HTI

Hiwar (Al Waie)

Dr. Nazreen Nawaz (Women’s Media Representative Hizb ut-Tahrir Britain): Muktamar Mubalighah di Indonesia Sumber Inspirasi Dakwah di Barat

Pengantar:

Di antara pembicara dari luar negeri yang hadir pada Muktamar Mubaligah Indonesia (MMI) 21 April 2010 lalu di Istora Senayan adalah Dr. Nazreen Nawaz (Representasi Muslimah HT Inggris) dan Maryam Brack (Aktivis HT Australia). Kehadiran keduanya di acara MMI tentu penting sekaligus memberikan warna tersendiri. Keduanya paling tidak mewakili cara pandang Muslimah di Barat dalam melihat secara langsung fenomena yang terjadi di sana dan bagaimana solusinya menurut Islam. Tentu penting untuk mendalami lebih jauh pandangan-pandangan mereka di seputar kebangkrutan dan kebobrokan Kapitalisme yang terjadi di Barat, khususnya terkait dengan dampaknya terhadap nasib kaum perempuan di sana, serta peluang syariah dan Khilafah sebagai alternatif bagi peradaban global berikutnya. Berikut petikan wawancara Redaksi dengan keduanya.

Bagaimana kondisi kaum Muslimah di Eropa dan terutama di Inggris? Apakah mereka mendapatkan hak-haknya untuk menerapkan pedoman agamanya dalam sebuah negara yang disebut demokratis semacam Inggris?

Selama beberapa tahun terakhir, pemerintah Inggris, media dan berbagai politisi telah menyerang hampir seluruh nilai dan hukum syariah. Semuanya ini ditujukan untuk mematahkan peningkatan umat Islam di Inggris yang menolak nilai-nilai sekular, kembali pada agama mereka dan mendukung penegakan Khilafah di Dunia Islam. Semua—hijab, jilbab dan niqab; hukum-hukum perkawinan; menara-menara masjid; pandangan Islam tentang perceraian dan poligami; sistem pemerintahan dan sistem sanksi dalam Islam; dan Khilafah—telah diberi label ekstrem, menindas, biadab dan sebuah ancaman bagi masyarakat Inggris.

Khimar, jilbab dan niqab telah meningkat sebagai obyek serangan di Inggris dan banyak negara Eropa lainnya yang menyebabkan banyak Muslimah dilecehkan di jalanan. Ini juga mencakup hijab-hijab mereka yang dicopot secara paksa, diludahi; ditolak aksesnya dalam pendidikan di sekolah-sekolah tertentu dan universitas-universitas, bahkan dipecat dari pekerjaan.

Karenanya, menjalankan kewajiban-kewajiban individu dalam Islam sebagai Muslimah di Inggris dan beberapa negara Barat menjadi semakin sulit dengan menguatnya rasisme serta prasangka terhadap Islam dan Muslim. Hal ini mencerminkan standar ganda dan kelemahan sistem demokrasi sekular yang tidak mampu mengakomodasi kebutuhan kaum minoritasnya. Di satu sisi mereka mengkhotbah-kan toleransi bagi minoritas dan hak-hak untuk semua, tetapi di sisi lain mereka memperlakukan orang-orang yang tidak meyakini cara pandang sekular sebagai warga negara kelas dua; menguliti hak-hak dasar agama mereka serta membolehkan keyakinan mereka diganggu dan diserang dalam masyarakat. Mereka berbicara tentang kebebasan yang membolehkan laki-laki mengeksploitasi tubuh perempuan untuk keuntungan dan membiarkan perempuan telanjang sebagaimana keinginan mereka, sementara mereka secara simultan melarang hak-hak Muslimah untuk berpakaian berdasarkan keyakinan mereka–sebagaimana di Prancis, Belgia dan Jerman–yang menekan perempuan untuk tidak menggunakan pakaian tertutup dan mengkriminalisasi mereka yang melakukannya. Ini mencerminkan kecacatan intelektual sebuah ideologi yang harus memilih menggunakan tekanan negara dibandingkan dengan kekuatan argumentasi untuk memastikan penerimaan terhadap nilai-nilainya.

Dunia menyadari bahwa masyarakat saat ini semakin memburuk. Hal ini membutuhkan sistem alternatif untuk menggantikan sekularisme. Bisakah Anda menggambarkan bagaimana respon masyarakat di sana (Inggris) terhadap seruan syariah sebagai altenatif?

