Bagaimana kondisi kaum Muslimah di Australia?
Situasi Muslimah yang tinggal di Australia yang menjalankan Islamnya sangat sulit. Muslimah yang berpegang pada Islam dan menjalankan keyakinan Islamnya secara terbuka menjadi target dan serangan oleh berbagai sektor dari masyarakat. Serangan itu ditujukan langsung pada peran perempuan dalam Islam, cara berpakaian dan karakter mereka. Saudara kita menghadapi banyak sekali diskriminasi dan penindasan saat tinggal di Australia. Diskriminasi dan penindasan ini dapat disaksikan di media dengan propaganda anti Islam yang kuat yang tersebar luas terkait perempuan atau oleh para politisi yang menyerang Islam untuk menciptakan opini publik di masyarakat tentang perempuan dan Islam. Sebagai contoh, Jurnalis Virginia Hausseger menulis di Canberra Times “Saya membenci burka dan niqab. Saya membenci apa yang dilakukannya (burka dan niqab) pada perempuan. Saya sangat terkejut bahwa perempuan dipisahkan dari dunia dengan cara ini. Saya marah karena beberapa perempuan terus memakainya. Tapi kemudian di sepanjang sejarah, perempuan lemah yang takut akan modernitas selalu terlibat dalam penindasan diri mereka sendiri.”
Politisi Shadow Parliamentary, Senator Cory Bernardi, menyerukan larangan burka dalam kapasitasnya sebagai simbol penindasan perempuan dan kebudayaan Islam serta saat ini sebagai sebuah penyamaran untuk bandit (‘symbol of female repression and Islamic culture’, as well as now a ‘disguise for bandits’). Ia mengatakan bahwa hal itu melawan budaya dan nilai-nilai sekular Australia. Akibatnya, saudari kita mengalami kesulitan untuk secara damai dan terhormat menunaikan ibadah mereka di Australia, sebuah masyarakat yang demokratis.
Bisakah Anda menggambarkan bagaimana respon masyarakat di sana (Australia) terhadap seruan syariah sebagai alternatif?
Seruan untuk syariah sebagai sistem alternatif sedang tumbuh di tengah umat Islam di sini. Komunitas Muslim di negara sekular Australia relatif kecil. Muslim yang tinggal di Australia dan kehadiran komunitas mereka yang nyata dalam mengembangkan pusat-pusat Islam, masjid-masjid, sekolah-sekolah dan berbagai pelayanan adalah indikasi dari komitmen dan kecintaan yang dimiliki Muslim terhadap Islam. Selanjutnya kaum Muslim, yang terpapar korupnya sekularisme dan liberalisme setiap hari, menolak nilai-nilai ini hingga pemerintah saat ini memaksa Muslim untuk berintegrasi dengan masyarakat. Karenanya, seruan untuk Islam sebagai ideologi dan sistem alternatif sedang tumbuh dengan antusiasme terutama pada kalangan generasi muda—mereka yang telah menyaksikan korupsi dan kegagalan nilai-nilai sekular dan penerapannya–dan bekerja untuk menciptakan kesadaran yang lebih luas terhadap seruan komprehensif Islam sebagai sebuah ideologi dan sistem.
Apa tantangan-tantangan dan kesulitan yang Anda hadapi dalam seruan dakwah tersebut?
Kampanye ketakutan melawan Islam dan umat Islam yang diciptakan pemerintah dan media Barat telah memberikan dampak negatif pada komunitas Muslim dan sebagai akibatnya menciptakan tantangan untuk pengemban dakwah yang mencoba mendiskusikan ide-ide dan isu-isu tentang politik dan Islam. Sebagai hasilnya, umat Islam merasa takut untuk menghadapi isu-isu politik yang biasa dibahas di berita dan lebih memilih untuk fokus pada hal-hal yang sifatnya individual dan keruhanian saja. Perbincangan tentang terorisme, ekstremisme dan moderasi menciptakan ketakutan pada sebagian umat Islam yang membuat mereka tunduk pada agenda pemerintah Barat dengan cara tidak membicarakan isu-isu politik ini karena merasa terintimidasi.
Tantangan lainnya di Australia adalah sikap apatis, yakni diamnya sebagian umat Islam. Berkembangnya toleransi tanpa menyuarakan sikap atas tindakan yang menjadikan umat Islam sebagai korban dalam media dan masyarakat merupakan trend mengkhawatirkan yang hanya akan melemahkan kondisi umat Islam yang hidup di Barat.
Bagaimana pendapat Anda tentang Muktamar Mubalighah yang diselenggarakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia baru-baru ini?
Alhamdulilah, saya benar-benar terkesan dan terinspirasi oleh Muktamar Mubalighah Indonesia. Pesan-pesan yang disampaikan pada hari itu sangat vital dan diterima dengan baik oleh para hadirin yang terhormat. Kehormatan besar bagi saya untuk berpartisipasi dan menghadirinya untuk menunjukkan kepada dunia apa yang mampu dicapai oleh saudara-saudara kami dari Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia.
Apa harapan Anda bagi Muslimah di Indonesia?
Saya berharap semoga dengan izin Allah, upaya perjuangan dan pengorbanan saudara-saudara kami untuk menyerukan syariah di Indonesia diterima oleh masyarakat, dan mubalighah yang hadir dalam Muktamar Muballighah Indonesia mengadopsi seruan penegakan Khilafah dan bekerja bersama Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia untuk mewujudkan isu vital ini bagi umat.[]