkitan, metodenya adalah dengan membangun pemerintahan/negara berlandaskan pemikiran (fikrah) akidah Islam. Inilah satu-satunya cara untuk meraih kebangkitan.  Untuk menuju pada kebangkitan yang hakiki, negara ini harus mengadopsi sistem Khilafah, sebagai satu-satunya metode syar’i, yang akan menerapkan syariah Islam secara kaffah. Hanya dengan itulah, Indonesia akan menjadi bangkit dan menjadi lebih baik. Wallâhu a’lam bi ash-shawâb. [Akhiril Fajri; At-Tafkir Institute Lampung]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*