Sebagai Muslim yang hidup di Barat, kami menjadi saksi pertama dampak korosif nilai-nilai yang dimiliki Barat terhadap masyarakat dan komunitas, mulai dari chaos dan kemiskinan yang telah diciptakan Kapitalisme secara nasional dan internasional hingga pengaruh destruktif yang dimiliki oleh kebebasan Barat terhadap kehidupan individu dan keluarga. Inggris hari ini menderita sebuah epidemi kehancuran keluarga, kriminalitas, alkoholisme, penyalahgunaan obat-obatan, pengabaian terhadap orangtua, depresi, kejahatan terhadap anak dan aborsi. Sehubungan dengan status perempuan, satu dari 20 perempuan telah diperkosa, satu dari empat perempuan menghadapi kekerasan domestik, dua perempuan dibunuh setiap minggu oleh suaminya atau partnernya, lebih dari 50 persen pelecehan seksual di tempat kerja, dan diskriminasi terhadap perempuan masih mewabah dalam kehidupan publik meski sedemikian banyak tagihan kesetaraan. Masalah-masalah ini telah dimunculkan oleh nilai-nilai sekular dan liberal yang mempromosikan agar individu hidup sebagaimana keinginannya, menjalin hubungan apapun sesuai kemauannya, melakukan apapun yang diinginkan dan memperlakukan siapapun seperti yang dimaui tanpa akuntabilitas terhadap apapun selain keinginan dan kemauannya.

Umat Islam yang hidup di Barat telah menyaksikan realitas ini sebagaimana kemunafikan dan pengabaian terhadap keadilan dan kehidupan manusia secara terang-terangan yang telah dipertontonkan negara-negara demokratis kepada dunia melalui kebijakan luar negeri kolonial mereka yang brutal. Karenanya, banyak yang kemudian menolak nilai-nilai sekular dan kembali pada Islam dan syariah sebagai pandangan hidup yang membentuk kehidupan individu dan keluarganya. Selain itu, semakin banyak yang mendukung Khilafah sebagai satu-satunya metode untuk mengatasi menggunungnya masalah yang saat ini dihadapi Dunia Islam. Ketika saya menyampaikan dakwah di Inggris pada pertengahan tahun 1990-an, hanya sedikit sekali yang mengemban dakwah Khilafah ini. Namun, saat ini Alhamdulillah, ribuan orang telah menghadiri pawai, demonstrasi dan konferensi-konferensi Hizb di sini di Inggris. Dengan rahmat Allah, suara-suara dukungan kaum Muslim dari Barat untuk kembalinya Khilafah terus tumbuh menguat setiap hari.

Apa tantangan-tantangan dan kesulitan yang Anda hadapi dalam seruan dakwah tersebut?

Pada tahun-tahun belakangan, pemerintah Inggris telah mengintensifkan upaya untuk memaksa Muslim merangkul nilai-nilai sekular, untuk diam dan menghentikan perlawanan terhadap kebijakan luar negeri Barat serta memadamkan dukungan apapun dari Muslim Inggris bagi pemerintahan Islam di negeri-negeri Muslim. Mereka (pemerintah) telah menggunakan berbagai cara untuk mencoba dan mencapai tujuan ini, termasuk menarik umat Islam dengan dana-dana untuk masjid, sekolah dan proyek-proyek komunitas bila mereka (umat Islam) memberikan dukungan mereka kepada strategi pemerintah. Mereka juga menciptakan ketakutan di komunitas Muslim agar mereka mengkompromikan kewajiban Islam mereka dan menahan diri dari mengemban dakwah Islam dan Khilafah. Mereka juga menggunakan berbagai undang-undang anti teror untuk menangkap dan memenjarakan sejumlah umat Islam pada banyak kesempatan berdasarkan bukti-bukti yang tipis/lemah. Sayang, beberapa Muslim terpengaruh oleh ketakutan untuk diberi label sebagai ekstrimis atau ditangkap serta kehilangan masjid-masjid, sekolah Muslim dan beberapa manfaat yang lain. Benar bahwa beberapa Muslim dan Muslimah telah diserang di jalan. Hal ini telah menyebabkan beberapa orang ragu-ragu dalam menjalankan beberapa bagian dari Islam, atau mengemban dakwah Khilafah, bahkan menghadiri kegiatan dan berdiskusi dengan mereka yang menyerukan syariah. Mengatasi ketakutan ini serta menghancurkan materialisme dan keterikatan terhadap kekayaan dan dunia–sebuah konsep yang sangat kuat pada masyarakat Barat–dan menciptakan sebuah kesadaran terhadap kebutuhan umat berada di atas kepentingan pribadi atau nasional adalah tantangan terbesar yang kami hadapi dalam mengemban dakwah kepada umat Islam di Barat.

