HTI

Dunia Islam (Al Waie)

Pergolakan Di Asia Tengah

Kerusuhan di Kirgyzstan

Dalam pergolakan di awal April kemarin di Kyrgizstan, Rusia diduga ada di belakang upaya penggulingan Presiden Bakiyev. Adanya reaksi berbeda yang dikeluarkan oleh Washington dan Moskow yang keduanya berusaha mempertahankan pangkalan militer di Kirgistan memperlihatkan besarnya konflik internasional dan perebutan pengaruh di Asia Tengah.

Reaksi ini memperlihatkan Rusia berada di belakang kudeta yang bertujuan menggulingkan Bakiyev karena kelambanan dan kegagalan untuk memenuhi janji-janjinya kepada Rusia untuk menghapus pangkalan militer AS dari Kirgistan selama penerimaan dukungan dan bantuan keuangan dari Rusia.

Sebaliknya, Washington sangat keberatan dengan kudeta yang bertujuan menggulingkan Bakiyev.

Kawasan Asia Tengah

Asia Tengah adalah wilayah Asia yang terbentang dari Laut Kaspia di barat sampai pusat Cina di timur, dari selatan Rusia di utara sampai Afganistan di selatan, dan dalam lingkup yang lebih luas mencakup benua Eurasia.

Asia Tengah secara historis terkait erat dengan masyarakat nomaden dan Jalan Sutra. Akibatnya, kawasan ini menjadi persimpangan jalan untuk pergerakan orang, barang dan ide antara Eropa, Asia Barat, Selatan Asia dan Asia Timur.

Dalam konteks modern, Asia Tengah terdiri dari lima mantan Soviet Republik; Republik Kazakhstan (populasi 16,0 juta), Kyrgizstan (5,5 juta), Tajikistan (7,3 juta), Turkmenistan (5,1 juta) dan Uzbekistan (27,6 juta) dengan total populasi 61,5 juta pada 2009.

Daerah lainnya sering dimasukkan seperti Republik Mongolia, Afganistan utara dan barat, Pakistan, Timur laut Iran, Jammu dan Kashmir, dan bagian barat Republik Rakyat Cina, termasuk Xinjiang, Tibet, Qinghai, Gansu, barat Sichuan, barat laut Yunnan dan Mongolia Dalam, serta bagian selatan Siberia (Rusia), seperti Tuva juga mungkin termasuk di Asia Tengah.

Lebih dari 80 juta manusia tinggal di Asia Tengah, ±2% dari jumlah populasi Asia. Di antara wilayah Asia, hanya Asia Utara yang lebih sedikit penduduknya. Kepadatan penduduk di Asia Tengah ialah 9 orang per km², sangat kurang dari 80,5 orang per km² di benua Asia. Hampir seluruh kawasan Asia Tengah merupakan negeri Islam pernah hidup tenteram di bawah naungan Khilafah Islam. Tidaklah mengherankan kalau mayoritas penduduk Asia Tengah adalah Muslim.

Kawasan Strategis

Kawasan ini merupakan wilayah yang sangat strategis baik secara demografi, geopolitik maupun ekonomi. Tidak heran kalau kawasan ini menjadi ‘rebutan’ berbagai negara, terutama negara-negara imperialis seperti Rusia dan Amerika Serikat, di samping melibatkan beberapa Negara Eropa, Turki dan Cina.

Kepentingan strategis Rusia sering dikaitkan dengan pilar-pilar yang telah dibangunnya di republik-republik itu pada masa Uni Soviet dulu. Di antara pilar-pilar terpentingnya adalah: perubahan demografi di era Uni Soviet, khususnya di republik Asia Tengah; dimana terjadi migrasi politik penduduk dari Rusia ke kawasan Asia Tengah untuk mengokohkan kekuasaan Rusia di masa itu. Hingga sekarang masalah demografi ini sering dijadikan alasan Rusia untuk mempertahankan pengaruhnya.

Di samping itu, pangkalan Rusia yang tersebar di republik-republik itu dan tidak ditarik sama sekali. Bahkan sebagiannya tetap ada di republik-republik Asia Tengah. Pangkalan-pangkalan itu merupakan pusat pengaruh dan langkah-langkah terdepan bagi Rusia. Wilayah Asia Tengah juga merupakan daerah percobaan nuklir dan rudal yang berlangsung di republik-republik itu, khususnya Kazakhstan, karena wilayahnya yang luas. Terdapat hubungan ekonomi Rusia dengan negara-negara itu seperti jaringan pipa minyak dan gas.