Kebohongan yang terus-menerus telah disebarkan oleh pemerintah dan media terhadap umat Islam, syariah dan Khilafah telah menyebabkan beberapa non-Muslim membenci Islam atau takut untuk terlibat dalam diskusi dengan mereka yang menyampaikan dakwah Islam dan Khilafah. Banyak yang sangat khawatir tentang pembentukan sistem Islam murni di Dunia Islam, meyakini bahwa sistem itu akan menjadi negara polisi yang diktatorial yang akan salah memperlakukan kaum perempuannya dan para pemeluk agama lain.

Baru-baru ini (21 April 2010) Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia menyelenggarakan Muktamar Mubalighah. Lebih dari 6000 mubalighah dari 150 kota menghadiri konferensi di Jakarta. Bagaimana pendapat Anda?

Bagi umat Islam yang menyaksikan konferensi tersebut secara on-line dari Inggris ini, ini adalah sesuatu yang luar biasa melihat begitu banyak Muslimah, terutama para mubalighah, mendukung seruan Khilafah. Hal demikian adalah sumber inspirasi bagi mereka yang mengemban dakwah di Barat untuk melihat bagaimana harapan terhadap Khilafah telah bersemi di hati begitu banyak perempuan Indonesia.

Konferensi semacam ini membantu dakwah kami di Barat untuk mampu menunjukkan kepada baik Muslim dan non-Muslim bahwa perempuan Muslim, sebanyak kaum laki-laki, sangat berharap untuk menyaksikan kembalinya pemerintahan yang islami di dunia Muslim. Hal ini sangat penting karena media-media Barat telah mempromosikan gagasan bahwa syariah menindas perempuan dan bahwa mayoritas perempuan di negeri-negeri Muslim menentang tegaknya hukum-hukum Islam. Konferensi yang demikian membantu kita untuk membongkar mitos dan menyajikan kebenaran bahwa perempuan berperan mendukung Khilafah dalam jutaan jumlah mereka. Ini membantu kita untuk menyajikan sistem Islam sebagai sebuah solusi yang sejati dan kredibel terhadap kosongnya penghargaan, banyaknya ketidakadilan serta penderitaan yang dihadapi perempuan di bawah Kapitalisme sekular dan tatanan hidup non-Islami. Konferensi tersebut menekankan pentingnya suara perempuan dalam pengem-banan dakwah. Perempuan adalah jantung keluarga, jantung komunitas dan pendidik bagi generasi masa depan. Keterlibatannya dalam dakwah ini adalah sangat penting.

Apa harapan Anda bagi Muslimah di Indonesia?

Harapan saya untuk saudari kami Muslimah di Indonesia adalah agar mereka tetap teguh dalam dien mereka dan mendukung pekerjaan yang mulia untuk menegakkan hukum-hukum Allah SWT di bumi melalui penegakan Khilafah. Mereka perlu mengetahui bahwa saudara Muslim dan Muslimah mereka di Barat dan bahkan banyak non-Muslim telah menolak pandangan hidup sekular yang korup, telah berpengalaman dalam penderitaan dan bencana yang diakibatkan pandangan tersebut atas kehidupan mereka dan atas manusia secara global. Mereka berbondong-bondong kembali pada Islam. Saat ini, begitu banyak saudara Anda Muslim dan Muslimah di Barat yang berdiri di sisi Anda dalam kerja menegakkan Khilafah.

Saya berdoa agar Allah SWT menjaga Anda untuk tetap teguh dalam dakwah dan tidak pernah lelah ataupun lemah dalam menyelesaikan pekerjaan Anda untuk menegakkan Khilafah. Semoga kenyamanan sesaat, kesulitan dan kepentingan dalam kehidupan ini tidak pernah menjadi perhatian utama Anda yang akan menghambat Anda dari imbalan besar yang menanti mereka di surga bagi yang terlibat dalam dakwah ini dengan upaya maksimal. Insya Allah kami berharap bisa mendengarkan kabar baik tegaknya perisai kita dan pelindung kita, Khilafah, segera. Amin. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*