Hancurnya Uni Soviet menjadi kesempatan emas yang tidak akan diabaikan oleh Amerika. Asia Tengah posisinya berdampingan dengan Rusia. Lebih dari itu, kawasan Asia Tengah juga bersentuan secara luas dengan Cina. Kawasan Asia Tengah juga berbatasan dengan daerah-daerah konflik yang berkaitan langsung dengan Amerika Serikat seperti Afganistan, Pakistan dan India.

Kyrgistan, misalnya, memiliki perbatasan dengan Cina yang panjangnya mencapai 585 km. Jika Amerika berhasil meraih keantekan Kyrgistan, maka Amerika akan bisa mengawasi perbatasan Cina. Kyrgistan memiliki urgensitas yang tinggi bagi Amerika dalam aksinya membendung pengaruh Cina di kawasan itu seluruhnya. Pangkalan udara Amerika di Manas merupakan markas utama dalam perang Amerika terhadap kaum Muslim di Afganistan sejak tahun 2001 hingga hari ini. Terdapat lebih dari 1000 personel tentara Amerika di Pangkalan itu. Semua yang berlangsung di Pangkalan Udara Manas diketahui oleh Pemerintah Kyrgistan.

Kepentingan ekonomi juga menjadi hal yang sangat strategis. Beberapa kawasan di Asia Tengah menjadi rebutan karena kekayaan alamnya. Pada Mei 2007 ditandatangani perjanjian Rusia dengan Turkmenistan dan Kazakhstan untuk membangun jaringan pipa baru untuk menjamin kelangsungan suplai gas dari Asia Tengah di bawah kendali perusahaan Rusia, Gazprom. Hal ini untuk memonopoli ekspor sebagian besar gas dari Turkmenistan.

Cina tidak tinggal diam, Presiden Cina Hu Jin Tao telah berkunjung ke Turkmenistan pada April 2006 M. Presiden Cina pada waktu itu berjanji akan membeli 30 miliar meter kubik gas pertahun dari Turkmenistan. Cina juga membangun jaringan pipa gas dari sungai Amudariya di timur Turkmenistan hingga mencapai Cina. Cina (30/8/2009) mengumumkan akan mengembangkan tambang gas di Turkmenistan lewat Petrochina dengan nilai 3 miliar dolar. Total produksi Turkmenistan berupa gas pada tahun 2006 mencapai 62,2 miliar meter kubik pertahun. Angka itu akan dinaikkan sampai mencapai 120 miliar meter kubik pada tahun 2010.

Berkaitan dengan Amerika, sebagian suplai minyak untuk logistik perang di Afganistan datang dari Turkmenistan. Terdapat jaringan pipa gas “Trans Afganistan” yang terbentang dari Turkimenistan ke Afganistan yang mengalirkan 1,1 miliar meter kubik gas pertahun ke sana. Dengan demikian, Turkmenistan dari aspek ini juga menjadi penting bagi Amerika. Tujuannya untuk menguasai seluruh sumur minyak dan gas di Turkmenistan bahkan di seluruh dunia untuk mengontrolnya dan mempertahankan hegemoninya.

Adapun Kazakhstan sangat penting bagi Rusia untuk melakukan percobaan nuklir di sana. Rusia sudah melakukan percobaan nuklir di kawasan Semipalatinsk Kazakhstan sebanyak 500 kali. Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev (29/8/ 2009) menandatangani penutupan area percobaan tersebut. Kazakhstan menandatangani larangan percobaan nuklir pada 24 September 2009 M. Amerika berupaya memperkuat hubungannya dengan Kazakhstan karena pentingnya posisi geostrategis Kazakhstan dan karena kaya akan minyak dan gas.

Di Kazakhstan terkandung minyak yang mencapai 100 miliar barel. Saat ini Kazakhstan memproduksi lebih dari satu juta barel minyak perhari. Kazakhstan tengah menunggu untuk bisa menaikkan produksi minyaknya pada tahun 2015 menjadi 2,5 juta barel perhari. Di Kazakhstan juga terkandung kekayaan gas yang mencapai 150 triliun meter kubik.

Presiden Kazakhstan memberikan keistimewaan kepada perusahaan-perusahaan Amerika untuk menanamkan investasi dalam bidang perminyakan dan gas serta bidang lainnya. Dengan demikian, perusahaan-perushaan Amerika menjadi investor utama dalam industri minyak dan gas di Kazakhstan. Kazakhstan mengizinkan Amerika mengangkut suplai logistiknya melalui wilayah Kazakhstan, juga setuju untuk mendukung pasukan Amerika dan NATO yang memerangi kaum Muslim di Afganistan.

Kazakhstan memiliki perbatasan yang panjang dengan Rusia yang panjangnya mencapai 6846 km. Karena itu, Kazakhtsan penting bagi Amerika dari aspek strategi dan ekonomi. Kazakhstan berafiliasi dalam kerjasama demi perdamaian dengan NATO. Kazakhstan bisa dinilai sebagai sekutu terbesar bagi Amerika Serikat di Asia Tengah.

Di samping itu, Kazakhstan adalah negara yang berbatasan langsung dengan Laut Kaspia. Laut Kaspia sangat kaya akan kekayaan ikan, khususnya ikan Kafiyar, di mana Rusia pertahunnya menghasilkan ikan tersebut yang nilainya mencapai 400 juta dolar.

Laut Kaspia juga mengandung cadangan minyak yang sangat besar mencapai 200 miliar barel dan cadangan gas sebesar 600 triliun meter kubik. Permainan Amerika dan semua negara barat sampai di Laut Kaspia. Laut Kaspia merupakan laut tertutup dan merupakan kawasan strategis dan ekonomis karena kekayaan minyak dan gasnya.

Dari pertarungan yang bergolak di Asia Tengah maka kondisi politik di Asia Tengah bisa diringkas sebagai berikut: Di Krigistan dan Tajikistan, loyalitas terbesar saat ini diberikan kepada Rusia disertai upaya memuaskan Amerika atas kepentingan-kepentingannya. Negara ini tidak ingin memprovokasi Amerika dengan menghadangnya secara langsung. Hal itu sebagai penjagaan terhadap stabilitas kondisi politik di kedua negara itu yang bisa saja menjadi kacau jika Amerika menggerakkan para pengikutnya di kedua negara itu secara kuat, serius dan efektif.

Uzbekistan saat ini sedang condong kepada Amerika seraya tetap memperhatikan sikap plin-plan Karimov. Turkenistan dan Kazakhstan merupakan wilayah persaingan “permainan” politik dan ekonomi bagi Amerika dan Rusia, dan pada batas tertentu bagi Cina dari aspek ekonomi.

Strategi Penjajahan

Rusia berupaya mempertahankan pengaruhnya di Asia Tengah dengan berbagai jalan dan sarana, baik melalui jalan mengikat perjanjian regional seperti Perhimpunan Negara-Negara Merdeka (CIS – Commonwealth of Independent States) yang dulu dibentuk oleh Rusia pasca runtuhnya Uni Soviet; juga Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO – Collective Security Treaty Organization) dan pembentukan kekuatan reaksi cepat.

Rusia juga melakukan perjanjian dan kesepakatan bilateral dengan masing-masing negara, antara lain pendirian pangkalan militer di setiap negara sehingga negara-negara itu tidak terlepas dari tangan Rusia. Rusia pun bekerjasama dengan Cina secara regional dan internasional. Rusia bersama dengan Cina mendirikan organisasi kerjasama Shanghai (SCO – Shanghai Cooperation Organization) dan menyertakan negara-negara Asia Tengah di dalamnya. Demikian pula berbagai perjanjian dan proyek ekonomi. Rusia dalam hal itu menggunakan pilar-pilar lamanya yang telah dibangun pada masa Uni Soviet dulu.

Adapun Amerika menggunakan bujukan bantuan keuangan kepada negara-negara Asia Tengah di samping peringatan kepada negara-negara itu dengan kekuatan para pengikut Amerika di dalam negara-negara itu untuk memicu kekacauan. Artinya, Amerika menggunakan cara “wortel dan tongkat”. Amerika juga beraksi untuk mengecilkan Rusia dalam pandangan negara Asia Tengah dan negara Kaukasus serta Eropa Timur. AS berharap negara-negara di kawasan itu bisa lepas dari cengkraman Rusia.

Joe Biden, Wakil Presiden Amerika Serikat, mengatakan setelah kunjungannya di Georgia dan Ukrania, “Rusia tidak lain hanyalah sekutu kecil bagi Amerika Serikat akibat kerugiannya atas peran strategisnya di masa lalu.” Ia juga mengatakan, “Lemahnya perekonomian Rusia akan mendorong Moskow memberikan konsesi kepada Barat khususnya, melepaskan diri dari dominasinya atas negara-negara bekas Uni Soviet dulu, dan setuju untuk mengurangi kemampuan nuklirnya.” (Wall Street, 26/7/2009). Itu menjelaskan sikap negara-negara Asia Tengah di mana mereka memahami kelemahan Rusia terhadap Amerika sehingga mereka berupaya menyenangkan Amerika bahkan berupaya berjalan ke arah Amerika.

Nasib Umat Menyedihkan

Akan tetapi, yang benar-benar menyakitkan kedua pihak yang bertarung dan bersaing itu, juga para penguasa saat ini di kawasan Asia Tengah itu, semuanya memerangi Islam dan para aktivisnya. Semuanya menghambur-hamburkan kekayaan kaum Muslim di Asia Tengah sehingga membuat kaya musuh-musuh Islam. Pada saat yang sama, masyarakat secara umum di Asia Tengah hidup dalam penderitaan dan kesempitan hidup.

Meskipun kehancuran Uni Soviet yang berkeping-keping hampir meruntuhkan Partai Komunis dan mencerabutnya dari pemerintahan, di republik-republik Asia Tengah para pemimpin partai komunis sebelumnya tetap menjadi penguasa. Mereka dulu menjabat pada masa Uni Soviet dan terus berada di tampuk pemerintahan. Tidak heran kalau meraka melakukan tindakan keji untuk mempertahankan kekuasaan di republik-republik itu agar tetap memerangi Islam dan para aktivisnya hingga pasca lenyapnya Uni Soviet. Mereka khawatir Islam akan menyebar sehingga menyatu berdasarkan asas Islam, memerintahnya dengan Islam dan berperang di jalan Islam.

Sesungguhnya Asia Tengah dengan posisinya yang penting dan kekayaannya yang besar akan kembali kepada kaum Muslim dengan izin Allah ketika Khilafah mereka berdiri melalui tangan para aktivis yang jujur dan mukhlis semata demi Islam. Hal itu tidaklah jauh dari kita, insya Allah. Pada hari itu kaum Mukmin akan bergembira karena pertolongan Allah. [Farid Wadjdi]

One comment

  1. Tujuan AS maupun Rusia dalam perebutan pengaruh di asia tengah adalah tidak lebih dari adu otot untuk menentukan siapa yang lebih kuat diantara mereka sebagai kelanjutan era perang dingin dahulu, dimana persaingan mereka tidak berguna sama sekali selain penderitaan rakyat di wilayah itu. Hal yang menarik adalah dengan masuknya China dalam persaingan perebutan pengaruh, China dalam menanamkan pengaruh di suatu wilayah dilandasi oleh keinginan kuat untuk meningkatkan kemakmuran negrinya melalui perdagangan/kerjasama ekonomi sebagai “jiwa” bangsa itu, dan karena China bukan ras barat yang tamak dan bersifat imperialis ternyata tidak melupakan kemakmuran negri yang dipengaruhinya, sehingga dimana China “menanamkan pengaruh” maka baik langsung/tidak langsung akan pula turut meningkatkan kemakmuran penduduk di wilayah tersebut, hal itu tampaknya sudah merupakan “budaya timur” yang meskipun tidak sempurna tapi masih lebih baik daripada “budaya barat” yang bersifat memeras dan menghisap. Ada satu hal lagi yang cukup menarik tentang ramalan Samuel Huntington yang meramal pada tahun 2010 akan ada sengketa/perang terbatas antara China vs AS, dan menariknya China akan “bersekutu” dengan negara2 islam seperti Arab Saudi, Pakistan dan Iran sedang AS seperti biasa dengan sekutunya Uni Eropa, dari sini terlihat bahwa negri2 Islam tampaknya lebih bisa akrab dengan China daripada dengan negri2 barat, negri2 islam tampaknya lebih “bisa menerima” China dibanding negri2 barat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*